Eighth

158 18 0
                                    

Keduanya saling tatap, namun sedari tadi tak mengucapkan sepatah kata apapun. Hanya hening mendominasi keduanya ditemani kedua gelas kopi yang telah mendingin akibat terlalu lama di diamkan.

"Apakah, kau tidak rindu denganku?" Jeongin akhirnya membuka suara lantaran bosan karena situasi canggung tersebut.

"Bagaimana bisa, aku tidak rindu dengan kekasihku yang kini telah menjadi milik orang lain." Chan tersenyum miris, meraih tangan mungil milik Jeongin dan mengelusnya pelan. "Tak lama lagi, aku pasti akan kembali bersamamu." Lirih Jeongin, ia tahu persis bagaimana perasaa Chan sekarang.

"Kita memang harus kembali, karena itu memang rencana kita dari awal bukan?" Chan menggenggam tangan milik kekasihnya, berusaha meyakinkan lewat tatapan mata.

"Baguslah, lagipula aku tak betah lama-lama menjadi milik orang lain." ucap Jeongin tersenyum senang.

~♤♤♤~


Seungmin menunggu kepulangan Chan dengan bosan, dia sudah membereskan rumah dan memasak tapi kelihatannya sang tuan rumah tak kunjung pulang juga. Ingin menonton televisi tapi tak berani, Seungmin tidak ingin terlihat lancang menggunakan barang disini tanpa seizin tuan rumah.

"Jika dia terus seperti ini setiap hari, aku pasti akan mati kebosanan." keluh Seungmin perutnya juga sedikit lapar. Tetapi ia tak ingin makan tanpa Bangchan karena niat awalnya melakukan semua ini hanya untuk mengucapkan terimakasih.

Suara pintu terbuka terdengar, Seungmin langsung dengan semangat menuju pintu. Chan memang pulang, tetapi ia membawa orang lain. Seorang pemuda dibalik tubuhnya dengan surai blonde dan wajah yang manis. Mendadak Seungmin jadi iri melihatnya, tentu saja dia tidak ada apa-apanya dibandingkan pemuda itu. Seungmin langsung menuju kamar sebelum Chan dan pemuda itu melihatnya. Memilih menatap pemandangan jendela sambil bernyanyi demi mengusir kebosanan.

Sedikit terbersit perasaan tak enak dihati Seungmin, beberapa pertanyaan membludak dikepalanya tentang siapa pemuda itu? Apakah itu adalah kekasihnya? Tetapi, cepat-cepat Seungmin menepis itu semua. Lagipula, memangnya dia siapa? Dia tidak punya hak untuk mengetahui masalah pribadi Bangchan.

"Sadar diri Seungmin, kau bukanlah siapa siapa disini." lirihnya kembali menatap sendu kearah jendela. Pintu kamar miliknya terbuka, memperlihatkan Chan yang membawa kotak kue. Mata Seungmin langsung berbinar bahagia, menatap pemuda yang lebih dewasa dengan semangat.

"Aku pikir kau telah tidur, mau makan kue stroberi bersamaku baby?" tawarnya.

"Of course, daddy." balas Seungmin dengan wajah berbinar, menggandeng tangan Chan menuju dapur tetapi sedetik kemudian melepaskannya secara tiba-tiba.

"Ada apa?" tanya Chan bingung. Sedangkan Seungmin mulai sedikit panik dan menggeleng. "Aku hanya refleks saja tadi, hehe." cengirnya membuat Chan tidak jadi curiga dan beralih menyubit pipi gembilnya dengan gemas.

"Daddy, bisakah aku bertanya kepadamu?"

"Bertanya apa?" Chan menghentikan kegiatannya memotong kue.

"Pemuda tadi itu siapa?" tanya Seungmin penasaran dengan mata berbinar, membuat Chan tidak tahan untuk mengusap surai halus miliknya. "Namanya Jeongin, dia adalah orang terpenting dalam hidupku." ujar Chan.

"Ohh.. jadi begitu ya." Seungmin tersenyum hambar, memangnya dia mau mengharapkan apa sih? Sudah bersyukur Chan mau memberikannya tempat tinggal seperti ini.

"Jangan berharap lebih, Kim Seungmin."





♤♤♤

"Jeonginn!!!!" Hyunjin langsung memeluk erat istrinya ketika baru sampai kerumah. Jeongin memutar bola matanya malas, berusaha melepas pelukan erat milik sang suami.

"Apa sih kak, kayak gak ketemu bertahun-tahun aja." decak yang lebih muda.

"Tapi rasanya aku selalu kangen sama kamu sayang." rengek Hyunjin memasang tampang imut agar si manis bisa luluh. "Yaudah deh, sini deketan." Jeongin menarik wajah Hyunjin agar lebih mendekat dengan wajahnya sendiri, sedikit terkekeh ketika sang suami hanya memasang wajah bingung.

"Kenapa diem? Katanya kangen." si dominan lalu tersadar, memeluk istrinya sembari mengecup keningnya lembut.

"Aku cinta banget sama kamu Jeongin, jangan pernah tinggalin aku ya?" bisik Hyunjin. Entah mengapa, Jeongin hanya bisa terpaku setelah mendengarnya.












Diam, hanya kata itu yang dapat dilakukan setelah mendengar permintaannya.

.
.
.
.
.
.
.


TBC


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang