9. Baikan

55 2 1
                                    

Rendy dan Brylian sedang berada dikantin yang mendadak ramai karena para guru mengadakan rapat secara tiba-tiba

Sedangkan Sutan lebih memilih tidur dikelas dengan Bagas dan Bagus ketimbang bersama Rendy dan Brylian.

Sambil menyantap makanannya, Rendy seketika memikirkan tentang Cindy, sudah beberapa hari ia tidak melihat gadis itu.

Mungkin saja Cindy sedang tidak ingin kekantin atau gadis itu masih marah padanya.

Rendy akhirnya memilih beranjak dari kantin setelah usai menyantap sarapannya dan menuju kelasnya disusul Brylian yang berjalan dibelakangnya.

Diperjalanan menuju kekelasnya banyak siswi-siswi mencuri pandang kearah Rendy dan Brylian. Rendy yang cuek tak memperdulikan hal tersebut.

Sesampainya dikelas ia memilih bergabung dengan Bimo yang sedang mengganggu Siti.

"Bimo! bisa diem nggak sih?" kesal Siti namun malah membuat Bimo semakin gencar mengganggu Siti yang sedang menulis.

"gabisa sayang, a'a bimo lagi kangen nih" gombal Bimo semakin membuat Siti jengkel.

Rendy langsung saja menjitak kening Bimo yang langsung mengeluh kesakitan.

"wah parah lo Ren" ucap Bimo sembari mengusap keningnya.

Rendy hanya menatap datar sehingga membuat Bimo cengengesan.

"canda elah"

"dih"

"hehe, eh mending maen ae" usul Bimo membuat Rendy terdiam sebentar lalu mengangguk.

"maen apaan?" ucap Fadil yang tiba-tiba langsung duduk disebelah Siti.

"eh gue ikutan yak" susul Brylian mendekat.

"makin gabisa tenang deh gue" keluh Siti yang akhirnya memutuskan untung pindah tempat duduk sementara didekat Laras agar terhindar dari para perusuh.

"Woe ikan pesut, ikutan kagak?" Brylian berucap sembari membangunkan Sutan dengan menggoncang tubuh Sutan.

Sutan pun terbangun lalu mengucek mata sebentar dan mengiyakan ajakan teman-temannya.

Bagas dan Bagus pun kompak terbangun dari tidur mereka akibat ulah Brylian yang membangunkan mereka dengan kaos kaki Joko yang terkenal memiliki wangi khas.

"awas koe ya" ancam Bagas dengan logat jawanya.

"uwes toh" lerai Bagus.

"haha, sorry deh" ucap Brylian namun masih mendapat tatapan tajam dari Bagas.

"yauda, skuy maen TOD" seru Bimo akhirnya.

Fadil mengangguk lalu mengambil botol minuman dari tas Siti.

"Sit, gue pinjem dulu ya buat maen" ucap Fadil agak mengeras.

"kalau rusak lo ganti ya" jelas Siti lalu kembali fokus menulis.

"tenang, abang Bimo yang bakal gantiin kok" celetuk Bimo dibalas gelak tawa teman-temannya.

Fadil lalu memutar botol Siti, beberapa detik kemudian botol tersebut berhenti berputar dan mengarah pada Bimo.

"Truth Or Dare Bim?" tanya Fadil.

"karena gue laki, gue pilih Dare" jawab Bimo sambil membusungkan dadanya.

Brylian mengode Fadil dengan matanya. Seakan mengerti Fadil pun mengangguk setuju.

"Dare lo nembak si Siti" ucapan Fadil sukses membuat Bimo tercengang dan yang lainnya tertawa.

Sang CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang