Selamat membaca
💞💞💞💞💞💞💞
🌈🌈🌈🌈🌈"Bahagia itu simpel, cukup liat orang yang kita sayang bahagia itu udah lebih dari cukup buat gue."
Gavino Angkasa
•••••🥀🥀•••••
Sorak-sorak suara teriakan Siswi-siswi di lapangan outdoor SMA Meteor memekakan telinga bagi yang mendengar. Anak-anak Basket terlihat berebut bola dan berlomba-lomba memasukan bola tersebut kedalam ring.
Dengan gayanya sendiri, Devan dengan lihai menghindari lawan dan memasukkan bola keatas dengan sempurna dan sangat cantik. Sontak saja anak-anak Cheerleaders kian bersemangat disusul dengan Siswi-siswi yang duduk di tribun pun semakin heboh.
"DEVAAAAAAAN,"
"KEREEEEEN, GILAK!"
"LAGI DEVAN, LAGI!"
Anak-anak Siswi kompak memberi semangat kepada Devan dengan berteriak keras heboh sendiri. Berbeda dengan kawan-kawan Devan yang justru merasa terganggu dengan teriakan mereka.
"WOYY BERISIK TAU NGGAK!" Ricky balik berteriak kearah anak-anak Siswi.
"Neng, jangan dengerin Neng, Bang Ricky lagi sewot emang!" Gilang berteriak balik kearah anak-anak Siswi.
"DEVAAAAN,"
"WOY TERIAK SEKALI LAGI GUE LEMPAR JUGA NIH BOLA MASUK KE MULUT LO PADA!" Ricky terlihat sewot. Berbeda dengan Devan yang biasa saja.
Ditengah teriakan-teriakan Siswi-siswi yang memenuhi tribun, mata Devan melihat Viona berjalan di lantai atas tribun tanpa menoleh kearah lapangan, muncul ide jahil di kepala Devan. Jika bola yang dia pegang mengenai kepala gadis itu pasti akan sangat menyenangkan.
Akhirnya, Bola yang Devan lempar melayang kearah Viona dengan sempurna, tanganya yang sudah terlatih dalam mengendalikan bola tentu saja bukan hal yang sulit untuk mencapai atas Sana.
Namun, harapan tidak sesuai dengan ekspektasi Devan, Bola yang ia targetkan berada di kepala Viona justru mengenai lengan samping kanan gadis itu.
"Woy, lempar kesini!" Netra Viona memicing melihat siapa yang berani- beraninya melemparinya dengan bola basket.
"Heh! Budek lo? Siniin Bolanya!" Devan kembali meneriaki Viona.
"Eh Cewek udik, cepetan lempar!" Kini teriakan berasal dari salah satu Siswi yang duduk di tribun.
"WOY!"
Merasa kesal dengan teriakan anak-anak Siswi dan Devan sendiri, Viona mengambil Bola itu dan melemparkanya kebawah dengan arah yang berbeda, bukan kearah yang seperti Devan minta namun kearah TU yang tempatnya tak jauh dari lapangan basket.
"Gila lo ya?" Devan memicing tajam kearah Viona dengan raut wajah begitu murka.
Tiba-tiba Guru paling ditakuti tiba-tiba keluar dari dalam TU. Raut wajahnya terlihat marah dan garang, jika sudah begini, alamat kena marah.
Mampus! Otw kena hukuman.
Mata pak Agus memicing, seolah menguliti anak-anak disitu satu-- persatu. Kumis tebal dan rahang tegas menjadi ciri khas Pak Agus.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO [TERBIT]
Ficção Adolescente[JANGAN DIBACA KALAU GA MAU NYESEL. CERITA TIDAK LENGKAP.] Devano adalah cowok playboy kalangan atas yang mampu menaklukan kaum hawa hanya dengan sekali senyum. Namun, namun pertemuanya dengan gadis mungil nan kekanakan yang bernama Viona Clarisa, m...