cerita1🍁

3.5K 189 7
                                    

Disclaimar:
Naruto©Masashi kishimoto.
09Oktober2018.

Dimalam hari yang penuh dengan gemerlap bintang dan suhu udara yang terasa sangat dingin membuat seorang laki-laki berusia 14 tahun tampak begitu mengeratkan tubuhnya yang terbalut sweater abu-abu yang ia kenakan.

Dari arah jauh saat ia berjalan dengan tenang agar segera sampai rumahnya,matanya tampak begitu menyipit memperhatikan sesuatu dilorong gang sempit dan minim penglihatan.satu jalan yang harus ia lewati agar sampai rumahnya.

Seorang pria dewasa yang jatuh dan terkapar ditembok gang dengan seorang pria lainnya yang tampak menodongkan sebuah pistol berwarna hitam kekepalanya.

Dengan tampak santai ia berjalan ke arah dua orang itu dan menggenggam tangan orang yang sedang menodongkan senjata itu dan membuat dua orang itu begitu terkejut.

"Minggir kau bocah,kau ingin mati dan jangan seperti pahlawan kesiangan."ucap pria yang menodongkan senjata dan menatap anak laki-laki yang memakai sweater abu-abu,kupluk berwarna senada yang menyembunyikan rambutnya dan juga kacamata beningnya.

"Aku sebenarnya tidak ingin ikut campur dalam permasalahan paman,tapi saat melihat paman ingin mengalahkan orang yang sudah terkapar tidak berdaya membuatku mau tidak mau ikut kedalam masalah paman."ucapnya dengan nada santai tanpa sebuah rasa ketakutaan seperti anak berusia empat belas tahun lainnya.

"Kenapa bocah,kau ingin menjadi pahlawan?."tanyanya dengan senyum menghina.

"Tidak paman,hanya saja caramu itu terlihat memalukan jika kau memang ingin benar membunuhnya bertarunglah seperti seorang pria dewasa jangan memalukan seperti ini,cih...."ucapnya lagi juga dengan senyum tak kalah menghinanya.

"Kau tau orang dibelakangmu yang kau bela itu adalah penjahat kelas kakap,dia adalah mafia berdarah dingin jadi tidak salah bukan jika aku membunuhnya secara langsung saat ia sedang terkapar seperti itu."ucapnya lagi dengan tertawa senang.

"Khe,aku tau itu paman dan kau juga seorang mafia bukan tapi sayang sekali kelasmu dibawahnya bahkan kau menggunakan cara keji dengan mengeroyoknya saat ia sedang lengah tanpa sebuah penjagaan."ucapnya lagi dengan senyum menghina yang masih terpantri diwajah tampannya.

"Darimana kau tau bocah?."tanyanya lagi dengan nada yang mulai emosi.

"Cukup melihat semua yang ada didepan mata sudah terlihat jelas."jawabnya santai.

"Cukup berbicaramu,lebih baik kau juga merasakan timah panasku."ucapnya lagi dengan berpura-pura berpikir dengan memainkan pistolnya diwajahnya dan tersenyum bagaikan orang gila.

"Khe,kau tidak mungkin bisa menyentuhku paman."ucapnya dengan santai dan tiba-tiba ia menekuk dengan cepat pergelangan tangan pria itu yang sedang terlalu fokus memperhatikannya hingga pistol ditangannya jatuh ketanah.

Lalu ia terlihat memukul perut pria itu dan membanting tubuh pria yang sedikit lebih tinggi darinya dengan keras meski ia masih sangat muda ia sudah terlihat tinggi.

"Cih,bocah sialan."ucapnya dengan geram dan saat akan bangun terlihat wajahnya yang cukup terkejut karna bocah laki-laki itu terlihat menodongkan pistolnya ke arah kepala pria itu.

"Jika paman tidak pergi dari sini,timah panas ini akan meluncur dengan bebas masuk kedalam kepalamu."ucapnya dengan nada yang sangat dingin dan menyeramkan bahkan ia sudah terlihat seperti seorang mafia yang akan membantai musuhnya,sungguh sangat menakutkan.

"Kau tidak mungkin bisa menembakku,menarik pelatuknya saja kau pasti tidak bisa."ucapnya meremehkan bocah laki-laki itu.

'Clek,Clek'

He Is Mafia(Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang