10. DEVANO [REPOST]

418K 14.9K 642
                                    

"Kata orang, status itu penting. Untuk mengikat sebuah hubungan. Namun, bagaimana jika rasa tidak nyaman berasal dari status itu sendiri?"

Viona Clarisa.

•••••••🥀🥀••••••••

Viona berjalan tergesa-gesa dengan membawa setumpuk buku menuju perpustakaan. Ruangan perpustakaan nampak sunyi dan hanya diisi satu sampai dua orang siswa saja. Viona memelankan langkahnya ketika sampai di pintu perpustakaan. Senyumnya terukir kala melihat penjaga perpustakaan yang kebetulan ada di dalam.

Dug!!

"Maaf, gue nggak sengaja," Viona memunguti buku-buku di tanganya yang terjatuh akibat menabrak seseorang yang memunggunginya.

"Vio?"

"Kak Gavin?"

Viona duduk diikuti Gavin yang juga ikut duduk di sebelahnya, Gavin memulai pembicaraan terlebih dahulu untuk membuat topik.

"Lo sama Devan, jadian?" tanya Gavin lirih tanpa menatap mata Viona.

"Enggak," jawab Viona dengan nada sewot, setiap kali ada yang membicarakan Devan, Viona akan selalu sensi duluan.

Gavin mengusap lengan Viona lembut, Gavin tersenyum kecut mengingat Devan yang begitu agresif dan viona yang hanya pasrah di perlakukan Devan seperti itu.

"By the way, lo ngapain, di sini kak?"

"Gue disuruh cari novel Bu Naya buat tugas bahasa Indonesia,"

Viona mengangguk angguk paham, kemudian mengambil novel di tangan Gavin lalu membalikkan sampul buku dibelakangnya dan membaca sinopsis novel tersebut.

"Keluarga," kata Viona setelah membaca sampul belakang novel tersebut.

"Gue anti novel sebenernya," sela Gavin lalu berdiri memilah-milah buku novel yang ada di hadapannya.

"Yah, kok gitu? Gak suka baca berarti," kata Viona disusul dengan tawa renyah gadis itu.

Sejenak Gavin terpana dengan tawa yang viona barusan, terpesona dengan tawa alami yang terdengar begitu merdu di telinganya. Rasanya Gavin ingin menghentikan waktu agar lebih lama dengan gadis di sampingnya ini.

Seketika Gavin menepis pemikiran konyolnya yang tak masuk akal itu dengan memutuskan untuk kembali kelas.

"Gue duluan Vi, kalau lo diapa-apain sama Devan bilang sama gua ya?"

Viona terkekeh kemudian mengangguk membiarkan Gavin keluar dari perpustakaan setelah menemukan buku yang ia cari. Viona menata kembali buku-buku yang ia bawa dari kelas.

"Asik banget kayaknya," Seketika Viona berhenti menata buku-buku dirak buku. Jantungnya mencelos mendengar suara berat dibelakangnya.

Belum sempat Viona mengahadap ke belakang, tanganya sudah genggam dan bahunya didorong hingga menubruk rak buku.

Perpustakaan sudah sepi, tidak ada Siswa atau guru lain. Viona menunjukkan raut waspada kepada Devan, gadis itu menelan ludahnya merasa takut dan terancam karena Devan tepat berada dihadapannya.

"Lepasin!!" Viona menghempaskan tangan Devan dengan kasar yang sukses membuat Devan terkekeh geli.

"Tadi ngapain aja, hmm?" Devan mencengkram kedua bahu mungil Viona, membuat Viona meringis menahan sakit diarea bahunya.

"Maksud lo apa sih!! Gue nggak ngerti, sumpah!" Viona menatap garang kearah Devan.

"Tadi dua-duan, itu apa? Emang gue nggak liat?"

DEVANO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang