Assalamualaikum wr wb
Alhamdulillah auhtor up lagi,,,hehe,,,kalo menurut readers ceritanya gimana??author butuh penjelasan dong,,,jangan jadi pembaca gelap yaa,,cuma nebeng baca tanpa ngasih vote,,,,author butuh vote dan komen dari teman teman semua😊
Ya udah, langsung saja ya,,,dibaca,,,
💗happy reading💗
Kisah ini mirip dengan kejadian pada masa nabi sulaiman ketika masih muda.
Entah sudah berapa hari kasus seorang bayi yang diakui oleh dua orang ibu yang sama sama ingin memiliki anak. Hakim rupanya mengalami kesulitan memutuskan dan menentukan perempuan yang mana sebenarnya yang menjadi ibu kandung dari bayi mungil itu.
Karena kasus berlarut larut, maka terpaksa hakim menghadap baginda raja untuk meminta bantuan. Akhirnya baginda raja sultan harun al rasyid pun turun tangan dan ikut andil dalam memecahkan permasalahan bayi itu. Baginda memakai taktik rayuan kepada kedua ibu tersebut, baginda berpendapat mungkin dengan cara yang amat halus bisa membuat salah satu dari dua wanita itu ada yang mau mengalah, tapi malah tetapi kebijaksanaan baginda raja sultan harun al rasyid justru membuat kedua perempuan itu makin mati mati an saling mengaku bahwa bayi itu adalah anaknya. Setelah berbagai taktik baginda keluarkan, tak ada hasil. Alhasil baginda putus asa.
Mengingat tak ada cara cara lain lagi yang bisa diterapkan baginda, akhirnya baginda memanggil abu nawas, yapss baginda meminta bantuan kepada abu nawas karena kecerdasan otak abu nawas yang melampaui otak orang cardas yang lainnya. Abu nawas hadir menggantikan hakim. Abu nawas tidak mau menjatuhkan keputusan pada hari itu melainkan menunda sampai hari berikutnya.
Semua yang hadir yakin pasti abu nawas sedang mencari akal seperti yang biasanya dilakukan abu nawas. Padahal penundaan itu hanya disebabkan algojo tidak ada di tempat.
Keesokan harinya, sidang pengadilan diteruskan lagi, abu nawas datang bersama algojo yang memegang pedang tajam di tangannya. Semua orang heran atas tingkah laku abu nawas. Mau apakan algojo itu? Apa gunanya algojo padahal abu nawas hanya diperintahkan untuk membantu menentukan siapa ibu kandung dari bayi mungil itu bukan untuk menghukum orang yang bersalah. Banyak orang yang melihat hal tersebut menjadi keheranan.
Abu nawas memerintahkan agar bayi itu diletakkan di atas meja. Karena heran, sultan harun al rasyid bertanya.
"wahai abu nawas, apa yang akan kau lakukan terhadap bayi ta berdosa itu?" tanya baginda yang membuat kedua perempuan yang mengaku ibunya itu saling memandang. Abu nawas tak menjawab pertanyaan baginda, ia melanjutlan dialognya.
"sebelum saya mengambil tindakan, apakah salah satu diantara kalian bersedia mengalah dan menyerahkan bayi tak berdosa ini kepada ibu yang berhak memilikinya?" tanya abu nawas spontan.
"Tidak,,,bayi itu adalah anakku." kata kedua perempuan itu kompak.
"baiklah, kalau kalian memang sungguh sungguh sama sama menginginkan bayi tak berdosa ini dan tidak ada yang mau mengalah, dengan terpaksa saya akan membelah bayi itu menjadi dua sama rata, setelah itu kalian bisa memilikinya tanpa harus mengaku ngaku lagi." jelas abu nawas yang membuat sultan harun al rasyid kaget.
Perempuan pertama girang bukan kepalang, ia malah mendukun pendapat abu nawas. Sedangkan perempuan kedua menjerit jerit histeris tak rela jika bayi tersebut dibelah.
"ayoo,,aku setuju pendapatmu wahai abu naqas, kau memang cerdik,,,belah saja bayi itu agar kita berdua sama sama memilikinya" kata perempuan pertama.
Gilaa!!!
"jangannn...tolong jangan belah bayi itu, ia tak berdosa,,, biarlah aku rela memberikan bayi itu seutuhnya kepada perempuan itu asalkan bayi itu tak dibelah." kata perempuan pertama histeris.
Abu nawas tersenyum lega, sekarang topeng mereka sudah terbuka. Abu nawas segera mengambil bayi itu dan langsung memberikan bayi itu kepada perempuan kedua. Sembari berkata.
"mana ada seorang ibu yang tega melihat bayinya disembelih,,, terimalah anakmu ini" kata abu nawas memberikan bayi itu kepada perempuan kedua.
Abu nawas meminta agar perempuan pertama dihukum sesuai dengan perbuatannya. Karena tak ada ibu yang tega menyaksikan anaknya disembelih. Apalagi didepan mata. Baginda raja merasa puas dengan keputusan abu nawas. Dan sebagai rasa terimakasih, baginda menawari abu nawas menjadi penasehat kerajaan tetapi abu nawas menolak, ia lebih suka menjadi rakyat biasa. Baginda kagum, akhirnya abu nawas diberi hadiah baginda satu karung uang emas. Abu nawas pun bahagiaa...
Alhamdulillah selelsai bab ini😆,,,hehe maaf yaa update nya lama😌,,,jangan lupa vote,komen and share yaa,,jangan lupa juga kalo ada yang typo langsung komen saja bagian yang typo tersebut agar segera diperbaiki😊 thanks for all😘
Follow ig @wieke612
Salam kenal
W.N.Ilma😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Abunawas Sang Penggeli Hati
Humoria disukai rakyat karena selalu membela yang lemah. ia dibenci para penguasa karena terlalu kritis. namun juga dirindukan raja, karena selalu bisa mengatasi masalah. dengan gayanya yang santai dan humoris, ABUNAWAS menjadi panutan serta perlindunga...