TWO

96 8 3
                                    

Suara lantang dari pemimpin upacara menginstruksikan seluruh peserta upacara beristirahat di tempat, pembina upacara membenarkan letak microphone dan tersenyum melihat betapa rapihnya barisan upacara pada pagi hari ini.

"Selamat pagi semuanya." Ucap sang pembina yang merupakan kepala sekolah SMA Nusa Maju, bapak Anton.

"Pagi pak." Balas seluruh peserta upacara.

"Mari sama-sama kita mengucap syukur kepada Tuhan, karena izinnya kita semua dapat berkumpul disini dan melaksanakan upacara hari ini dengan lancar dan tertib. Pertama-tama bapak ucapkan terimakasih kepada pemimpin upacara, yang telah memimpin jalannya upacara dengan baik. Dan yang ke-dua-"

"Baris! Cepat baris di depan!" Suara lantang milik guru BK ter-killer yang tak lain adalah bapak Gana membuat seluruh peserta upacara mengalihkan pandangan.

Semua mata tertuju pada segerombolan laki-laki yang berjumlah 5 orang, penampilan mereka memang rapih. Seragam dimasukkan, dasi terpasang rapih, namun mereka tertangkap basah tidak mengikuti upacara. Mereka adalah Iders.

Iders adalah kelompok most wanted di SMA Nusa Maju, lebih tepatnya genk motor yang dibentuk oleh Kevin Algeraldiano. 5 orang tadi terdiri dari Kevin, Romi, Farhan, Ardhana dan kembarannya Ardhani. Mereka tertangkap basah karena Romi tertawa begitu keras dan mengundang guru BK datang kesana.

"Ada apa ini bapak Gana?" Tanya kepala sekolah kebingungan, karena 5 orang itu berbaris sejajar di samping mimbran.

"Biarkan mereka di depan situ pak, biar jadi contoh gak baik buat semuanya. Yang lain panas-panasan ikut upacara tapi mereka malah santai di kantin, mau jadi apa kalian?!" Bentak pak Gana.

Semua murid menatap iba ke 5 orang itu, terkecuali satu gadis yang menatap tajam seorang Kevin. Reisya Venitha Putri, namanya. Siswi kelas 11 IPA 2, adik kelas sekaligus gadis yang tadi pagi adu mulut dengan Kevin.

Gadis itu menatap Kevin tajam, dirinya masih menyimpan rasa kesal pada laki-laki itu. Hingga tatapan ke-duanya bertemu, wajah Kevin tetap datar menatap Reisya. Ia kenal siapa gadis itu.

"Anak-anak, kalian semua harus mengikuti upacara setiap hari senin. Karena itu adalah salah satu cara kita untuk mengenang jasa para pahlawan." Ucap kepala sekolah.

Tatapan Reisya semakin sengit saat melihat Kevin menarik 1 alisnya ke atas, ia menantang dirinya kah? Memang benar-benar mencari keributan.

"Dasar tukang pembuat onar." Gumam Reisya kesal.

Temannya segera menyenggeol lengan Reisya agar gadis itu tersadar.

"Lu kenapa, Sya?" Tanya Veronika saat melihat raut wajah kesal milik Reisya.

"Emosi." Jawab Reisya ketus.

Veronika hanya dapat menatap temannya itu bingung, karena pasalnya sejak upacara belum dimulai wajah Reisya sangatlah kesal dan tidak seperti biasanya.

"Kenapa?" Tanya Vino pelan disamping Veronika.

"Emosi katanya." Jawab gadis itu dan membuat Vino mengangguk.

Veronika dan Vino adalah teman sekaligus sahabat Reisya sejak SMP hingga sekarang. Ke-duanya hanya dapat memperhatikan Reisya yang kini menatap sengit kaka kelas mereka.





























'''

























AlgeraldianoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang