18. Camping (2).

60.8K 2.9K 75
                                    

Bagiku, masa lalu adalah pelajaran. Entah cara agar menguatkan kaki, batin, hati, apapun itu meski sangat menyiksa diri. Tetapi percayalah, tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya.

Termasuk, patah hati.

NAY|Story by: sulisftmtuzhh_

---

Revind membanting botol air mineral kosong itu dengan keras-keras. Bahunya naik turun menahan emosi, sedangkan anggota BW yang lain hanya tertunduk malu.

“BUAT APA KITA IKUT KESINI KALO BUKAN BUAT MELINDUNGI?!”

“BISA- BISANYA KALIAN LENGAH!! KALO NAY KENAPA-NAPA GIMANA? TAU KAN DIA BERPERAN PENTING DISINI!!!” teriak Revind. Ia merasa marah, pada anggotanya, juga pada dirinya sendiri.

“Vind, udah Vind—”

“Udah San? Kalo misalnya semalem gue gak nyari Nay, lo yakin dia selamat? Emang lo tau siapa orang jahat itu?!” gertak Revind. Membuat Sandy langsung terdiam.

“Kita cari Vind, kita cari,” ujar Andra. “Udah, tenangin diri lo. Ini udah malem, anak-anak udah pada tidur. Jangan sampai pada terbangun karna kita,” sambungnya.

Revind hanya diam.

“Sekali lagi gue liat ada yang lalai kayak gini ... Gue abisin satu satu!” tutup Revind sebelum akhirnya pergi meninggalkan tempat itu.

***

Mencoba membuka matanya dan menetralkan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya. Ia memegangi pelipisnya yang terasa berdenyut. Seakan habis dihantam barang keras kuat-kuat.

“Nay? Kamu sudah sadar.” dengan sangat cepat, Bu Lani menghampiri Nay dan menanyakan keadaannya.

“Saya dimana Bu?” tanya Nay.

“Kamu di tenda guru, semalam Revind yang membawa kamu. Katanya kamu pingsan karna kecapean, jadinya dia bawa kesini. Soalnya kalo ditenda anak-anak lain pasti berisik,” ujar Bu Lani.

Nay hanya mengangguk-angguk.

Tidak mungkin Revind berfikir jika dia pingsan karna kelelahan. Pasti lelaki itu tau apa sebabnya, tapi tidak ingin membicarakan kepada para guru.

Untuk kali ini, gue bilang tuh cowok urakan bener-bener gentleman, batin Nay.

Perlahan-lahan, Nay mulai bangun dan berdiri.

“Pelan-pelan nak, kamu mau kemana? Sudah istirahat dulu saja,” pinta Bu Lani.

“Saya udah gak pa-pa Bu, saya mau ke temen-temen saya. Saya mau makan,” ujar Nay, ia berdiri.

“Yasudah, hati-hati..”

Nay hanya menjawab dengan anggukan, selajutnya ia membuka pintu tenda dan keluar.

Keadaan diluar sudah ramai karna para siswa sedang memasak makanan guna sarapan. Segera Nay mencari tenda teman-temannya.

“NAAAAYYYY!!” Risa heboh sendiri dan langsung memeluk Nay. “Lo kemana aja sih? Lo gak pa-pa kan? Gak ada yang luka kan? Gak ada yang lecet kan?”

NAY (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang