Jeongin melangkah keluar dari rumahnya, di luar sudah ada mobil berwarna putih menunggu kehadirannya. Senyum Jeongin tak pernah luntur tatkala sang kekasih sedang menunggunya.
"Maaf ya kak agak lama, aku harus cuci piring." beberapa kebohongan kembali terucap. Tidak mungkin bukan, dia memberi tahu bahwa Hyunjin menahannya dari tadi ?
"It's okay sweetheart, are you ready for the date?" Senyum Chan.
Jeongin memang sudah memiliki kekasih. Terhitung sudah 2 tahun lamanya mereka memandu kasih, awalnya Jeongin dan Bangchan adalah lawan di balapan liar hingga akhirnya dimenangkan oleh ; Bangchan. Sebagai permintaan karena telah menang, Chan meminta Jeongin untuk menghabiskan waktu seharian dengannya. Hingga akhirnya, mereka semakin dekat dan menjadi sepasang kekasih. Chan sudah tahu sejak lama tentang perjodohan Jeongin. Tetapi, sama-sama masa bodoh. Karena menurut mereka perjodohan itu bukanlah halangan selama masih saling mencintai. Setelah Jeongin bebas dari orang tuanya dan Chan diangkat menjadi pemimpin perusahaan keluarganya mereka akan menikah tak peduli jika Jeongin akan terikat lebih dahulu dengan Hyunjin.
Tanpa memikirkan semua konsekuensinya.
"Sure! I'm ready for date with my lovelyChan." Jeongin tersenyum manis membuat Chan tak bisa menahan untuk tidak mengecup pipinya.
~♤♤♤~
"Ck, nyebelin amat sih. Niat mau berduaan malah ditinggal, padahal udah ada kesempatan." Hyunjin berdecak kesal, melampiaskan kepada kerikil tak berdosa dijalanan. Daripada menunggu dengan bosan dirumah, Hyunjin memilih berjalan-jalan disekitar komplek rumah Jeongin. Siapa tahu dia bisa mendapatkan kenalan.
Bruk!
Karena berjalan menunduk, Hyunjin tak sadar telah menabrak seseorang.
"Maaf, saya gak senga-"
"Hyunjinie?" Hyunjin mendongak ketika mendengar suara familiar ditelinganya.
"Somi?" Hyunjin terperangah, tak menyangka bisa bertemu dengan sang mantan kekasih disini.
"Kamu ngapain disini? Apa kamu mau nyariin aku?" gadis itu sedikit berbinar. "Dih, ngapain coba? Buang-buang waktu aja." ketus Hyunjin. Hendak berbalik namun langkahnya tertahan karena Somi memeluknya erat.
"Aku masih sayang kamu Jin, aku kangen." Hyunjin langsung melepaskan pelukan gadis tersebut. "Maaf, tapi kita udah berakhir. Aku udah punya calon istri." ucap Hyunjin.
"Tapi, belum tentu kan calon istri kamu itu cinta sama kamu."
"Aku yakin kok, dia pasti cinta sama aku."
Menikmati moment dimana senja tiba adalah hal yang sangat indah apalagi bersama sang kekasih. Begitulah, yang dilakukan oleh Jeongin dan Chan. Menikmati tenggelamnya sang surya di sungai han, Jeongin menyandarkan kepalanya pada bahu Chan seraya saling melempar senyuman.
Sungguh manis bukan?
"Jeongin." panggil Chan sambil menyisir rambut halus Jeongin menggunakan tangannya.
"Ya?"
"Kapan kamu nikah sama dia?" walaupun sudah berjanji untuk tetap bersama, pastilah didalam lubuk hati yang paling jauh ada suatu ketidakrelaan. Chan begitu khawatir jika nanti kekasih manisnya akan meninggalkannya hanya karena sebuah perjodohan.
"2 bulan lagi." lirih Jeongin. "Gak usah khawatir, biarpun aku nikah kita tetep bisa bareng. Dan tetep bisa kencan." tambahnya. Tentu saja, mengelabui calon suaminya adalah hal mudah bagi Jeongin. Chan tersenyum, mengecup salah satu tangan Jeongin yang bertautan dengannya. "Aku janji, aku bakal serius menekuni perusahaan keluarga biar kita bisa cepet bersatu lagi."ucapnya mengecup sekilas bibir Jeongin.
~♤♤♤~
Tepat pukul 9 malam, Jeongin sampai dirumahnya. Melihat keadaan rumah gelap gulita, sudah dipastikan si pemuda Hwang telah pulang. Saat membuka pintu, Jeongin dikagetkan dengan seseorang memeluk tubuhnya. Baru saja ingin memukul namun suara familiar menghentikannya.
"Kamu perginya lama banget, aku kangen." rengek Hyunjin. Jeongin memutar bola matanya dengan malas, sungguh merepotkan sekali. "Kenapa sih? Ngagetin aja, lagian
ngapain coba semuanya dimatiin?" Jeongin meraih saklar lampu dengan posisi Hyunjin masih memeluknya erat, seakan dirinya akan menghilang saat itu juga."Itu perumpamaan." Jeongin memicingkan matanya bingung.
"Itu perumpamaan diri aku. Kalo gak ada kamu, semuanya terasa gelap. Kalo ada kamu semuanya bersinar terang." Jeongin tak tahu, hanya begitu saja dirinya sudah sedikit merona. "Jadi, kamu gak boleh jauh-jauh dari kakak." Jeongin membalik tubuh Hyunjin menghadap dirinya. Menangkup wajah tampannya, sambil tersenyum lebar hingga behelnya terlihat.
Chu~
Diciumnya bibir tebal tersebut, hanya menempel karena Jeongin tak tahu bagaimana cara berciuman atau french kiss.
"Tenang aja, aku gak bakal ninggalin kakak lagi." cengir Jeongin membuat Hyunjin gemas.
"Dasar nakal." Hyunjin mengecupi seluruh permukaan wajah Jeongin hingga si manis tertawa kegelian.
Awal yang bahagia, tidak pasti berakhir bahagia
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Why?
Hayran KurguMengapa mencintaimu rasanya harus sesakit ini? Hwang Hyunjin x Yang Jeongin BxB slight ; Chanmin some chapter with mature content skip if you not like Cover by : Hyesoul