Seoul Middle School
Jam menunjukkan sekarang pukul setengah empat sore. Namun, masih banyak anak-anak yang melaksanakan ekskul. Raut wajah sebagian besar anak-anak itu sudah mulai menunjukkan rasa bosan. Ada juga yang seperti 'aku mau pulangg, aku mau pulangg. ' dan ada juga yang terus memperhatikan jam di kelas.
Namun, hal itu tidak berlaku bagi mereka yang memiliki ekskul basket. Faktor pertama, guru pengajarnya baik, humoris, lucu, dan tidak terlalu disiplin. Dan faktor kedua, karna mereka bisa bermain sepuasnya jika mereka sudah melaksanakan tugas mereka dan mendapat nilai yang baik. Entah tugas praktek maupun diberikan latihan atau PR.
Yah, sebegitu menyenangkannya. Namun bisa sangat menyiksa jika ada perlombaan antar sekolah. Guru pengajar yang awalnya lucu, bisa tiba-tiba menjadi tegas. Dan yang biasanya tidak se disiplin guru lain, bisa menjadi lebih disiplin dari guru lain. Jadi, ada plus minus-nya.
Sekarang, mari ku perkenalkan dengan satu bocah laki-laki yang sering dijuluki 'raja basket'. Gangga namanya. Tubuhnya yang mungil dan tidak tinggi dibanding teman-temannya yang lain selalu menjadi pusat perhatian. Dan juga sering menjadi bahan perbincangan entah karna hal pro atau kontra.
Ia sering diremehkan karena tubuh mungil dan pendeknya ini. Namun saat ada pertandingan, jangan remehkan kemampuannya. Karna tubuhnya yang kecil, ia dapat bergerak dengan sangat lincah. Men- dribble bola dengan cepat bukanlah masalah baginya. Makanya, banyak yang kagum padanya. Terlebih lagi, ia memiliki wajah yang bisa dibilang imut.
Kemampuannya dalam bidang akademik juga tidak diragukan lagi. Padahal ia hanya mengandalkan ingatannya dan pendengarannya. Iya, jika ada ulangan ia tidak pernah belajar. Ia hanya mengingat apa yang gurunya jelaskan. Ingatannya begitu tajam.
"Eh, main, yuk! 5 v 5 ya, " Tawar Gangga sambil menepuk pundak temannya.
"5 v 5 pala lo! Dikira lagi main MOBA apa, " Gangga hanya tertawa.
"Tau nih si gang ampera. Aya aya wae lo mah!, "
"Udah cepet, berdiri kek. Capek nih gue berdiri mulu. Masa lo pada malah main MOBA sih, " Gangga menghembus nafasnya kesal.
"Nggak ah, gang. Capek gue. Minum gue abis, entar kalo abis main gue kehausan gimana? Trus nggak ada minum gimana? Gw dehidrasi gimana? Kalo gue mati karna dehidrasi gimana?, " Gangga menyipitkan mata sipitnya kepada Ervin.
"Lebay lo! Di depan ada warung, lo bawa uang, kan? Tadi istirahat aja masih jajan sosis! Gausah sok drama king gitu dah!, " Jose datang. Dan kini giliran Jose yang menyipitkan mata belonya.
"Eh, Jose. Bawa minum 2 tuh, bagi gue satu sihh. Haus nihh, udah 1 bulan nggak minum!, " Ucap Ervin. Tangan Ervin berusaha meraih botol air dari tangan Jose, namun Jose menjauhkannya.
"Mauan banget lo! Udah sebulan nggak minum air? Udah mati dong lo?, " Ucap Gangga.
"Lagian, nih air tuh buat cewek disana!, " Jose menunjuk kearah perempuan yang tak jauh dari mereka.
Jose menaik-turunkan alisnya, seperti memberikan isyarat. Namun Gangga tidak melihatnya. Ia fokus kepada perempuan yang ditunjuk oleh Jose tadi.
Lah, anak sekolah lain kenapa nyasar disini deh? Kenapa Gangga tahu perempuan itu adalah anak sekolah lain? Karena dari seragam yang dikenakan perempuan itu. Perempuan itu mengenakan seragam olahraga, sedangkan hari ini hari Selasa, tidak ada pelajaran olahraga sama sekali. Dengan percaya diri ia berjalan ke arah perempuan itu.
"Woi, anak sekolah lain!, " Perempuan itu mendongakkan kepalanya keatas, dan melihat ke arah Gangga.
"Eh, lo bukan cowok yang tadi nolongin gue. Dia baik, lo jahat, " Perempuan itu langsung membuang mukanya seakan tidak mau melihat Gangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noona
Teen FictionHanyalah sebuah tulisan dari kisah nyata yang tidak diketahui banyak orang.