🌼 Afwan 'H' 🌼 《3》Rencana Syukuran

9.2K 361 0
                                    

Abi menerawang keatas langit-langit. Kemudian, menghela napasnya. "Hmm.. habis isya kan Abi ngisi tausiyah di rumah Pak RT, Num.." Celetuk Abi. Kemudian, menatap Hanum dengan pandangan kecewa.

"Hanum ngerti kok, Bi. Mau gimana lagi kan?" Jawabnya dengan senyum tipis.

Gadis itu langsung menceritakan permintaan Hans yang disampaikan oleh cowok itu saat pagi tadi, kepada Abi. Tepat sehabis sholat maghrib berjamaah, ia menceritakan hal tersebut.

Umi datang dan duduk di sebelah Abi. Menyodorkan kopi dan beberapa potong brownis. "Kenapa? Kok pada diem begini?" Ucap Umi sambil memandang suami dan putrinya.

"Gini, Kakak kelas Hanum meminta Abi untuk mengisi acara syukuran di rumahnya. Tapi, Abi besok harus ke rumah Pak RT.." Terang Abi kearah Umi.

"Ohh.. begitu doang kok ribet.." Ucap Umi sambil berdecak.

"Loh.. emang Umi tau alternatif lainnya?" Tanya Hanum diselingi tawa saat Umi malah mengangkat dagunya.

"Tau lah.."

"Gimana, Umi?" Tanya Hanum penasaran.

"Panggil aja Rizqan.. dia udah gede.. minta tolong gantiin Abi juga bisa.."

Kerongkongan Hanum tercekat. Wajahnya berubah dan ekspresinya tak terbaca. Masa iya, harus Rizqan yang mengisi acara. Bisa-bisa Hanum tidak konsen pada acaranya besok. Ia harap Abi tidak setuju.

"Setuju.."

Mampus kan! Hanum memijat pelipisnya. Baru saja ia mengharapkan 'tidak'. Tapi, tak berselang sedetik ia malah menangkap kata 'iya' secara tidak langsung dari Abinya.

"Betul tuh, Num. Kamu sama Rizqan kesana besok.."

"Ga.. ganti deh, Bi. Sama Abah bisa gak?" Tawar Hanum bimbang.

"Loh.. kamu lupa, besok Abah cek up di rumah sakit.. sembarangan banget.."

Hanum menepuk dahinya. "Kenapa gak sama, Rava atau Reva? Atau Bang Qodri, Bang Syawal atau yang lain di pesantren?"

Abi mengangguk. Tapi, Umi buru-buru menyela. "Gak.. Adikmu itu besok ada ulangan lagi. Kalo Bang Qodri dan Bang Syawal itu emang bagian jatah bagi-bagi ketring besok.. sudah sama Rizqan saja.."

Hanum menghela napasnya. "Ya sudah.. Hanum ke kamar dulu.."

"Assalamualaikum..."

Mata Hanum terbelalak. Gadis itu kenal dengan suara Rizqan. Baru saja dibincangkan. Orangnya sudah datang dan nangkring di depan pintu. Poor Hanum.

"Loh.. suara Rizqan itu. Kebetulan banget.." Celetuk Umi langsung berdiri dan menjawab salam Rizqan.

Buru-buru Hanum berlari menuju kamar. Bisa mampus dia, memikirkan kejadian tadi siang saja sudah tidak mau. Apalagi berpapasan gini.

"Loh.. kamu kenapa ma-"

"Brak.."

Umi terheran mendapati Abi dengan wajah cengo kearah kamar Hanum. Pria itu, hanya mengedipkan matanya tanpa berbicara apa pun.

"Abi kenapa?" Tanya Umi yang mempersilahkan Rizqan duduk.

Hanum menguping pembicaraan dan merutuki kelakuannya barusan. Bisa berbahaya kalau Abi bilang ia masuk kamar saat mendengar nama Rizqan. Kan gak lucu,

"Dia tiba-tiba masuk kamar. Pas Umi keluar menyambut Rizqan. Abi juga gak tau kenapa.."

Mampus dua kali! Hanum sudah sangat malu. Ia nyaris menangis karena Abi mengatakan sesuatu yang membuatnya benar-benar terpuruk. Parah sekali Abi.

Afwan Hanum ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang