BAB DELAPAN

3.7K 407 27
                                    

LISA POV

Sore tadi aku,Hyeri dan Taehyung pergi untuk menonton film terbaru. Pria itu yang mentraktir aku dan Hyeri katanya sih sebuah hadiah karena aku telah menikah. Setelah pergi menonton aku langsung pulang ke rumah. "Seharusnya aku menginap dirumah Hyeri saja." Aku lupa kalau malam ini Jungkook tengah menginap di Busan karena besok ia akan bertemu dengan kliennya. Oh ya,semua barang-barang di flatku dulu telah kupindahkan kesini dan flat itu telah ku jual. Sedih rasanya harus menjual tempat tinggal yang selama ini menemaniku,tapi mau bagaimana lagi kedua orang tua Jungkook menyuruhku pindah kerumah ini dengan Jungkook.

Tak lama kemudian suara nada dering di ponselku berbunyi. Uh,ibu mertua? Tumben sekali dia menelfonku. "Malam bibi--eh maksudku eomma."

"Malam Lisa sayang,apa kau dan Jungkook baik-baik disana?"

Aku tersenyum hangat mendengar pertanyaan ibu mertuaku. "Iya eomma,aku dan Jungkook baik-baik saja disini. Bagaimana kabar eomma dan appa disana?"

"Eomma dan appa juga baik-baik saja."

"Ah bagus lah kalau begitu."

"Lisa,eomma ingin berbicara dengan Jungkook bisa? Ponsel bocah itu dimatikan makanya eomma menelfonmu."

Aku mengernyitkan sebelah alisku. Masa ibu mertua tidak tahu kalau anaknya pergi ke Busan? Ah pasti Jungkook lupa memberi tahu. "Pasti Jungkook lupa memberitahu eomma ya? Jungkook sedang di Busan bu,besok ada pertemuan dengan kliennya." Aku menjelaskan secara rinci ke ibu mertua.

Ibu mertua tidak menjawab ucapanku. Apa aku salah bicara? "Eomma?" Tanyaku.

"Eee? Ah iya anak itu tidak memberi tahuku rupanya,Lisa sayang eomma tutup telfonnya dulu ya? Tiba-tiba appa memanggil eomma. Selamat malam Lisa."

BIP

Panggilan itu berakhir sepihak. Ada apa ini sebenarnya? Kenapa ibu mertua tiba-tiba aneh seperti tadi? Aku sedikit menaruh curiga atas sikap ibu mertua tetapi aku tidak ambil pusing mungkin ada sesuatu yang terjadi disana. Berbicara tentang Jungkook,apa pria itu telah sampai dengan selamat disana? Aku sedikit khawatir kepadanya karena belum mengabariku sejak siang tadi. Akhirnya aku mengirimkan sebuah pesan kepadanya ya meski kutahu pasti pria itu tidak akan membalas atau membaca pesanku.

To : Mr. Jungkook

'Kau sudah sampai? Barusan eomma menelfonku katanya kau tidak bisa dihubungi.'

Jarum pendek jam dinding telah menunjukkan angka 10,itu berarti sudah 1 jam lamanya aku menunggu balasan pesan Jungkook yang tidak ada sama sekali. Lihatkan? Sudah kubilang pria itu pasti akan mengabaikan pesanku. Lisa,Lisa seharusnya kau tidak perlu mengurusi urusannya ckckck. Lain kali aku akan mencoba tidak peduli. Aku sudah tidak bisa menahan kantukku dan mulai menjelajahi dunia mimpi.

Pagi-pagi buta sekali,aku dikagetkan oleh suara debuman pintu kamar ini. Apa itu suara maling? Kulihat sudah jam 5 pagi dan aku langsung menolehkan kepalaku ke arah asal suara itu. "Jungkook?" Panggilku setengah sadar karena terbangun dengan tiba-tiba.

Dengan langkah cepat pria itu menghampiriku dan langsung mencengkram kedua pundakku dengan keras "Kau mengadu kepada ibu?"

Aku kaget setengah mati dan meringis kesakitan akibat cengkramannya yang sangat keras ini "Mengadu seperti apa? Ibu menanyakan keberadaanmu karena tidak bisa menghubungi ponselmu jadi aku mengatakan hal sebenarnya."

"Aku pikir kau lupa memberi tahu ibumu tentang pertemuan dengan klienmu." Setelah aku mengatakan hal ini,Jungkook langsung melepas cengkramannya. "Lain kali kau tidak perlu mengatakan hal apapun kepadanya." Ucap pria itu yang langsung pergi meninggalkanku.

Dasar pria aneh. Sudah menyakitiku malah tidak mau minta maaf. Dosa apa aku ini memiliki suami sepertinya. "Dasar pria badebah sialan." Aku sudah tidak memiliki mood yang bagus pagi ini,kuputuskan untuk pergi mandi dan langsung pergi menuju cafe Taehyung meskipun masih sangat pagi.

"Mau kemana kau?" Tanya Jungkook ketika aku melewati dapur. "Pergi bekerja." Aku sangat muak melihat wajahnya itu.

"Buatkan aku makanan. Istri macam apa kau ini tidak mengurusi suaminya." Sialan. Dia malah menyindirku. "Suami macam apa yang tiba-tiba marah tidak jelas. Cih." Aku membalas ucapannya. Perkataanku itu langsung membuat pria itu menolehkan kepalanya kepadaku. "Mulai berani melawanku?"

"Tuan Jeon Jungkook yang terhormat,aku ini berbicara sesuai fakta." Dengan malas aku melangkahkan kaki ku untuk membuat sesuatu yang bisa kumasak. Pria itu tidak membalas ucapanku. Bagus lah kalau begitu. Setelah menghabiskan waktu selama beberapa menit aku telah membuat sepiring nasi goreng. "Makanlah." Perintahku dan langsung pergi tanps pamit kepada Jungkook.

Pria itu tidak mengejarku sama sekali,sudah lah aku tidak peduli. Sesampainya di cafe aku telah melihat mobil pria itu terpampang di pinggir jalan. "Taehyung?" Panggilku.

Taehyung menolehkan kepalanya "Lis? Kenapa pagi sekali uh?"

"Aku ingin datang pagi saja." Alibiku. Aku tidak ingin mengkhawatirkan Taehyung. Tetapi Taehyung malah menaikkan sebelah alisnya,sepertinya pria itu tidak percaya ucapanku. "Kau sedang tidak berbohongkan?"

Aku mengerjap-ngerjapkan mataku "Tentu saja tidak Tae." Pria itu mencebikkan bibirnya. "Baiklah kali ini aku mempercayaimu. Apa kau sudah sarapan?" Aku menggelengkan kepala.

"Kajja,aku akan membuatkanmu pasta spesial. Ayo masuklah." Ajak Taehyung dengan menggengam tanganku yang sontak membuat ku kaget atas perlakuannya. "Ups maaf,aku tidak sengaja." Tambah Taehyung dengan menampilkan senyum kotaknya. Aku terkekeh kecil. "Tidak apa Tae."

Aku tengah memperhatikan Taehyung yang tengah berkutat dimeja penggorengan itu. Lihatlah tangannya itu,sangat handal ketika memotong pasukan bawang bombai. "Kau sudah seperti chef-chef bintang saja." Pujiku yang langsung disambut gelak tawa oleh pria itu.

"Kau tidak tahu ya? Ah,aku lupa memberitahumu aku ini lulusan sekolah Le Cordon Bleu." Sebentar,apa kata Taehyung tadi? Le Cordon Bleu? Bukan kan itu sekolah memasak yang sangat mendunia? Aku langsung membelalakkan mataku. "Woah daebak jinjja?" Taehyung mengangguk penuh bangga. "Kalau tidak percaya tanya saja pada Hyeri."

Aku memandangnya penuh takjub. Beruntung sekali gadis yang nanti akan dipersunting olehnya. "Kalau kau menjadi lulusan sekolah itu,kenapa tidak menjadi chef-chef yang terkenal itu? Kenapa malah membuka cafe ini."

Raut wajah ceria Taehyung tadi luntur seketika mendengar pertanyaan. Omo. Apa lagi-lagi aku salah berbicara? "Tae? Apa aku berbicara?"

"Dulu aku bercita-cita menjadi chef terkenal,tetapi----"
"Sungguh menjadi chef yang terkenal itu tidaklah mudah Lis. Kau tahu? Pagi siang sore malam aku harus membuat resep-resep baru yang nantinya akan dinilai oleh dosenku. Jadi aku memutuskan untuk tidak ingin menjadi chef lagi,ya lebih baik membuka cafe ini saja. Toh aku juga telah menjadi orang kaya kan. Hahaha." Setelah mendengar jawaban Taehyung,rasanya aku ingin mencekiknya sekarang juga. Lantas aku tengah mengambil ancang-ancang untuk mencekik leher mulus pria tersebut.

 Lantas aku tengah mengambil ancang-ancang untuk mencekik leher mulus pria tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"TAEHYUNG SIALAN!" Umpatku.














































Jangan lupa VOTE sama KOMENT ya💜💜💜btw koment di chapter sebelumnya ngegas semua ya h3h3h3🌚🌚🌚

[✔] UNEXPECTED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang