Chapter 1: SS bersaudara

1.7K 107 2
                                    

Di dalam ruangan yang begitu gelap tanpa sedikitpun penerangan, Sakura berjalan mengendap-ngendap. Tatapan kedua matanya begitu waspada mengawasi sekitar. Bahkan, sebuah pistol pun tergenggam erat dikedua tangannya.

Ia melirik seseorang yang juga berlaku sama dengannya yang ada disamping kirinya. Anggukan yang ia dapatkan dari orang itu membuatnya semakin bersikap waspada. Sebelah tangannya sudah siap sedia untuk membuka pintu.

"Dalam hitungan ketiga."

Bisikan sekaligus isyarat itu Sakura perhatikan dengan baik. Ia tidak boleh melewatkannya. Jika Sakura melakukan itu, ia hanya akan membawa mereka berdua pada kegagalan.

"Tiga!"

Begitu hitungan berakhir, langsung saja pintu itu ia buka secara kasar. Pistol yang sedari tadi tergenggam erat langsung ia todongkan tepat kearah sosok seseorang yang menghuni ruangan itu.

Sakura menatap datar pria berjanggut tipis yang tengah merokok tanpa peduli suasana itu. Sikap santai yang ditunjukkan oleh sang target itu entah kenapa sedikit mengusiknya. Terutama saat sambutan itu diberikan. Sakura semakin menambah rasa siaganya terhadap sekitar.

"Lama sekali. Aku sudah menunggu kedatangan kalian selama satu jam."

Perkataan yang seolah menunjukkan pria itu menunggu kedatangan mereka secara sengaja semakin meningkatkan kewaspadaan pada kedua orang bersaudara itu. Tatapan tajam keduanya tidak sedikitpun lepas dari pria itu.

"Baguslah kalau begitu."

Ditengah ketegangan yang ada Sasori memberanikan diri untuk maju. Kedua matanya menatap datar sosok didepannya yang tengah terkekeh mengejeknya.

"Dengan begini, akan lebih mudah untuk menangkap Anda."

"Siapa bilang aku akan tertangkap?" pertanyaan yang sebenarnya adalah pernyataan itu membuat alis Sasori terangkat sebelah. Tawa mengikik nan mengerikan dari orang itu tidak sedikitpun mengusik dirinya.

"Jika Anda sengaja menunggu seperti ini, itu berarti Anda sudah siap untuk ditangkap bukan?" Sakura yang sedari tadi hanya diam ikut bersuara. Ia sekarang berdiri tepat disamping saudara berambut merahnya itu. Sakura mengabaikan lirikan tajam Sasori yang mengisyaratkan untuk kembali ketempatnya semula. Gadis itu terus melangkah maju. Kedua mata sewarna permata emerald miliknya tidak menunjukkan rasa takut sedikitpun. Ia baru menghentikan langkahnya saat sudah berdiri tepat didepan sang target.

"Bukan begitu? Tuan Asuma?"

Mendengar perkataan berani yang Sakura tujukan untuknya itu membuat Asuma tertawa keras. Rokok yang sedari tadi ia hisap, ia lempar sembarang arah. Pria itu menyeringai, kedua mata coklatnya menatap penuh minat Sakura yang tidak sedikitpun menatap penuh keramahan padanya.

"Sayang sekali. Kau salah, Nona." Asuma menggerakkan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri, mendramatisir keadaan dengan tingkah menggelikan yang begitu jauh dari penampilannya. "Aku ada disini karena sedang melakukan sesuatu. Bukan karena ingin ditangkap oleh kalian."

Sasori tersenyum remeh. "Melakukan sesuatu? Maksud Anda menyelundupkan barang gelap begitu?" nada suaranya yang mengalun begitu rendah terasa dingin dan mengancam.

Asuma tidak menunjukkan sikap terusik. Malahan ia semakin nampak santai dari waktu ke waktu yang berlalu. "Kalian akan melihatnya segera."

Sakura maupun Sasori saling melirik satu sama lain. Mereka berdua saling berkomunikasi melalui tatapan mata.

"Silahkan."

Ucapan tanpa suara dari Sasori itu Sakura balas dengan anggukan.

Suara peluru yang ditembakan terdengar. Ruangan yang sebelumnya tenang kini berubah ricuh. Tidak peduli barang-barang hancur berantakan, kedua kubu berbeda aliran itu terus saling menyerang. Berusaha melumpuhkan satu sama lain dengan segenap kemampuan yang ada.

Haruno sibling 'Detektif' [Naruto Fanfiction] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang