9. DEVANO [REPOST]

422K 15.1K 549
                                    

"Jika aku tak bisa mendapatkan hatimu, maka sebagai gantinya aku akan memilikimu, bagaimanapun caranya."

Devano Aditama

••••••🥀🥀•••••

Devan mulai merasakan gelenyar panas saat melihat Viona berdua- duan dengan Gavin. Entahlah, Devan merasa bahwa Viona tak boleh dekat- dekat dengan cowok Lain selain dirinya. Sebutlah Devano gila atau apapun. Tapi ini lah kenyataanya, Devan panas. Hatinya semakin mendidih kala melihat tangan Gavin berusaha menyelipkan anak rambut Viona kebelakang telinga.

"Devan!!! Lo kenapa sih? Fokus bego! Fokus!" Devan menjambak rambutnya merasa frustasi kepada dirinya sendiri. Devan berusaha menepis perasaan atau pemikiran tentang gadis itu, namun justru sebaliknya, semakin di hapus maka semakin muncul.

Alhasil, Devan tak jadi menghampiri Viona dan Gavin yang asik bercanda ria di bawah pohon. Devan memilih berjalan menjauhi mereka. Devan berjalan kesal tanpa rasa bersalah telah menyenggol orang orang yang berpapasan denganya. Mood nya memburuk mengingat kebersamaan Viona dan Gavin. Walaupun ditinggal oleh semua mantannya, namun dirinya tak pernah seperti ini sebelumya. Inikah karma?

•••••🥀🥀••••••

Viona berjalan menuju koridor sekolah yang nampak sepi. Lagi-lagi batinya bersorak setelah mendapat nilai ulangan matematika yang memuaskan. Viona memutuskan untuk menunggu kedua sahabatnya di bawah pohon yang di tempati bersama Gavin saat istirahat tadi.

Viona berteriak melengking saat kakinya terpelset kulit pisang, matanya mengerjab merasa ada yang menyangga punggungnya.

Sekali lagi Viona berteriak melengking. Ternyata Devan lah yang menangkap tubuhnya, dan Devan juga yang menyangga tubuhnya agar tidak terjengkang kebelakang.

"Lepasin, lepasin!!" Viona berusaha melepaskan cekalan tangan Devan yang memeluk erat pinggangnya hingga terlihat seperti sedang berdansa.

"Apa?" tanya Devan dengan santainya tanpa rasa bersalah. Sebenarnya bukan salah Devan sepenuhnya. Seharusnya Vionalah yang berterima- kasih lantaran Devan sudah menolongnya dari kerasnya keramik dibawah.

"Heh, lepasin!" Viona merengek lantaran Devan yang tak mau melepaskan kuncian di pingganya.

"Iya, Sayang, lucu banget sih suaranya" Viona semakin melotot menatap garang wajah Devan.

Melihat Devan seperti memeluk Viona, anak-anak lain mulai berspekulasi jika Viona adalah korban Devan yang selanjutnya, belum tahu saja jika Devan adalah pematah hati perempuan paling jahat di SMA ini.

Viona dan Devan tiba-tiba kompak menoleh ke arah sumber suara. Ternyata ada Gavin dengan tatapan datar berjalan menghampirinya. Dengan satu kali tarikan, Viona berhasil lepas dari pelukan Devan, Viona sendiri takut, Gavin seperti sedang mengeluarkan singa yang selama ini tersembunyi.

Viona mendesis kesal. Mimpi apa dia bisa sampai satu sekolah dengan dua makhluk laki-laki yang menyebalkan ini. Rasanya Viona ingin mengubur dirinya hidup-hidup saat ini juga.

"Pulang!" Dengan tingkah angkuhnya, Gavin langsung menarik tangan Viona menjauh dari Devan.

"Enggak!" Devan yang tak terima Viona dibawa pergi, sontak tanganya kembali menarik tangan Viona menghentikan Gavin.

DEVANO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang