FOUR

61 4 6
                                    

Mobil sport berwarna abu-abu berhenti tepat di depan rumah yang terlihat nyaman dengan cat dinding putih, dengan pot tanaman yang tersusun rapih. Rumahnya memang tak begitu besar, namun sangat nyaman terlihat dari luar dan begitupun dalam nya.

"Bleh, mau nanya." Ucap Reisya yang membuat Genta menghetikan pergerakannya yang hendak membuka pintu mobil.

"Kenapa?" Tanya Genta dengan raut wajah datarnya, laki-laki itu pasti lelah akibat jadwal kuliah dan harus menjemput Reisya ke sekolah.

"Nanti aja deh, muka lu gak enak banget di liatnya." Jawab Reisya jujur.

Genta tak menjawab dan langsung keluar begitu saja dari mobil, Reisya memakluminya. Karena ia tau kalau abangnya itu sangat lelah, karena acara kampus dan Genta adalah penanggung jawab acaranya. Sekaligus ketua BEM di kampusnya.






















'''




















Kevin berusaha memfokuskan pikirannya pada kejadian hari ini. Pasti besok ia akan dipanggil lagi oleh guru BK kesayangannya akibat kejadian tadi. Karena kini di grup angkatannya sedang heboh mengomentari kejadian anak Porven yang datang ke sekolah mereka dan bisa dipastikan karena adanya Kevin dan teman-teman.

"Mau kasih alasan apa lagi besok lu, Vin?" Tanya Romi.

"Kayak biasa, toh mereka yang cari ribut duluan bukan kita."

"Tapi lu tau kan bu Nia gimana, gak akan terima apapun alasannya." Celetuk Ardhani tiba-tiba.

"Itu urusan gua, kalian tenang aja. Gak akan keseret masalah ini." Balas Kevin tenang. Namun dalam tenangnya ada banyak sekelibat pikiran yang terus menghantam kuat otaknya.

"Btw, bang Genta itu bagian dari kita bukan sih?" Tanya Kevin tiba-tiba.

Semuanya sontak menatap Kevin bingung, bisa dilihat kalau tatapan mereka seperti menatap seseorang yang ketinggalan jauh informasi alias kudet. Lagian, siapa sangka leadernya sendiri tidak tau informasi.

"Lu gimana sih, Vin. Bang Genta kan adik nya bang Alvian, lu lupa apa emang sengaja lupa?" Balas Romi.

Kevin menatap tajam laki-laki yang ada di depannya kini, kurang ajar pikirnya.

Romi hanya terkekeh dan kembali mengalihkan pandangannya pada layar handphone, bersiap untuk memulai pertandingan game online kesukaannya. Begitu juga dengan yang lain, sementara Kevin sedang berjuang keras memikirkan esok yang akan terjadi.

Ah iya! Dan soal Reisya.

Ia semakin penasaran dengan siapa itu Reisya, gadis yang tiba-tiba berurusan dengannya karena kejadian tadi pagi.

"Bang Alvian punya adik perempuan juga emang?" Tanya Kevin penasaran.

"Punya, itu si Reisya." Jawab Ardhani.

"Kenapa? Mau lu gebet juga?" Sarkas Farhan.

"Gua? Gebet tuh cewe? Ya kali dah." Balas Kevin dengan raut wajah remehnya.

"Jangan gitu lu, kalo beneran sampe deket terus jadian gimana?" Timpal Abil yang disetujui semuanya.

"Ya gak bakalan lah, kayak gak ada cewe lain aja."

"Mana tau dia bisa ngerubah lu ke jalan yang bener, jodoh gak ada yang tau. Hati-hati kemakan omongan sendiri." Ucap Ardhana.

Kevin terdiam. Apa tadi? Merubah dirinya ke jalan yang benar? Mustahil.

AlgeraldianoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang