20. Khawatir

709 78 2
                                    


'Aku tahu kau sudah memperingatkanku. Tapi Tuhan-lah yang mampu membolak balikkan hati manusia. Sekarang aku semakin mengkhawatirkanmu.'

"Lupakan rumahmu, nona Ahn. Jaga jarakmu jika tidak ingin patah hati nantinya. Mencintai dalam diam itu melelahkan."

Perempuan itu mendongak kaget akan saran dari Taehyung. Yah, walaupun setiap orang bebas berpendapat. Terlebih lagi Taehyung tidak mengetahui perihal penyakit Yoongi yang mengharuskan dirinya bertahan dan menempel terus disisi lelaki itu.

Jadi, hanya sebuah ucapan terima kasih yang bisa ia berikan pada Kim Taehyung.
"Terima kasih atas saranmu, Tae. Juga, sudah menjadi pendengarku malam ini."

Lelaki itu menggeleng dan kembali membalas dengan senyuman manisnya, "tidak, nona Ahn. Kau bisa bercerita padaku kapan saja."

"Kan kau yang memintaku juga waktu itu."

Ah, iya juga. Dirinya sendiri yang meminta Taehyung menemaninya dan mendengar ceritanya suatu saat.

Tanpa mereka sadari, sepasang mata ternyata sudah mengawasi sejak beberapa menit lalu.

"Apa yang mereka bicarakan?"

...

"Hai, Jungkook! Apa ada perkembangan terbaru?" sapa suara di seberang sana.

Lelaki yang berdiri ditengah rumput hijau nan luas itu tersenyum. "Hyung, kau tidak mau menanyakan kabarku?" rengeknya.

Kedua tangannya meneliti senjata yang baru ia isi. Lalu mengeceknya dengan membidikkan sesuatu tanpa menekan pelatuknya.

Pria itu bangun kelewat pagi hanya untuk bernapas diantara pepohonan, rumput, dan langit. Mengingat ia berada di tempat yang asri. Membuat Jungkook tak sabar menghirup udara segar.

"Hahaha. Memang ada yang bisa ditanyakan tentangmu?" sahut suara dari earphone-nya lagi.

Ia cemberut. "Kau belajar kata - kata menusuk dari Yoongi hyung?"

Lalu kembali berkata, "Kau tidak ingin tahu apa aku sudah makan dengan benar? Atau tubuhku ada luka atau tidak? Jahat sekali."

Kemudian ia tertawa diikuti suara tawa sang penelpon.

"Okay, waktunya serius. Ah, hyung. Kau harus tahu kalau sekarang Yoongi hyung semakin menempel pada perempuan itu. Nampaknya ia baik - baik saja. Aku hampir tidak pernah melihat Yoongi hyung gemetar atau berpeluh karena bersentuhan dengan wanita. Apalagi ketakutannya berada disekitar wanita atau area yang banyak wanitanya. Apa menurutmu itu artinya dia sudah sembuh?"

Sang penelpon terdiam cukup lama.

"Hoseok hyung? Kenapa kau diam saja??" Jungkook memastikan bahwa ia masih tersambung oleh Hoseok hyung-nya.

"Ah, aku hanya berpikir mungkinkah bisa secepat itu? Aku harus memastikannya sendiri. Kalian dimana? Tolong beritahu aku rencana detail jadwal Yoongi hyung hari ini."

...

Sementara itu, Jang Mi baru terbangun ketika alarm di ponselnya berbunyi. Tangannya mencari benda pipih itu lalu berusaha mematikan deringnya dengan mata yang setengah tertutup.

Baru saja ia berniat melanjutkan tidurnya, sebuah suara mengejutkannya memaksa ia membuka mata.

"Kau tidak mau bangun?"

Kini Jang Mi sudah dalam kesadaran penuh. Sungguh luar biasa ketika yang didapatinya adalah sosok Yoongi dengan kelopak mata yang berkedip serta tatapan datarnya.

Spontan ia bergerak hendak duduk. Namun tindakannya terlalu cepat membuat kepala mereka beradu sebab lelaki itu tak sempat menghindar.

"Aww!" sahut keduanya berbarengan.

Mi Casa, Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang