3. Pemikiran Rendy

288 27 0
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari setengah jam yang lalu, semua teman-temannya yang lain sudah pada pulang kerumah, sedangkan Rendy masih berada didalam kelasnya.

Tadi saat Brylian dan Sutan mengajaknya pulang bersama, Rendy memilih diam dan pada akhirnya Brylian dan Sutan memilih pamit untuk pulang duluan.

Saat ini Rendy terlihat sedang duduk dibangkunya dan memejamkan matanya sambil sesekali menggelengkan kepalanya, kelihatan sekali bahwa ia sedang berpikir keras. Dan ntah apa yang ia pikirkan sehingga ia memilih memikirkannya disekolah.

"Arrrghh tuh anak sakit apa coba?" ujarnya frustasi karena ia tak berhasil menemukan jawaban atas pemikirannya.

Tadi pagi atau tepatnya waktu istirahat pertama, setelah Geby dan Riska pergi dengan tergesa-gesa, ia langsung saja menyelesaikan makannya dan pamit ke Brylian dan Sutan untuk pergi ketoilet.

Bukannya ketoilet Rendy justru pergi mengikuti Geby dan Riska dari jauh, saat kedua gadis itu naik ke arah rooftop ia lantas mengernyit "mau ngapain si Geby sama Riska kesini?" batinnya bertanya waktu itu saat ia sudah sampai di rooftop, ia lalu bersembunyi didekat pintu masuk rooftop sembari mengintip lewat celah pintu.

Beberapa saat kemudian Geby dan Riska memekik kaget membuat Rendy langsung memperjelas penglihatannya dan memastikan apa yang sedang terjadi.

Rendy terbelalak kaget bahkan sangat kaget, saat Cindy berbalik dan ia melihat darah mengalir dengan deras dihidung Cindy.

Rendy berniat menolong tapi ia urungkan karena tak ingin ketahuan kalau ia menguntit Geby dan Riska, Rendy hanya memperhatikan mereka bertiga dari jauh.

Setelah Geby, Riska dan juga Cindy meninggalkan rooftop, ia pun keluar dari tempat persembunyiannya dan langsung bergegas menyusul mereka, tapi baru beberapa langkah, bel masuk sudah berbunyi dengan nyaring, ia pun lantas berbalik dan berjalan menuju kekelasnya.

Karena hal itulah ia seketika gelisah dan terus kepikiran tentang penyakit yang diderita Cindy, ia pun sudah mencoba melupakannya tapi apalah daya, ingatan tentang darah yang keluar dari hidung Cindy terus berputar dikepalanya sehingga membuatnya terus menerus kepikiran.

Ia merasa kasihan pada Cindy, jadi selama ini gadis yang selalu mengejarnya itu punya penyakit, dan sekarang yang ia pikirkan adalah penyakit apa yang diderita Cindy dan bagaimana caranya ia bisa melupakan kejadian tadi.

Sungguh berat bagi Rendy memikirkan ini, disatu sisi ia ingin mengetahui penyakit Cindy dan disisi lain ia malah acuh tak acuh. Karena tak medapatkan jawaban ia memilih pulang kerumah.

Ia mengedarkan pandangan sekeliling parkiran sekolah, kini hanya ada motor maticnya yang tersisa, sudah dipastikan bahwa tinggal ia sendirian disekolah, kemudian ia bergegas menaiki motornya dan berlalu pergi meninggalkan pelantaran parkiran.
                           🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Sesampainya Rendy dirumah ia disambut oleh Zayn adik sepupunya yang tengah digendong oleh Bella kakaknya

Sesampainya Rendy dirumah ia disambut oleh Zayn adik sepupunya yang tengah digendong oleh Bella kakaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sang CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang