Mengapa mencintaimu rasanya harus sesakit ini?
Hwang Hyunjin x Yang Jeongin
BxB
slight ;
Chanmin
some chapter with mature content skip if you not like
Cover by : Hyesoul
Dengan langkah tergesa-gesa, Jeongin menuruni tangga. Hari ini Hyunjin menjemputnya, dia tidak ingin sang calon suami menunggu lama.
"Pelan-pelan honey, kau bisa jatuh nanti." Hyunjin menangkap tubuh Jeongin yang hampir tersandung pada anak tangga terakhir.
"Aku lama ya? Sampai kamu nyusulin kesini." tunduk Jeongin. Hyunjin terkekeh mengusak kepala Jeongin lalu mengangkat tubuh ringannya dari tangga. "Engga kok. Aku emang mau ngejemput kamu dikelas tadinya. Udah yuk, kita pergi." Hyunjin menggandeng tangan Jeongin keluar dari fakultasnya. Hari ini mereka berencana untuk kencan.
~♤♤♤~
Kedai es krim langganan Jeongin menjadi tempat kencan pertama mereka. Sesekali Hyunjin dengan gemas mencubit pipi Jeongin melihat wajah lucu calon istrinya ketika menghabiskan es krim kesukaannya.
"Pfffttt... kamu umur berapa sih? Imut banget." Hyunjin menahan dirinya untuk tidak mengecup sudut bibir Jeongin yang blepotan es krim.
"Hmm.. umurku 19 tahun." jawab Jeongin polos membuat Hyunjin semakin tak tahan.
~chu
Satu kecupan mendarat dipipi kiri Jeongin.
"Kakak ish~ gak usah cium-cium!" Jeongin memukul Hyunjin pelan lalu menutup wajah merahnya dengan kedua tangan.
"Habis kamu gemesin banget, apa aku minta buat nikahin kamu sekarang aja ya?"
"Kakak!" dan berakhir dengan Hyunjin yang dipukuli oleh si manis bermuka merah.
DUARRR.. DUARRRR
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Meriahnya suara kembang api mengalihkan perhatian kedua sejoli tersebut. Jeongin langsung berlari keluar menuju pembatas jalan didepan kedai. Senyuman manis terukir di wajahnya, tiba-tiba sepasang lengan melingkar di perutnya.
"Indah banget ya kak?" Jeongin menatap Hyunjin dengan senyuman.
"Iya, tapi aku rasa ada yang lebih indah dari itu." balas Hyunjin.
"Apa?"
"Kamu." Hyunjin mengecupi leher Jeongin sembari mengeratkan pelukannya. Menyaksikan kembang api menjadi pemanis dalam kencan mereka hari ini.
"Jeongin."
"Ya?"
"Kamu pake pelet apa sih?Kok, kayaknya aku jatuh cinta banget sama kamu." Hyunjin kembali mengecupi leher si manis.
"Apaan sih kak? Udah ihh geli tahu!" Jeongin berusaha menjauhi kepala Hyunjin dari lehernya tetapi gagal. Hingga akhirnya menyerah, membiarkan sang dominan mengecupi lehernya.
"Tuhkan, kembang apinya habis. Kakak nyebelin ish!" Jeongin mendorong Hyunjin. Kembali memasuki kedai es krim sambil cemberut.
Bagus, sekarang kau sudah membuatnya merajuk.
Hyunjin meruntuki kesalahannya. Semoga saja, dirinya bisa membujuk Jeongin. Mana tahan dia jika si manis itu mendiamkannya.
Mulut tercebik, serta pandangan kesal plus alis mengkerut terpancar di muka Jeongin. Sedari tadi melihat kearah jendela, tidak ada satu patah katapun terucap dari bibir cerewetnya.
"Masih marah?" tanya Hyunjin sambil menyetir.
"..."
"Kalo kamu marah mukamu kayak bebek loh."
"Maafin aku dong honey, kamu tega biarin calon suamimu ini?"
"..."
"Yaudah, kalo gitu aku mau cari yang lain aja. Kayaknya, pelayan di kedai tadi lumayan juga." Mendengar perkataan Hyunjin, Jeongin langsung terbelak menoleh kearahnya.
"Yaudah! Turunin aku sekarang! Sana balik ke kedai!" serunya kesal. Hyunjin benar-benar menghentikan mobilnya. Baru saja Jeongin ingin keluar, Hyunjin langsung mendekapnya erat.
"Gimana mungkin aku sama yang lain sementara aku udah jatuh banget sama kamu hm?" Hyunjin mengecup kening Jeongin. Terkekeh melihat wajah tersipu sang calon istri.
"Kkk.. mukamu merah, mikir jorok ya?"
"Ish.. kak Hyunjin nyebelin!" dengus Jeongin disambut tawa oleh Hyunjin.
~♤♤♤~
Jeongin serta Hyunjin baru saja sampai di kediaman Jeongin. Menemukan sebuah note kecil tertempel di pintu pagar.
Jeongin, mama sama papa ada urusan bisnis orang tua Hyunjin juga ikut. Jadi, suruh aja Hyunjin temenin kamu oke? Salam untuk Hyunjin.
"Kak, kamu mau nginep sini kan?"
"Iya dong, apa sih yang enggak buat kamu honey?" ucap Hyunjin dihadiahi pukulan kecil oleh Jeongin.
"Kak, mau nonton film?" Tawar Jeongin. Hyunjin melihat jam dinding, masih pukul 8 malam belum larut untuk memasuki waktu tidur.
"Boleh."
"Kakak pilih filmnya ya? Aku mau siapin cemilan." Jeongin berjalan menuju dapur melihat apa saja yang dia punya untuk sebagai cemilan mereka, sementara Hyunjin memilih beberapa kaset. Tak lama kemudian, Jeongin kembali membawa pop corn, kentang goreng, serta cola. Film itu telah terputar, menampilkan beberapa adegan tentang kisah cinta yang penuh akan perjuangan hingga berakhir bahagia.
"Kenapa kakak milih film ini?" tanya Jeongin.
"Karena aku mau ngajarin kamu, apa yang dinamakan cinta sejati. Dan mulai sekarang, kisah cinta sejati kita bakal dimulai." senyum Hyunjin.
Tetapi sayangnya, semua tidak seperti itu untuk saat ini.