Hanum bahagia dengan kehidupan rumah tangganya dengan Rizqan. Berawal dari rasa takut ketika melihat Rizqan yang berpenampilan tak pantas. Kemudian, timbul rasa suka dan rasa tertarik. Bukan hanya Hanum seorang, tetapi Rizqan yang diam-diam menyebut nama Hanum dalam setiap doanya.
Perpisahan yang lama tapi tertap bermunajab kepada Allah. Mempertahankan pilihan dan harapan tersebut. Kemudian, dipertemukan dengan perasaan yang campur aduk.
Hingga akhirnya menuju jenjang pernikahan yang didambakan setiap orang dalam hidup mereka.
Meninggalnya orang tercinta yang ikut berperan dalam setiap kisah percintaan Hanum dan Rizqan.
Langit sedang tidak bersahabat. Hanum dan Rizqan menghadiri makam Abah di salah satu TPU Bandung. Keduanya menatap sebuah nisan bertuliskan nama orang tersayang mereka.
Keduanya menaburkan banyak bunga dan membaca yasin disana. Satu hari sebelum mereka pindah ke Jakarta. Dan beberapa hari sesudah wisuda Hanum.
"Abah..Hanum rindu...." Gadis itu, mulai bermonolog sendiri. Harapannya adalah Abah menjawab semua ucapannya. Tapi, nihil dan mustahil.
Rizqan merangkul Hanum dan meletakkan dahinya di pelipis kanan Hanum. Menghirup aroma gadisnya dalam-dalam.
"Hanum menjalankan wasiat Abah kan? Untuk menikah atau dinikahkan.." Hanum tertunduk menahan isakan yang hendak keluar.
"Hanum sayang sekali sama Abah.. padahal Hanum mau pamer ke Abah.. kalau saat ini Hanum sudah pakai toga dan punya sertifikat kelulusan loh.."
Rizqan mengusap punggung Hanum hingga si empunya menangis. Rizqan tak tega melihat istrinya begitu, Ia menghela napas dan berucap menenangkan Hanum.
"Ikhlaskan sayang.. ikhlas karena Allah. Sejatinya semua makhluk akan kembali kepada penciptanya.." Hibur Rizqan sesekali mengecupi pelipis Hanum.
"Masih terasa sakit ketika melihat Abah pergi, Mas.."
Rizqan mengangguk. "Abah bahagia disana.. kamu jangan khawatir.." Ucap Rizqan menatap langit. Tepat saat beberapa tetes air hujan membasahi wajahnya. "Kita pulang yuk.. sudah akan hujan.."
Hanum mengangguk dan dipapah berdiri oleh Rizqan. Semua dan sekelebat ingatan tentang Abah terlintas di pikiran Hanum. Rasa manja Abah pun terlintas dalam benaknya. Membuat rasa bersalah Hanum semakin meningkat. Baru berjalan pergi beberapa langkah, tiba-tiba Hanum kembali menoleh.
"Abah.. Afwan dari Hanum akan Abah terima kan? Karena dulu sempat menolak permintaan Abah.. yang nyatanya permintaan terakhir Abah? Maaf Hanum tidak peka.."
Gadis itu, menunjukkan tangannya yang saling bertautan "Hanum bahagia sekarang dengan pilihan Abah.. Mas Rizqan sangat baik sama Hanum.."
Tidak ada jawaban selain rintik hujan yang semakin menderas.
"Assalamualaikum Abah.. Hanum ijin pergi meninggalkan Bandung.."
"Abah.. Rizqan bawa Hanum ke kediaman Rizqan di Jakarta.. Saya akan sempatkan diri kesini dengan Hanum.. Assalamualaikum.." Jelas Rizqan mengikuti.
_____END_____
#authoriting
Tenang kok... masih ada extra part.. slide ya. Aythor sengaja bubt pendek hanya sebagai rasa rindu dengan Abah Hanum saja ya.. hihihi
KAMU SEDANG MEMBACA
Afwan Hanum ✔ [SELESAI]
Spiritual(Pindah ke karya karsa dengan versi terbarunya) Hanum, gadis berusia 17 tahun yang tinggal di komplek Pesantren Nurul Abidin. Pesantren yang berada di bawah pengelola resmi nya, yaitu Kakek Abidin. Tapi, kali ini Hanum akan menceritakan tentang pe...