"Hari ini, tepat dua bulan aku menjalani hubungan ini dengannya. Dia adalah gadis unik yang mampu membuatku cepat sekali sayang kepadanya. Aku menyesal dulu tidak pernah membuka hatiku untuknya dan lebih memilih menjauhinya. Ku akui, dia berbeda dari gadis yang lain. Dia mampu membuatku jatuh cinta kepadanya dengan caranya sendiri. Dialah, Kim Jennie. Dan aku mencintainya."
Jisoo meletakkan pulpennya di meja seraya menutup buku catatan kecilnya setelah menuliskan perasaannya di buku catatan kecil tersebut. Senyum terukir di wajahnya ketika dia melihat Jennie yang masih tertidur lelap di ranjang. Jisoo berdiri dari kursinya dan membuka langkahnya mendekati Jennie. Dia membungkukkan badannya dan mengecup kening Jennie.
Jennie menggeliat pelan saat merasakan kecupan di keningnya. Matanya perlahan terbuka dan senyumnya mengembang ketika melihat siapa yang mengecup keningnya. Wajah Jisoo begitu dekat dengannya hingga dia bisa merasakan nafas Jisoo di wajahnya. Jennie menahan tengkuk Jisoo yang hendak berdiri kemudian melayangkan sebuah ciuman pada bibir Jisoo. Jisoo membalas saat Jennie mengubah ciumannya menjadi lumatan kecil.
Jennie melepaskan lumatannya setelah puas. Dia kembali tersenyum pada Jisoo yang dibalas oleh Jisoo. Lalu, Jisoo pun berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membasuh dirinya. Jennie dan Jisoo tinggal di satu apartemen yang dibeli oleh Jennie sebagai hadiah jadian mereka. Jennie beranjak dari ranjang dan membuka langkahnya menuju dapur dan mulai memasak.
Bau harum dari masakan Jennie langsung menusuk ke dalam indera penciuman Jisoo saat dia keluar dari kamar mandi. Kemampuan memasak Jennie diturunkan dari ayahnya. Setelah memakai baju kantornya, Jisoo pun membuka langkahnya menuju dapur. Dia kembali tersenyum saat melihat Jennie yang begitu serius saat memasak. Diam-diam, dia mendekati Jennie dan melingkarkan kedua tangannya di perut Jennie.
Merasakan sebuah pelukan di perutnya, Jennie setengah berbalik menatap wajah Jisoo yang sedang tersenyum padanya.
"Kau sudah lapar ya?" Jisoo hanya mengangguk tanpa melunturkan senyumannya.
"Masakanmu harum sekali, sayang." Ucap Jisoo.
Jennie terkekeh pelan, lalu melanjutkan kembali kegiatan memasaknya. Tidak mau mengganggu Jennie, Jisoo pun melepaskan pelukannya dan berjalan ke arah meja makan. Tak lama kemudian, masakan Jennie telah jadi dan siap untuk dihidangkan.
Wajah Jisoo berbinar saat melihat Jennie menghidangkan masakannya di meja. Tanpa basa-basi, Jisoo pun segera mengambil piring dan memasukkan nasi ke dalam piring secukupnya, lalu memasukkan lauk masakan Jennie ke dalam piringnya.
"Uhmm...." Gumamnya saat masakan Jennie menyentuh lidahnya.
"Enak?" Tanya Jennie, menatap Jisoo yang makan dengan lahap.
Jisoo mengangguk, "Ini enak sekali. Kau memang jago dalam hal ini."
Jennie tersenyum, lalu beranjak ke kamar mandi meninggalkan Jisoo yang begitu menikmati makanannya.
Lima belas menit kemudian, Jennie keluar dari kamar mandi dan memakai pakaian kantornya. Lalu, dia membuka langkahnya pada Jisoo yang baru saja selesai mencuci piring bekas makannya. Dia menggandeng tangan Jisoo dan bergelayut manja pada kekasihnya itu. Jisoo menatap kekasihnya yang bergelayut manja padanya.
"Kau tidak sarapan dulu?" Jennie menatap Jisoo dengan mata kucing imutnya, dan menggeleng, "Aku tidak mau makan kalau kau tidak menyuapiku."
Jisoo tertawa pelan, kemudian mengusap puncak kepala Jennie dengan tangan kirinya. Dia pun membawa Jennie ke arah meja makan. Setelah Jennie duduk di meja, Jisoo mulai mengambil piring dan menyendokkan nasi secukupnya ke piring Jennie, lalu memasukkan lauk masakan Jennie.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unwritten Feelings(Completed)
FanficSemenjak Jisoo dan Jennie jadian, Jisoo menuangkan segala perasaannya pada sebuah buku catatan kecil. Namun, sebuah cobaan datang menghampiri hubungan mereka berdua. Lantas, mampukah mereka menyelesaikan masalah mereka? Sequel dari Fallen into You.