Jennie, Lisa serta Jisoo baru saja sampai di apartemen. Lisa tampak begitu bahagia saat sampai di apartemen kakaknya. Jisoo dan Jennie tersenyum saat melihat tingkah Lisa yang layaknya anak-anak itu. Mereka berdua senang karena apartemen mereka bertambah penghuninya.
"Lisa, mandi dulu." Ucap Jisoo memerintah Lisa.
Lisa berjalan menghampiri Jisoo dan melemparkan senyumannya, "Baiklah, baik. Aku akan mandi dulu. Kemudian berkeliling melihat-lihat apartemen ini."
Jisoo mengangguk dan membalas senyuman Lisa. Setelah itu, Jisoo kembali membereskan baju-baju Lisa dan ibu Jennie ke dalam lemari. Ya, mereka sedang berada di kamar yang akan ditempati oleh Lisa serta ibunya. Jennie berjalan menghampiri ranjang di kamar tersebut dan duduk disana. Jennie tersenyum saat melihat Jisoo yang dengan telaten menyusun baju Lisa dan baju ibunya ke dalam lemari.
"Aku senang kau setuju kalau Lisa dan Eommaku tinggal disini." Ucap Jennie.
Jisoo menghentikan kegiatannya dan menatap Jennie, "Ya, setelah aku pikir-pikir, bagus juga kan apartemen luas milik kita bertambah penghuninya."
Jennie terkekeh pelan, "Bukan karena kau mau mengambil hati Eommaku kan?"
Jisoo memutar malas bola matanya, "Kalau dengan itu bisa mengambil hati Eommamu, dari dulu sudah kulakukan."
Jennie menghentikan kekehannya, kemudian beranjak dari ranjang dan menghampiri Jisoo, "Tidak apa-apa. Setidaknya, kau sudah mencoba."
Jisoo tersenyum tipis, kemudian kembali menyusun baju-baju ke dalam lemari. Jisoo kembali menghentikan kegiatannya ketika merasakan bahwa Jennie memeluknya dari belakang. Jisoo tersenyum dan langsung memegang tangan Jennie yang melingkar di pinggangnya.
"Aku senang, akhirnya bisa tinggal bersama Lisa lagi." Ucap Jennie.
"Aku juga senang akhirnya kau membawa Lisa kemari." Balas Jisoo.
Jennie mengeratkan pelukannya pada Jisoo. Jisoo tersenyum, dan membalikkan badannya untuk membalas pelukan Jennie.
"Kau kenapa? Kok tiba-tiba manja gini?" Tanya Jisoo sembari mengusap rambut Jennie.
Jennie menggeleng, "Tidak apa-apa, aku hanya ingin memelukmu saja."
Jisoo mendaratkan ciumannya ke puncak kepala Jennie. Jisoo senang saat Jennie bermanja-manja padanya. Tapi, setelah merasakan pelukan Jennie yang semakin erat ini, ada pertanyaan yang hadir di benak Jisoo.
Kenapa Jennie memeluknya seerat ini?
"Katakan padaku sesuatu, Jennie." Jisoo menghentikan ciumannya, "Kau terlihat aneh hari ini."
Jennie melepaskan pelukannya dan menatap Jisoo dengan mata yang berkaca-kaca. Jisoo mengerutkan keningnya dan menangkupkan sepasang tangannya pada pipi Jennie, "Hey, ada apa? Kenapa matamu berkaca-kaca?"
"Kau tidak akan meninggalkanku gara-gara kejadian di rumah sakit tadi kan?" Tanya Jennie terdengar lirih.
Jisoo tersenyum, "Kenapa kau bisa berpikiran seperti itu?"
"Aku--hanya takut kau akan meninggalkanku karena perlakuan Appaku padamu." Jawab Jennie.
Jisoo menggeleng, "Kau tenang saja ya? Aku mengerti dengan perlakuan Appamu."
Jisoo kembali menarik Jennie ke dalam pelukannya. Dia memeluk erat Jennie. Jujur, dia merasa sakit hati saat ayah Jennie menamparnya dengan sangat keras di rumah sakit tadi. Tapi, dia mencintai Jennie. Dia tidak akan meninggalkan Jennie hanya karena masalah itu.
Jennie menatap Jisoo yang memeluknya, "Janji kau tak akan meninggalkanku?"
Jisoo mengangguk, "Iya, Jennie. Aku akan selalu berada disisimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwritten Feelings(Completed)
FanficSemenjak Jisoo dan Jennie jadian, Jisoo menuangkan segala perasaannya pada sebuah buku catatan kecil. Namun, sebuah cobaan datang menghampiri hubungan mereka berdua. Lantas, mampukah mereka menyelesaikan masalah mereka? Sequel dari Fallen into You.