-02-

2.1K 283 3
                                    

"Jisoo-ya, ini ada dokumen yang harus kau tanda tangani." Jisoo yang baru sampai di kantornya menatap Wendy dan mengambil dokumen tersebut dari tangan Wendy.

Jisoo menghentikan langkahnya sejenak dan membuka dokumen tersebut lalu mulai membacanya. Jisoo tersenyum saat selesai membaca dokumen tersebut. Perusahaannya kembali mendapatkan kerja sama yang menguntungkan.

"Tadi Jinyoung Oppa telpon." Jisoo melunturkan senyumannya dan kembali menatap Wendy.

"Dia bilang apa?" Tanya Jisoo.

Wendy menghela nafasnya sejenak, "Dia akan berangkat kembali ke Paris pagi ini."

"Paris? Pagi ini?" Jisoo menyerahkan kembali dokumen tersebut pada Wendy dan berlari keluar dari gedung kantornya.

***

Sementara itu....

Jinyoung baru saja menghempaskan dirinya di kursi pesawat. Setelah hubungannya dengan Jisoo kandas, dia memutuskan untuk kembali ke Paris dan melanjutkan bisnisnya di sana. Perusahaannya disini dia serahkan pada sang adik. Dia menatap pemandangan dari balik kaca pesawat yang hendak membawanya kembali ke Paris. Dia juga ingin sepenuhnya melupakan Jisoo dan menjalani kehidupan barunya disana.

"Selamat tinggal Bucheon. Selamat tinggal, Jisoo. Aku akan merindukanmu." Batin Jinyoung.

Jinyoung tersenyum tipis, kemudian mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan mencolokkan headset. Lalu, dia membuka sebuah lagu dan mendengarkan lagu tersebut.

(Anggap aja ini lagu yang sedang didengerin sama Jinyoung.)

Jinyoung memejamkan matanya menikmati lagu tersebut. Lagu yang seolah mengingatkannya kembali pada kisah cintanya dengan Jisoo. Namun kini, kisah cinta tersebut telah sirna dengan Jisoo yang lebih memilih Jennie daripada dirinya.

Tak berapa lama kemudian, pesawat pun terbang meninggalkan langit Korea, membawa sejuta kenangan bersamanya.

***

Jisoo keluar dari mobilnya setelah memarkirkan mobilnya. Dia langsung berlari ke dalam bandara berharap bisa bertemu dengan Jinyoung dan mengucapkan salam perpisahan padanya. Tapi, mata Jisoo tidak menangkap sosok Jinyoung. Dia merogoh saku celana kantornya dan meraih ponselnya untuk menelpon Jinyoung. Jisoo berdecak ketika ponsel Jinyoung tidak bisa dihubungi. Tak berhenti sampai situ, Jisoo mengirimkan pesan pendek untuk Jinyoung. Setelah itu, dia tersenyum tipis dan berjalan pelan meninggalkan bandara.

Langkah Jisoo berhenti tepat di samping mobilnya yang terpakir. Dia menyandarkan sejenak tubuhnya di mobilnya. Pikirannya sekarang merasa kacau. Entah kenapa, dia tidak siap jika Jinyoung harus kembali ke Paris setelah dua bulan hubungan mereka kandas. Sama seperti Jennie, hatinya belum sepenuhnya melepas Jinyoung.

"Mianhae, Jinyoung Oppa. Aku terlambat untuk mengantar kepergianmu kembali ke Paris." Batin Jisoo.

Jisoo pun membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalam. Dia menghidupkan kembali mobilnya dan menjalankan mobilnya tersebut ke kantornya.

***

"Jadi, sekian presentasi produk dari perusahaan kami nona Jennie." Jennie menghela nafasnya dan menatap dokumen yang ada di hadapannya.

Unwritten Feelings(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang