[xxxii] menjual rindu pada mentari

27 7 0
                                    

Ini surat ketiga setelah januari awal

Surat pertama bertuliskan kesal

Surat kedua dihiasi sesal

Surat ketigaku

Awalannya kelabu

Perihalnya kamu

Isinya rindu

Padahal aku sudah mencoba membagi rinduku pada debu-debu di udara

Bukannya berkurang rindu-rindu itu malah semakin meluas jangkauannya

Pagi ini kucoba menjual rindu pada mentari

Semoga saat senja nanti ia tak beri rindu yang baru

Karena tiap kali percobaanku berhenti merindukanmu

Egoku berkata "jangan dulu!"

Aku lelah memutar memori-memori indah karena meskipun itu membahagiakan sebenarnya mereka menuntutku agar mengenangmu lebih dalam

Pernah kucoba merangkak berdiri dalam kumpulan harapan semu

Namun bayangmu yang terpatri di angan senantiasa menjatuhkanku

Jauh ke dasar lautan rasa ingin bertemu

Bulan dan bintang-bintangnya Menemani setiap detik usahaku Mengalahkan hati yang belum teguh Dalam hal berdamai dengan rasa sesal

Hingga aku bangkit

Aku pulih

Aku kuat

Aku bisa

Tapi mengapa merindukanmu tetap terasa seperih ini?

Ya, sakitnya masih sama

Rasanya makin merana

Hampir kutemukan cahaya

Tapi tergelincir kesekian kalinya

Aku kalah

Aku payah

Kembali diperbudak kerinduan

Aku lelah menjajakan mereka lagi

Karena bulan tak ingin beli

Mentari enggan mencicipi

Bintang-bintang langsung pergi

Aku kembali pada kegiatanku

Menulis surat berujung pilu

Awalannya masih sendu

Perihalnya masih kamu

Isinya selalu rindu

Tegal, 15 Juni 2019

downpourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang