Mengapa

13 4 0
                                    

Berada di tengah kerumunan luas diantara orang yg mencari jati diri. Ada kala mereka hanya ingin menertawakan. Tali menali layaknya sinyal saling mengenal, namun tak segan menghujat dengan brutal tanpa melihat bagaimana kata baik yg aku berikan. Ntah aku yg bodoh atau mereka yg tak serakah. aku bahkan tidak percaya apa itu kebaikan. Kebaikan yg terlihat sempurna dengan label ketulusan yg mereka tawarkan. Bukan maksud berprasangkan buruk, namun waspada menjadi sbuah keharusan untuk tetap aman. Aku mencoba menelusuri setiap sudut jalan dan mendekat ke ujung jalan disana. Tapi, tak pernah sampai. Mungkin, aku tersesat atau mati dengan tidak melihat apa-apa. Percayalah, tanganku bergetar untuk satu orang yg bisa menggenggamku dengan kata yg teramat sakit. Ternyata dia bukan hanya satu. Apa yg ku rasakan bahkan mungkin terdengar sunyi karna menyembunyikan kepahitan tiada arti hingga aku tau diri siapa aku yg tak mungkin bisa berjalan sempurna bersama orang terdekat sekalipun. Badai mungkin berlalu tapi apakah aku masih hidup ketika sudah usai. Orang2 itu yg tak mengenal damai menjadi teriknya hari yg membuatku harus mengeluarkan segelintir air yg jatuh berurai membanjiri ujung jalan yg tak mungkin aku jumpai. Mungkin dia hanya berdiri  diujung tadi bernafaskan duri
Jika aku mati apa bisa menikmati keindahan dan kenikmatan yg terpapar dan berpijar tanpa bisa aku merasakan getarnya? Memiliki rasa ingin tau besar tapi aku hampa.
Setidaknya kenapa semakin lama aku berada ditepi jurang yg aku ga tau kegelapan disebelahku. Lalu mengapa tinggal terlalu lama membuatku terhujani dengan jarum yg terlihat terbang seperti anai-anai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SelfHealingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang