THREE

75 6 1
                                    

"Aw! WOY!"

Reisya mengusap-usap bokongnya yang terasa sangat sakit, bagaimana tidak sakit. Ia mendarat dengan cepat tanpa bersiap-siap untuk menopang pada sesuatu.

Vino dan Veronika yang melihat kejadian tadi segera bergegas menghampiri Reisya dan membantu gadis itu berdiri. Reisya menepuk-nepuk rok nya yang sedikit lecak, tatapan tajamnya di hadiahi secara percuma kepada Kevin Algeraldiano.

"Apa?" Tanya Kevin tak paham akan tatapan Reisya.

"Kalo gak mau tolong orang, mending gak usah sekalian. Dari pada abis lu tolongin tapi lu bikin luka juga." Semprot Reisya. Gadis itu sangat kesal hari ini karena ulah Kevin.

"Udah ditolongin bukannya bilang makasih, malah marah-marah. Sehat lu?" Balas Kevin.

Reisya tertawa miris dan melangkah sedikit lebih maju untuk mengikis jarak diantara mereka. Gadis itu menatap lekat laki-laki di depannya, yang saat ini juga sedang memperhatikan dirinya sengit.

"Lu yang gak sehat." Ucap Reisya santai di depan wajah Kevin.

Kevin tersenyum miring, "Gua kakak kelas lu disini, sopan dikit bisa?"

"Itu gak berlaku buat orang kayak lu. Dasar gila hormat." Tuntas Reisya dan hendak berbalik.

Tangannya dicekal kuat oleh Kevin dan membuat langkahnya ter-urungkan. Helaan nafas kasar lolos begitu saja dari mulut Reisya, hingga ia kembali balik badan dan menatap Kevin kesal.

"Apa?" Tantang Reisya.

"Coba ulang yang tadi." Perintah Kevin dengan raut wajah andalannya, datar.

Reisya berdecak pelan, "Gila hormat."

Rahang Kevin mengeras, tangan kirinya mengepal kuat. Ia kesal karena Reisya yang begitu berani melawannya.

"Lu tuh-"

"KEVIN AWAS!" Teriak Romi dari sebrang lapangan.

Ke-duanya menoleh dan mendapati bola berwarna putih yang melayang ke arah mereka. Dengan sigap Kevin menarik Reisya ke dalam pelukannya, dan tubuhnya ia jadikan penghalang agar bola itu tak mengenai Reisya.




Buk!




Reieya kaget bukan main, ia mendengar degupan jantungnya yang begitu cepat. Ia takut? Tidak! Ia hanya kaget.

Kevin melihat ke arah belakang dan mendapati seseorang yang berlari dengan hoodie hitam, ia tau siapa orang itu.

"ADA ANAK PORVEN WOY!" Teriak Abil dari lantai 2.

Teman-teman Kevin yang berada di lapangan segera berlari mengejar orang tadi, begitu juga dengan Abil yang berlari turun dari atas.

Kevin melepaskan pelukannya dan menatap khawatir ke arah Reisya, raut wajah gadis itu terlihat sangat terkejut.

"Lu gapapa kan?" Tanya Kevin dengan deru nafas yang tak karuan.

"Gu-gua gapapa kok, lu gapapa?"

Kevin hanya mengangguk dan mengedarkan pandangannya ke arah koridor yang menuju gerbang sekolah, ia melihat teman-temannya yang mulai menjauh karena berlari mengejar orang tadi.

"Lu pulang sekarang!" Tegas Kevin pada Reisya.

Laki-laki itu berlari ke arah pinggir lapangan, menarik tas nya dan bergegas menyusul teman-temannya tadi. Tak lupa ia mengeluarkan handphonenya dan menghubungi temannya yang lain.

AlgeraldianoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang