1. Usaha

438 23 0
                                    

Dengan langkah santai Rendy berjalan menyusuri koridor sekolah menuju kantin bersama Brylian dan Sutan disebelahnya, kedua tangannya ia masukkan kesaku celananya membuatnya tampak lebih keren.

Tak dapat dipungkiri lagi jika ketiga lelaki yang dijuluki most wanted boy di SMA Gadjah Mada mendapatkan berbagai pujian dari sebagian siswi yang mereka lewati.

Rendy hanya biasa saja, sudah biasa baginya mendengar namanya selalu disebut-sebut hampir seluruh siswi disini, sedangkan Brylian dan Sutan membalas pujian itu walau hanya sekedar dengan senyum tipis atau menganggukkan kepala.

Sesampainya di kantin, Rendy, Brylian, dan juga Sutan langsung saja memesan makanan dan duduk di meja paling pojok dikarenakan meja lainnya sudah penuh.

Setelah beberapa lama pesanan mereka pun datang, tanpa menunggu lama Rendy langsung saja menyantap nasi goreng didepannya dengan lahap, Brylian juga melahap soimay nya sesekali sambil bermain game di ponselnya, lain halnya Sutan yang hanya meminum pop ice taro miliknya.

"Hai Kak Rendy, Kak Lian, Kak Sutan" ucap Cindy yang kini sudah duduk tepat didepan Rendy, Rendy hanya acuh dan kembali melahap makanannya, dan sesekali meminum pop ice cokelatnya.

Sedangkan Brylian sudah mematikan ponselnya dan beralih menatap Cindy, juga Sutan yang langsung meletakkan cup pop icenya dimeja "Eh hai Cin" ucap Brylian dan Sutan serempak, Cindy tersenyum pada Brylian dan Sutan, lalu pandangannya kembali tertuju pada Rendy "Kak, ini aku bawain cookies buatan Bunda aku" ucap Cindy sambil menyodorkan kotak bekal berwarna biru pada Rendy.

Rendy menghabiskan makanannya lalu mendongak menatap tajam Cindy, ia pun memegang dan membuka sedikit tutup kotak bekal tersebut.

Dalam hati Cindy ia sangat merasa senang Rendy mau menerima pemberiannya, tetapi sedetik kemudian kotak biru tadi sudah tergeletak di lantai dengan cookies yang berhamburan.

Hampir semua siswa dan siswi melihat kejadian ini, ada yang menahan tawa dan ada juga yang mentapap iba Cindy yang membuat hati Cindy mencelos "gue nggak suka cookies" ucap Rendy dingin kemudian pergi meninggalkan Cindy, Brylian dan Sutan yang terkejut atas tindakan Rendy.

Brylian dan Sutan kompak mengerjap, dalam hati mereka ingin sekali memaki sahabatnya itu, tapi sekali lagi Rendy bukanlah yang dulu lagi, bukan lagi Rendy yang punya hati dan bukan lagi Rendy yang besikap lemah lembut pada wanita kecuali, ibu dan kakaknya.

Brylian menoleh ke bawah mendapati Cindy yang tengah berjongkok dan membereskan cookies nya yang berhamburan lalu memasukkan lagi kedalam kotak bekal, ia tersenyum melihat ketegaran hati Cindy, kemudian ia melirik Sutan yang sedang terdiam melihat adik kelasnya yang pantang menyerah ini.

"Mau gue bantuin?" tanya Brylian yang dibalas gelengan dari Cindy, Sutan pun ikut menawarkan bantuan, tetapi Cindy juga menolaknya.

Setelah Cindy selesai memasukkan kembali semua cookies nya ia berdiri dan tersenyum hangat pada Brylian dan Sutan "aku duluan ya Kak, bye" ucapnya kemudian berlalu pergi.

Brylian dan Sutan menatap iba punggung Cindy yang sudah menjauh, sesaat Brylian dan Sutan sama-sama tercengang saat kotak bekal yang berisikan cookies itu dibuang ke tempat sampah oleh Cindy.
Mereka lalu menggelengkan kepala sebentar kemudian menyusul Rendy yang mungkin sudah duduk tenang di bangkunya.

    🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩

Cindy berjalan dengan perasaan kacau, setelah membuang kotak bekalnya, ia seperti merasa kecewa, bukan karena Rendy menolak bekalnya, tapi kecewa karena Rendy melempar kotak bekalnya sehingga isinya berhamburan.

Jujur ia sedikit sakit, andai saja Rendy menolak tapi tidak melempar, pasti cookies itu tidak akan berakhir ditempat sampah tetapi berakhir di dalam perutnya.

Sang CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang