"PANGGILAN KEPADA KEVIN ALGERALDIANO UNTUK SEGERA KE RUANG KEPALA SEKOLAH SEKARANG!"
Sial. Itulah yang Kevin tuturkan seraya mengusak kasar rambutnya. Haruskah ia berurusan dengan kepala sekolah? Padahal berurusan dengan guru BK kesayangannya saja sudah merepotkan.
"Padahal masalahnya gak gede banget. Kenapa harus kepala sekolah sih?" Heran Romi.
Mereka memperhatikan raut wajah Kevin yang terlihat ruwet, padahal baru jam pertama pelajaran selesai. Sepagi inikah otaknya harus ia ajak bekerja sama untuk menjelaskan sekaligus mencari alasan agar tidak lagi di skors.
"Gua pergi dulu." Ucap Kevin pergi dari kelas nya.
Teman-temannya hanya dapat berdoa dan berharap agar sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
"Semoga bukan surat panggilan orang tua yang keluar."
'''
Kevin berjalan santai menuju ruang kepala sekolah berdasarkan perintah yang terdengar di toa sekolah tadi dari bu Nia, guru BK kesayangannya. Sepertinya ia harus berpikir keras pagi ini.
Ia terlihat tenang dan datar selama perjalanan, tapi hati nya ketar-ketir tak karuan. Ada hal yang sangat ia hindari kalau sudah berurusan dengan kepala sekolah.
"Kevin!" Panggilan itu membuatnya berhenti dan diam ditempat.
Ia mendengar langkah kaki dari belakang mendekat ke arahnya, dan tak lama muncul sosok gadis yang kemarin berurusan dengannya. Siapa lagi kalau bukan Reisya. Gadis itu berhenti tepat di depan Kevin, membuat sang empu mengangkat satu alisnya.
"Mau ke ruang kepala sekolah?" Tanya Reisya.
Kevin hanya mengangguk, membuat Reisya diam dan tak tau harus bertanya apa.
"Ada lagi?" Tanya Kevin yang melihat Reisya bingung.
"Engga."
"Kalo gitu gua duluan." Ujar Kevin dan kembali melangkah pergi menuju ruang kepala sekolah.
Reisya masih diam di tempatnya, menatap punggung tegap laki-laki itu yang mulai menjauh dari pandangannya.
Kini ia sudah tau siapa Iders dan siapa Porven. Ia sudah tau mengapa ke-dua abangnya berurusan dengan Kevin.
"Ternyata selama ini abang gua anak geng motor." Gumam Reisya pelan.
'''
Kevin berdiri tegap di depan hadapan kepala sekolah, jangan lupakan bu Nia yang ikut serta di dalam ruangan itu. Ada wali kelasnya juga dan beberapa guru lain, sepertinya ia akan disidang habis-habisan.
"Kamu belum puas membuat onar di sekolah ini, Kevin?" Tanya kepala sekolah dengan nada tegas.
Yang ditanya hanya diam, berusaha menahan kekesalan karena tuduhan yang tak seharusnya ia dapatkan.
"Berita itu sudah tersebar luas dan pihak sekolah tidak bisa bertindak banyak. Nama baik sekolah ini sudah tercoreng akibat ulah kamu!"
Kevin menetralkan nafasnya, mencari ketenangan agar tidak meledak sekarang juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Algeraldiano
Teen FictionKevin Algeraldiano. Adalah sesosok laki-laki dengan sejuta teka-teki dan rahasia. Yang selalu ditekan untuk mengembalikan sosoknya yang lalu sebelum insiden kematian terjadi. Hingga dirinya dipertemukan dengan seorang gadis yang memiliki banyak luka...