Chapter 11 : Pertemuan

195 23 2
                                    

Mereka berdua terkepung. Lebih parahnya lagi, dikelilingi oleh makhluk menjijiķan yang tidak mudah dikalahkan. Meski kekuatan dan stamina mereka berdua masih banyak, menilai dari betapa sulitnya mengalahkan salah satu dari makhluk itu, Sakura tidak yakin mereka berdua bisa keluar dari tempat ini dengan selamat tanpa meninggalkan luka.

"Mereka tidak bisa dibakar."

Segera setelah melihat makhluk berlendir itu muncul, Sasuke mengeluarkan api hitam miliknya. Namun, bukannya meleleh, makhluk itu justru terlihat semakin berbahaya.

"Berarti api tidak mempan, kan?" tanya Sakura sambil mengambil pedang yang ada di pinggangnya. Reaksi agresif yang para makhluk itu perlihatkan, membuat Sakura memasang sikap siaga. Sakura dengan gesit menghindari serangan dari ekor makhluk itu.

"Jangan dipotong sembarangan!" teriak Sakura ketika melihat Sasuke bukannya menghindar, justru ingin memotong ekor yang kali ini mengarah padanya itu.

Menilai dari tekstur makhluk itu yang bisa membuat lantai mengelupas dan mengeluarkan asap hitam setelah makhluk itu lewat, jelas senjata biasa tidak akan bisa memotongnya. Tanpa adanya kekuatan suci yang disalurkan ke pedang, Sakura dan Sasuke tidak bisa mengambil tindakan gegabah.

"Itu tanda dari kutukan."

Asap hitam hanya keluar dari mereka yang dikutuk. Tanpa adanya kekuatan suci, jelas Sakura dan Sasuke tidak bisa menyentuh makhluk itu.

"Kekuatan suci hanya dimiliki para gadis kuil, tidak siluman," gumam Sakura. Ciri dari kutukan yang Sasuke beritahukan, sedikit membuatnya frustasi. "Bagus. Dan kita berdua, tidak memiliki kekuatan suci."

Kalaupun ada seseorang di dalam kelompok memiliki kekuatan suci, hal itu juga tidak akan membantu. Sebab, sebagai seorang siluman kekuatan suci juga akan berdampak tidak hanya kepada makhluk itu, tapi juga kepada mereka berdua.

Kalau begitu, apakah jalan satu-satunya adalah menggunakan kekuatan yang bersifat sama?

Sakura memutar otaknya. Kutukan melawan kegelapan. Kira-kira, seberapa besar benturan yang akan terjadi nantinya?

"Yang benar saja!" teriak Sakura, frustasi. Ia mengacak rambut merah muda sebahunya sebagai bentuk pelampiasan kecemasan. Selain kemungkinan kutukan dilawan dengan kegelapan, tidak ada lagi jalan keluar yang terlintas dalam otaknya.

"Hei, alihkan perhatiannya sebentar."

Pada akhirnya, Sakura tidak memiliki pilihan lain. Mati atau berjuang. Sakura harus memilih salah satu dari kedua pilihan itu sekarang juga.

Kalau tubuh manusiaku mati, bisa-bisa Sasori akan mengekoriku di neraka.

Membayangkan makhluk abadi seperti Sasori akan terus menempel padanya layaknya benalu, tanpa sadar membuat Sakura bergidik. Ia tidak bisa membayangkan betapa mengerikannya harus selalu bersama Sasori sebagai bentuk bayaran dari kepasrahan dirinya.

"Lima menit. Aku cuma bisa menahannya selama itu."

Waktu yang Sasuke beritahu itu, sudah sangat cukup bagi Sakura. Demi kehidupan tenang tanpa gangguan! Sakura tidak akan membiarkan dirinya mati, apalagi sampai menyeret Sasori untuk ikut kehilangan nyawanya!

Berterima kasihlah atas mulutmu yang menyebalkan itu, Sasori.

Seandainya nyawa mereka tidak saling terhubung, Sakura lebih suka mengambil jalan pintas. Sekarat tidak masalah. Selama itu bisa membuatnya menyelesaikan misi dengan sempurna, Sakura tidak akan segan menerima luka.

Selama Sasuke sibuk mengalihkan perhatian makhluk menjijikan itu, Sakura memejamkan kedua matanya. Menarik nafas, lalu mengeluarkannya secara perlahan. Sakura terus melakukan itu berulang kali sambil berkonsentrasi untuk memusatkan seluruh kekuatan yang ia miliki menyebar ke seluruh tubuhnya.

Haruno sibling 'Detektif' [Naruto Fanfiction] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang