[6]. Botol Ajaib

309 38 1
                                    

Assalamualaikum sahabat watty🙂
Maaf nih,author baru bisa update,,hehe,,,dari kemarin sibuk mulu,,,maklum banyak tamunya,,ooh iyaa,,,bagi umat islam author mengucapkan

Taqaballahumunna waminkum
Minal Aidzin Walfaidzin
Mohon Maaf Lahir Dan Batin

Happy Eid Mubarrak🙏

Belum telat kan yaa??,,,gak papa laahh hehehe,,,okee okeee untuk mengefisienkan waktu,,,kita lanjut ajahh🙂

💗Happy reading💗

Tidak henti hentinya, tidak kapok kapoknya baginda raja, sultan harun al rasyid selalu memanggil abu nawas untuk dijebak dengan berbagai pertanyaan dan berbagai tugas yang aneh bin ajaib. Hari ini juga abu nawas dipanggil ke istana untuk menghadap sang raja.

Setelah disana,baginda raja sultan harun al rasyid menyambut abu nawas dengan senyuman, didalam hati abu nawas membatin "rencana apalagi yang akan sultan harun al rasyid lakukan padaku?"

Tanpa basa basi abu nawas pun berkata.

"maaf baginda, apakah saya dipanggil baginda untuk datang ke istana? Jika iya, ada perihal apa sehingga mengharuskan hamba datang ke istana baginda?" tanya abu nawas takdim.

"oh ya maaf panggilanku membuat kamu bingung wahai abu nawas,sebenarnya akhir akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin." kata baginda memulai pembicaraan.

"Ampun tuanku, apa yang harus hamba lakukan sehingga hamba dipanggil?" tanya abu nawas.

"aku hanya ingin engkau menangkap angin dan memenjarakannya." kata baginda.


Abu nawas hanya diam. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Ia tidak memikirkan bagaimana cara ia menangkap angin nanti tetapi ia masih bingung bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu memang benar benar angin.

Karena angin tidak bisa dilihat. Tidak ada benda yang kebih aneh dari pada angin. Tidak seperti halnya air, dia walaupun tidak berwarna, tetapi masih bisa di dilihat sedangkan angin tidak.

"bagaimana abu nawas?kau bisa melakukan perintahku?"tanya baginda memastikan.

~abu nawas hanya terdiam~

"diam ku anggap "IYA",,,kuberi tiga hari untuk memenjarakan angin itu" titah baginda.

"sekarang, pulanglah..." lanjut baginda.

Baginda hanya memberi waktu abu nawas tidak lebih dari tiga hari,. Abu nawas pulang dengan membawa pekerjaan rumah dari baginda raja sultan harun al rasyid. Namun abu nawas tidak begitu sedih karena berpikir sudah merupakan bagian dari hidupnya. Ia yakin bahwa dengan berpikir akan terbentang jalan keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi. Dan dengan berpikir pula ia yakin bahwa ia bisa menyumbangkan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan terutama orang orang miskin. Karena tidak jarang abu nawas menggondol sepundi penuh uang emas hadiah dari baginda raja atas kecerdikannya.

Tetapi sudah sudah dua hari ini abu nawas belum juga mendapatkan akal untuk menangkap angin apalagi memenjarakannya. Sedangkan besok adalah hari terakhir yang ditetapkan baginda raja sultan harun al rasyid. Abu nawas hampir putus asa. Abu nawas benar benar tidak bisa tidur walau hanya sekejap.

Mungkin sudah takdir, kayaknya kali ini abu nawas harus menjalani hukuman karena gagal melaksanakan perintah baginda. Ia berjalan gontai menuju istana. Disela sela kepasrahannya kepada takdir, ia ingat sesuatu. Yaitu aladin dan lampu wasiatnya.

"bukankah jin itu tidak terlihat?" abu nawas bertanya kepada diri sendiri. Ia berjingkrak girang dan segeral berlari pulang. Sesampai dirumah, ia secepat mungkin menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan abu nawas dan kembali berjalan menuju ke istana. Dipintu gerbang istana,abu nawas langsung dipersilahkan masuk oleh para pengawal karena baginda raja sedang menunggu kehadirannya.

Dengan tidak sabar baginda raja bertanya kepada abu nawas.

"sudahkan engkau berhasil memenjarakan angin wahai abu nawas?."

"sudah paduka yang mulia." jawab abu nawas dengan muka berseri seri sambil mengeluarkan botol yang terlah disumbat. Kemudian abu nawas menyerahkan botol itu kepada baginda raja sultan harun al rasyid.

Baginda terlihat sedang menimang nimang botol itu dengan ekspresi bingung.

"mana angin itu wahai abu nawas?" tanya baginda tak sabar.

"anginnya ada didalam,, baginda yang mulia." jawab abu nawas penuh takzim.

"aku tak melihat apa apa" kata baginda raja.

"ampun tuanku,,,memang angin tidak bisa dilihat, tetapi bila paduka ingin tahu angin, tutup botol itu harus dibuka terlebih dahulu."kata abu nawas menjelaskan.

Setelah tutup botol dibuka, baginda raja mencium bau busuk,, yaitu bau kentut yang sangat menyengat di hidung.

"bau apa ini wahai abu nawas?!" tanya baginda marah.

"ampun tuanku, tadi hamba buang angin dan hamba masukan ke dalam botol. Karena hamba takut angin yang hamba buang keluar, maka hamba memenjarakannya dengan cara menyumbat mulut botol." kata abu nawas ketakutan.

Bukannya marah, baginda malah tertawa,, baginda tidak jadi marah karena penjelasan abu nawas memang masuk akal dan lagi lagi untuk kesekian kali ini abu nawas selamat dari perangkap baginda.

Abu nawaspun akhirnya pulang membawa hadiah satu pundi penuh berisi emas dan perak,,,tak lupa abu nawas membagikan harta itu kepada rakyat miskin,,,setelah itu abu nawas membawa sedikit emas untuk dibawa pulang....

Alhamdulillah up date😁,,,,
Maaf nihh,,,up datenya lama lagii...hehe😆
Gimana ini cerita?mudah mudahan bagus yaa😇
Kalo ada yang punya ide cerita chat atau dm author yaaa😁,,,,kita sharing sharing 😊

Jangan lupa cote,komen,dan share cerita ini yaahh agar bermanfaat😘,,,kalo ada yang typo langsung komen aja dibagian kata yang typo tersebut😊
Terima kasih😇

Save wa: 083116442668
Follow and dm ig: @wieke612

Salam kenal

W.N.Ilma😘

Abunawas Sang Penggeli HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang