7 bulan sudah berlalu, semenjak kepergian kakek Do. Kini Kyungsoo sudah kembali bekerja di Rumah Sakit milik keluarga. Chilyo Hospital (nama Rumah Sakit murni hanya karangan penulis, Chilyo sendiri dalam bahasa Korea artinya penyembuhan). Rumah Sakit bertaraf Internasional terbesar di Seoul.
Semenjak kepergian kakek Do, kini appa kyungsoo menjabat sebagai Direktur sekaligus Dokter spesialis bedah thorax.
Eomma Kyungsoo, Do Min Ah sendiri juga bekerja di Rumah sakit tersebut, sebagai dokter kandungan.
Kyungsoo adalah salah satu dokter muda di rumah sakit tersebut, namun diantara beberapa dokter muda atau bahkan dokter senior yang bekerja disana, keahlian kyungsoo tak bisa disamakan, ia adalah dokter muda dengan kepintaran dan keahlian menganalisa yang sangat hebat.
Meski nyatanya ia adalah putri dari pemilik Rumah Sakit, namun ia tak ingin memanfaatkan untuk mendapat jabatan tinggi, ia memilih tetap menjadi dokter spesialis kanker, sesuai dengan keahlian dan bakatnya, selain itu, kyungsoo juga mencintai pekerjaannya.
.
.
.
Hari-hari Kyungsoo lalui dengan menyibukkan diri, ada beberapa pikiran yang ingin kyungsoo abaikan, salah satu caranya adalah dengan menyibukkan diri, bisa dibilang ia kini menjadi workaholic. Hal itupun tak luput dari pengamatan Do Woobin. Sejak 7 bulan lalu, Do Woobin yakin bahwa Kyungsoo sedang menyembunyikan seauatu dari mereka.Seringkali Woobin melihat Kyungsoo seperti sedang menyusun rencana dengan seseorang, jika ia tidak ada jadwal praktik di Rumah Sakit, Kyungsoo lebih sering keluar dan mengatakan ingin menemui temannya. Woobin tau anaknya berbohong, karna nyatanya Woobin tau betul siapa saja teman Kyungsoo, mulai dari kecil, JHS, SHS, bahkan teman Kyungsoo kulian di Canada pun Woobin tau. Dan tak ada satupun dari mereka yang ditemui Kyungsoo.
Berulangkali Woobin menyuruh beberapa orang kepercayaannya untuk mengikuti kyungsoo, ia hanya khawatir pada putrinya yang sifatnya tiba-tiba berubah. Namun berulangkali orang kepercayaannya mencari tahu, berulangkali pula kyungsoo lolos dari pengamatan mereka, entah karena kyungsoo yang tahu ia di ikuti / karna memang anak buah Woobin yang tidak becus.
Hingga pada puncaknya, kyungsoo sendiri yang datang menemuinya, memohon untuk tidak menyuruh orang mengikutinya. Dan tepat saat itu pula alasan perubahan sikap kyungsoo tanpa sengaja terkuak.
Flashback on.
Kyungsoo berdiri di depan pintu kayu berwarna putih, bertuliskan Ruang Direktur. Dengan tarikan nafas panjang, ia meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja. Dengan perlahan ia mengetuk pintu kayu tersebut. Sebelumnya ia sudah menelfon appanya, meminta untuk bertemu dan memastikan bahwa appanya berada di ruangannya.
Tok.. Tok.. Tok..
"Masuk"
Setelah mendengar persetujuan dari dalam, ia pun bergegas membuka pintu dan memasuki ruangan appanya.
"Eoh, princess appa, ada apa chagi, sepertinya penting sekali sehingga tak sabar menunggu untuk mengobrol di rumah"
"Apa appa lupa..? Bahkan kita jarang bisa bertemu di rumah karena jadwal praktik yang berbeda"
"Aaahh,, kau benar princess, appa jadi rindu kita bisa sarapan, dan makan malam bersama dirumah, nonton tv , dan bercanda bersama" jawab Appanya.
"Appa,,!!" jawab kyungsoo setengah merajuk namun terkesan imut.
"Wae chagi, princess appa kenapa merajuk begini eoh,,??" tanya appanya sambil berjalan menghampiri Kyungsoo yang duduk di sofa yang tersedia di pojok ruangan.
"Appa, sooie sudah dewasa, sudah 29 tahun, tolong jangan memanggil sooie dengan sebutan princess, sungguh sooie malu appa."
"Appalagi, ini di rumah sakit, bagaimana jika ada yang mendengar, iishhh" imbuh kyungsoo sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess
Random"Ditengah rumitnya masalahku, kau datang dan memberiku kekuatan, gomawo, saranghae" - Do Kyungsoo "Aku akan membantumu, disampingmu, dan akan selalu ada untukmu" - Park Chanyeol.