Raina membuka pintu kamarnya lalu membuang sembarang tas sekolahnya. Ia berjalan menuju meja belajarnya dengan wajah sedikit lesu. Hari ini menurutnya ada yang kurang, entah apa itu. Tapi ia merasa kehilangan sesuatu.
"Duh gue kenapa sih? Kok merasa nggak enak gini ya?", ia bermonolog lalu berjalan dan menghempaskan diri di kasur empuk tersebut.
Raina menatap langit kamarnya, fikirannya kosong dan merasa sebagian kecil hatinya telah hilang. Perasaan gundah, gelisah, khawatir bercampur menjadi satu layaknya es campur.
Drrrt.Drrrtt..
"Ya halo Fay kenapa?"
"Bisa ke rumah sakit sekarang? Ini penting Ra!"
"Duh gue baru aja sampe rumah. Emang siapa sih yang sakit?"
"Arga koma " .
Raina mengatupkan bibirnya, ia terdiam membisu. Entahlah mengapa setelah mendengar 2 kata terakhir Fay hatinya teriris.
"Ra! Ra! Lo masih di sanakan? Ra lo dengerin gue kan!"
Raina tersadar dan memindah posisi ponselnya menjadi di telingan sebelah kiri.
"Lah terus hubungannya sama gue apa? Ya udah sih biarin aja. Toh gue bukan siapa-siapanya dia!"
"RA! Gue nggak salah denger? Gue kira Raina sahabat gue punya hati nurani! Ternyata? Ra! Lo boleh benci sama Arga tapi ada tempatnya! Dan dia sekarang lagi koma! KOMA! Ra coba lo pikir kalo nggak ada Arga waktu itu, mungkin lo nggak bisa masuk kelas dan nggak bisa ikut ulangan Bu Asri! Tapi lo beruntung bisa masuk kelas ya walaupun harus dihukum dulu. Tapi seenggaknya lo bisa ikut ulangan! Dan waktu itu juga Arga bela-belain nungguin lo selsei ekskul, 2 jam Ra! Dia nungguin lo di dekat gerbang. Supaya bisa nganterin lo selamat sampe rumah! Dan mungkin masih banyak lagi kebaikan yang Arga lakuin ke lo yang kita semua nggak tau. Gue harap lo bisa ngerti Ra! Hidup itu bukan hanya mengingat kejahatan orang tapi kebaikan yang udah dia lakuin ke kita. Kalo lo punya waktu, please jenguk Arga ntar gue kirim alamat RS-nya".
Tut.
Raina masih terdiam. Benar. Semua yang diucapkan oleh Fay semuanya benar. Hidup itu bukannya hanya mengingat kejahatan orang tapi kebaikan yang udah dia lakuin ke kita. Raina terduduk di pinggir kasurnya dan melihat notifikasi pesan dari Fay.
Fayyy
Rumah Sakit Nusa Bakti, dia lagi d ruang ICU."Arga? Arga koma?".
🍂🍂🍂
Fay, Bian, Seno duduk di kursi panjang depan ruang ICU. Fay memaikan kukunya sambil menunggu balasan dari Raina. Bian sahabat Arga dan duduk satu bangku dengan Arga sedang mengabari teman sekelas dan seangkatan bahwa Arga sedang koma dan minta doanya. Dan Seno, ia tertunduk diam. Ia merasa bersalah karena lama sampai ke tempat gudang tua itu dan berakhir Arga sekarang harus tertidur panjang alias koma."Sen, Yan mendingan kita makan dulu di kantin RS supaya bisa jagain Arga terus. Kalo ntar lo pada sakit khususnya lo Sen ntar siapa yang jagain Arga", ucap Fay yang teman les Bian dan teman Seno yang baru saja berkenalan tadi.
Kedua lelaki itu menoleh dan mengiyakan saran Fay. Lalu ketiganya berjalan menuju kantin. Walaupun nafsu makan Seno sedang tidak baik untuk saat ini.
Sesampainya di kantin Fay langsung memesankan nasi goreng untuk dirinya dan dua lelaki yang duduk di meja panjang kantin.
"Fay gue boleh nanya?", tanya Seno saat Fay kembali seusai memesan makanan.
"Iya kenapa Sen".
"Lo kenal yang namanya Ra-Raina? Soalnya sebelum koma Arga terus manggil nama cewek itu. Lo bisa suruh Raina nggak buat ke sini. Gue rasa dengan adanya Raina Arga bisa cepat siuman", pinta Seno yang di balas anggukan oleh Fay.
"Sebenarnya gue tadi udah nelfon dia, tapi.."
"Tapi kenapa Fay?".
"Dia lagi di jalan", ucap Fay cepat.
"Ya ampun Fay! Lo gila! Udah jelas-jelas Raina nggak bakalan dateng!",ucap Fay membatin