Honest to me

90 1 0
                                    


     "Andre, aku rasa kau harus lebih banyak makanan bergizi dan berhenti minum-minum. Aku sudah memberikanmu program diet khusus dan suplemen tambahan. Selama sebulan aku akan memastikan keadaanmu apakah masih bisa menerima makanan atau tidak. Cobalah melakukan aktivitas di luar secara rutin. Dan jangan makan terlambat,"jelas Carren sambil melihat catatan yang dipegangnya. "Kau bisa pulang besok dan semoga cepat sembuh," kata Carren sambil tersenyum. Dia berjalan menuju pintu untuk keluar, lalu berhenti saat aku berkata "Berapa biaya yang harus tanggung, Carren." Aku bisa melihat dari kejauhan di balik wajahnya dia tersenyum kecil dan menghadap padaku

     "Tidak perlu, Andre. Ini gratis, kok. Kau tidak perlu khawatir."

     "Benarkah ? Kau tidak usah seperti ini, Carren. Aku tidak perlu repot-repot." 

     "Sebenarnya, tidak gratis. Temanmu sudah membayar semuanya. Tenang saja, aku juga membantumu. Katakan padaku saat keadaanmu memburuk, oke," 

     Aku berterima kasih padanya, lalu Carren meninggalkan ruangan. Dan Santi dan Trish masuk ke kamar, Santi berjalan menuju tempat tidurku "Bagaimana keadaan, Ayah?"tanya Santi "Aku baik-baik saja, Nak. Kau tidak perlu khawatir. Besok Ayah sudah bisa pulang,"jawabku dengan lembut. Santi matanya langsung membesar bahagia mendengar berita itu, lalu memegang erat tanganku "Ayah, maaf atas kelakuanku yang bodoh. Aku seharusnya tidak kabur dari rumah dan berkata ingin Ayah pergi dari hidupku,"kata Santi meminta maaf. "Tidak apa-apa, Ayah juga minta maaf telah menyakitimu, kau putri kecilku seharusnya aku menjadi sosok yang baik dan Ayah janji tidak akan meninggalkan mu," jelasku. Aku memegang pipi putriku yang lembut dan kami berdua berpelukan, lalu Santi dengan senyuman kecilnya berkata "Jadi kita akan tinggal bersama Trish kan, Yah?" tanya Santi dengan nada semangatnya. Kata-kata itu membuatku dan Trish terkejut dan bingung, Trish berbalik ke pandanganku "Santi, nak. Kau tidak usah memikirkanku. Kau akan bersama Ayahmu yang kau selalu inginkan,"jelas Trish sambil memegang pundak Santi. Santi melepaskan pelukan ku dan berbalik ke arah Trish di depannya "Apa? Kenapa? Apa Trish tidak suka Ayah?" dia bertanya-tanya khawatir.

     Trish membungkuk padanya "Tidak-tidak, kok. Ayahmu itu baik. Hanya saja, kita hanya ingin yang terbaik untukmu," jelas Trish.

     "Tapi, Trish kan kesepian di rumah. Ayah! Apa kita tidak tinggal denganya? Aku tidak mau Trish sendirian di rumah," kata Santi menghadap padaku dan membelas.

     Hah... Ini pertama kali Santi nyaman dengan orang lain. Biasanya dia lebih bersama ku dan Tiana serta malu dengan seseorang. Aku seharusnya menjauhinya dengan orang-orang sekitar. "Santi, Trish tidak kesepian. Ada Dalia dan Reno di rumahnya. Dan dia masih sibuk dengan sekolahnya. Oh, lihat! Sudah jam 9, bagaimana kau tidur sekarang?" teriakku menunjuk pada jam di tembok.

     "Ayah, jangan mengubah topik!" 

     "Santi.....Seorang anak kecil seperti mu seharusnya tidur. Ingat kata Ibu!"

     "Oooo.....oke, aku akan gosok gigi,"gerutu Santi berjalan ke kamar mandi di depan tempat tidurku. 

     Setelah itu, Trish langsung duduk di kursi di sebelahku. Dia tidak berkata tentang apa yang kami bicarakan tadi, Dia hanya berbasa-basi dan menganggap kejadian itu tidak ada. Walaupun aku menyembuyikan penyakit ini. Aku tidak terlalu percaya orang lain seperti kata Carren, tapi dia baru saja menjaga putriku dalam 3 hari dan sampai Santi mengenalnya dengan baik, aku rasa bisa mempercayainya. Juga aku berhutang dengannya karena telah membayar biaya pengobatanku, tapi Trish sepertimya menyembunyikan sesuatu dariku.

     "Andre, tentang apa yang aku katakan padamu. Aku tidak benar-benar bermaksud begitu. Ini karena Aku memiliki.... Well, aku-"

    "Sociopath, kan?" tanya ku. Mata Trish membesar dan melotot padaku. "I-Iya.... Kau sudah tahu?"tanya Trish sambil menunduk seperti dia 'ketahuan'. "Bagaimana tidak? Sociopath  menolak interaksi dengan seseorang jika itu perlu. Kau punya rumah besar, tapi kenapa kau belum punya pacar? Dalia dan anaknya tinggal bersamamu, namun tidak ada tanda-tanda kau berhubungan dengan Dalia."

     "Tapi kau mengijinkannya mereka tinggal bersamamu. Sociopath mempunyai hati nurani terutama empati walaupun lemah. Dan seseorang dengan gangguan ini dapat membedakan mana yang benar dan buruk, tapi mereka mengabaikannya. Sama seperti kau yang tidak memberitahukan ku bahwa kau bersama putriku, kau bisa saja meyakinkan Santi menanyakan nomor HP-ku dan mengembalikan dia padaku, tapi kau membiarkannya sampai kau secara kebetulan bertemu ku dan kau malah tersenyum padaku waktu itu di taman, serasa kau tidak bersalah menculik putriku."

     Trish dengan bengong mendengar penjelasanku . Kebanyakan orang berpikir aku hanya mengada-ngada dan 'sok tahu', tapi Trish hanya kaget dengan tiba-tiba. Aku pun tertawa padanya, karena dia membuka mulutnya saat mendengarkanku, bahkan wajahnya terlihat konyol. "Wow, itu benar semua. Bagaimana kau bisa menebak seperti itu? Itu menakjubkan. Aku terkejut sekali, aku menipu banyak orang dengan berpura-pura extrovert dan peduli setiap saat karena aku seorang Kepsek. Benar kata temanmu, kau memang dokter yang handal," kesan Trish terlihat kagum dengan kemampuanku. "Trish, itu hal biasa. Aku tidak sering melakukannya, hanya saja kau menarik perhatianku, jadi aku mengamatimu dari perilaku, kecerdasan, kebiasaan, dan semacam itulah. Don't judge me," kataku dengan malu. Dia mengerti dan menggangup.

     "Ada lagi yang ingin kau ucapkan?" tanya ku

     "Ada satu hal lagi, tentang aku tidak memiliki pacar. Aku tidak suka berhubungan  sebenarnya. Dan Dalia sudah memiliki seseorang sepertinya."

    "Sungguh? Jadi kau itu-"

     "Apa! Trish kenapa, Yah?" tanya Santi tiba-tiba sampai aku dan Trish kaget setengah mati. Santi juga punya kebiasaan, suka mendengar percakapan orang lain secara tiba-tiba. "Ti-tidak kenapa-napa. Ya, Tuhan Santi, bisakah kau tidak ikutan percakapan orang dewasa?" tanyaku marah padanya. Santi hanya tersenyum lebar, tidak bersalah dan tidak peduli dengan nasehatku. "Maaf, Ayah. Habis kalian mengobrol dengan asyik. Iya...iya aku tidur, Yah," kata Santi saat aku memberinya tatapan tajam dan alisku turun. 

                                          ......................

     Malam sebelum aku bisa keluar dari RS ini. Aku berbaring di tempat tidurku terbangun, ternyata masih malam juga. Aku mengecek sekarang pukul 01.30. Aku melihat putri kecilku tertidur dengan nyaman di sofa. Aku berjanji pada Tiana untuk menjaga putri kami, kejadian ini memberikan kesempatan kedua untuk mencoba membesarkannya. Hanya saja ada suatu hal yang belum kulakukan. 

     Trish masuk ke kamar dan melihat diriku yang bangun. Dia memegang  minuman kaleng dari vending Machine dari luar. Dia agak terkejut melihatku bangun "Oh! apa aku membangunkan mu?"tanya dia. Aku bangun dari tempat tidurku, lalu mengambil minuman dari tangannya. "Yang seharusnya bertanya adalah aku, kenapa kau masih bangun?" tanyaku sambil minum soda yang dia pegang.

     "Hey! Kau masih sakit, kau tidak seharusnya meminumnya. Berikan padaku!" perintah dia sambil mengambil minuman yang kupegang dengan kasar. Dia langsung duduk di sebelah Santi yang sedang tidur. "Aku tidak bisa tidur. Jadi aku keluar membeli minuman. Tadi Dalia menelpon menanyakan keadaanmu, tapi aku bilang kau baik-baik saja. Dia akan mengantarkanmu pulang ke apartemenmu besok," kata Trish.' Oh .... Masalah ini belum terselesaikan,' di benakku. Kupikir dia sudah mengerti masalahnya selanjutnya besok ternyata belum kami selesaikan. Aku berjalan ke tempat tidurku dan duduk menghadap Trish memulai pembicaraan.

     "Trish, kau pria yang baik. Kau sudah buktikan kau mampu menjaga seorang anak dan kau bukan sembarang orang. Mungkin aku sedang bermasalah dengan keuanganku dan aku bersyukur kau bisa membantu. Ini agak aneh, tapi kau boleh bersamaku dengan Santi. Tapi kita masih tetap tinggal di Apartemen sampai masa sewa kontrak kami habis, " jelasku. Santi masih bersekolah dekat apartemen dan jarak rumah Trish dengan sekolahnya sangat jauh, bagaimana tidak? Rumahnya harus melalui beberapa stasiun dengan kereta.

"Baiklah, aku terima syaratmu," kata Trish.

  

   


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

New FamillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang