Seventh

143 20 2
                                    

Perhatian, dibagian ini ada NC sedikit. Mohon diskip jika tak berkenan membacanya.

Jeongin mencoba menghubungi kekasihnya namun tak bisa, ponsel Chan sama sekali tidak aktif membuat dirinya cemas.

"Kak Chan kemana sih?" gumamnya kesal mencoba menghubungi lagi tapi Hyunjin telah keluar dari kamar mandi.

"Mau menelpon siapa?" tanya Hyunjin sambil mengeringkan rambutnya.

"Jisung, temanku." balas Jeongin menaruh kembali ponselnya, mengambil alih handuk Hyunjin dan mengeringkan rambut suaminya. Hyunjin tersenyum senang, balas memeluk perut ramping milik Jeongin.

"Jangan gitu dong kak, ini aku jadi susah ngeringinnya." kesal Jeongin.

"Kamu wangi banget honey, kakak suka." Hyunjin menarik Jeongin hingga terduduk di pangkuannya, menghirup aroma memabukkan dari ceruk leher sang istri. Rasanya hidung mancungnya tak ingin lepas dari sana membuat si pemilik leher kegelian.

"why are you so exciting tonight honey?" Bisiknya.

"because this is our first night right?" Balas Jeongin menantang, mengecup bibir tebal Hyunjin berkali-kali.

"Nakal." ucap Hyunjin sebelum melakukan hal lebih dari itu.

~♤♤♤~

Chan meruntuki dirinya seraya bergumam bodoh, dia kehilangan akal sehatnya sehingga dengan mudahnya bercinta bersama pemuda yang baru dikenalnya tadi malam. Padahal, jelas-jelas ia berjanji akan setia kepada Jeongin.

"Ugh.." seseorang dibalik gundukan selimut ranjangnya melenguh, Chan seketika berbalik dan menatapnya khawatir.

"Kau tidak apa-apa? Apakah aku menyakitimu semalam?" Chan menyentuh surai kecokelatan milik Seungmin, membuat si manis merona lalu mengangguk patah-patah. Chan yang peka akan keadaan Seungmin langsung menggendongnya ke kamar mandi, menaruhnya di bathup berisi air hangat serta sabun wangi buah-buahan.

"Kalo sudah selesai panggil aku oke?" Lagi-lagi Seungmin mengangguk kaku.

Chan menghela nafas kembali setelah kembali ke kamarnya, ia tak tahu mengapa begitu peduli kepada pemuda bernama Kim Seungmin. Karena dia tak pernah peduli pada orang baru dikenalinya kecuali Jeongin.

~♤♤♤~

"Pagi honey!" Adalah ucapan pertama terdengar di telinga Jeongin tatkala dirinya membuka mata. Menatap Hyunjin bertelanjang dada mendekapnya sama seperti dirinya ; telanjang bulat dibalik selimut tebal. Jeongin mendengus sebal, entah mengapa dia menyesal mau melakukannya bersama Hyunjin karena akibatnya tubuhnya terasa remuk sekarang.

"Minggir dulu kak, aku mau mandi." Jeongin mendorong tubuh besar Hyunjin tetapi tak kunjung menyingkir. "Cium aku dulu." ucapnya menunjuk bibir. Yang lebih muda berdecak malas.

"Tadi malem, kakak udah nyium aku berapa kali. Jadi gak ada ciuman lagi." Akhirnya Jeongin bisa bebas dari dekapan erat suaminya. Berlari menuju kamar mandi dengan keadaan telanjang bulat. Tanpa sadar bahwa dirinya telah memancing untuk diterkam sekarang juga.

"Ohh, udah mulai ngegoda ya sekarang." smirk Hyunjin memasuki kamar mandi tak terkunci karena Jeongin mungkin lupa menguncinya.

Pemandangan pertama Hyunjin lihat, istrinya sedang berdiri dengan shower membasahi tubuhnya. Membuat Hyunjin semakin meneguk air liurnya, sialan! Sejak kapan istrinya jadi terlihat binal dan se-sexy ini?

Grep

"Akh!" pekik Jeongin ketika sesuatu terasa meremas bagian belakangnya disertai lengan melingkari pinggangnya.

"Kakak apaan sih? Aku kan, mau mandi!" rengeknya. Demi tuhan, akibat kegiatan kemarin saja masih sakit apalagi jika melakukannya lagi sekarang. Jeongin tidak bisa membayangkan bagaimana rasa ngilunya nanti.

"Tapi, tugas istri itu ngelayanin suami honey. Lagian, salah kamu sendiri kenapa tadi ngegoda kakak hm?" Hyunjin mulai mengecupi tengkuk basah milik Jeongin membuatnya terbuai dan kegelian. "Aku.. gak.. shhh.. kepikiran buat goda kakak sama sekali." protesnya sambil menahan desahan, bisa gawat jika dirinya sampai terlena.

Tetapi akhirnya, Jeongin terlena juga. Membalikkan tubuhnya lalu beralih mengecup bibir sang suami.

"Sekali aja ya kak?" pintanya dengan lirih. Matanya mulai berkaca-kaca karena menahan nafsu.

"Oke." namun, percayalah bahwa okenya Hyunjin itu tidaklah benar.

"Kita harus sering melakukannya agar jagoan kita cepat hadir." bisik Hyunjin.

"Cih, menikah denganmu saja aku muak. Apalagi mengandung buah hatimu."


Setelah melakukan kegiatan mereka, Jeongin dan Hyunjin langsung bersiap-siap untuk berwisata kembali. Tetapi harus tertahan karena sebuah panggilan masuk di ponsel milik Hyunjin.

"Honey." Entah kenapa wajah Hyunjin sendu setelah menerima telepon.

"Kita jadi jalan kan?" tanya Jeongin, sudah semangat memasukan beberapa barangnya kedalam tas kecil untuk berjalan-jalan.

"Maaf sayang, kita harus pulang sekarang."

.
.
.
.
.
.
.


Sebenarnya, Jeongin sangat kesal  mereka harus pulang hari ini juga. Karena Hyunjin mendapat pekerjaan mendadak sehingga langsung harus kekantor setelah sampai dibandara. Karena itu, dirinya tidak ingin langsung pulang kerumah. Mengutak-atik ponselnya sebentar lalu menelpon seseorang.

"Halo kak Chan, bisa jemput aku sekarang gak?"








TBC




Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang