🌼 Afwan 'H' 🌼 《4》Acara Syukuran

7.8K 343 0
                                    

Hanum memilih gamis yang pantas di pakainya saat menghadiri acara syukuran di rumah Hans nanti malam. Sekarang, ia tengah terduduk sambil menggigit bibirnya di hadapan tiga gamis terbaiknya.

"Ck.. Astagfirullah, Hanum bingung.." Ucapnya pelan.

"Tok.. tok.."

Hanum menatap kearah pintu dan bangkit dari duduknya. Ia memandang kearah dua orang cowok yang tengah bersandar di tembok dengan tampang datar nya. "Mbak.."

Hanum mengerutkan kening. "Kenapa?"

Rava dan Reva saling berpandangan. "Umi gak ngijinin keluar.." Celetuk Reva.

Hanum semakin di buat bingung, "Ya emang kalian ulangan kan besok? Mana boleh keluar.." Balas Hanum kearah dua bocah itu.

Reva mengacak rambutnya, "Kita mau main, mbak.."

Hanum menggaruk pelipisnya. "Ya mana boleh lah.. udah ya, mbak sibuk banget nih.."

Rava menelongok ke dalam kamar yang di dominasi warna peach tersebut. "Sibuk ngapain sih?"

"Pengin tau aja.. udah ya. Selamat belajar adikku sayang.." Hanum maju dan mencium pipi Rava. Kemudian, menutup pintu kamarnya.

"Mbak!!!!"

Gadis itu, terkekeh mendengar jeritan Rava dan tawa Reva yang menggema. Lalu terdengar makian dari mulut kedua bocah itu. Tak berselang lama, ada suara Abi yang menginterupsi. Membuat suasana senyap kembali.

Pasti dimarahin Abi gara-gara mengumpat di dalam rumah. Suruh siapa ngomong kasar gitu.

Saat Hanum kembali memandang gamisnya, tiba-tiba ponselnya berdering. Ada pesan dari Arfha. Aneh sekali, padahal masih belum jam nya buat siap-siap.

Arfha-
Kak.. aku OTW ya..

Hanum terbelalak kaget.

Hanum-
Jangan sekarang.. gue belom siap-siap.

Lalu terdengar lagi, bunyi pesan tersebut.

Arfha-
Gpp.. gue sekalian kenalan sama calon mertua

Mata Hanum mengerjap. Sepertinya, Arfha benar-benar menyukai dirinya. Lihat, bahkan sekarang sampai begitunya, dia ingin mendekati Hanum. Oke lah, tidak apa-apa tapi, ia takut kalau Umi dan Abi malah menyukai pribadi Arfha yang humble. Sedangkan, Hanum tidak menganggap Arfha lebih daripada Adik.

Hanum memejamkan matanya sejenak dan menghela napas berat. Gadis itu, buru-buru memilih salah satu baju gamis dan jatuh pada warna biru laut kesukaan nya. Ia mengambil baju tersebut dan langsung mengenakannya.

-○●○-

"Assalamualaikum.."

Abi berdiri dan menghampiri pintu. Kemudian, menjawab salam dari siara yang ia kenali. Tentu saja, santri kesayangannya di pesantren.

"Walaikumsalam, Rizqan.. mari masuk.."

"Iya ustadz.."

Seperti yang diketahui. Santri tersebut, adalah Rizqan. Kemarin, ia menyetujui permintaan Abi untuk mengisi acara syukuran di rumah Hans. Cowok itu dengan senang hati mengangguk dan mengiyakan permintaan dari Abi Hanum.

Mau nolak bagaimana, secara selama ini Rizqan selalu di bimbing dan dianggap anak oleh Abi Hanum. Bagaimana bisa cowok itu menolak dengan alibi kebohongan lainnya.

"Hanum.. Rizqan sudah datang.. kamu mau sampai kapan di kamar?"

Hanum yang tengah mengoleskan lipgloss mendadak gemetar. "Be.. bentar umi.. Hanum siap-siap.." Celetuk Hanum mempercepat kegiatannya.

Afwan Hanum ✔ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang