1

3.4K 280 38
                                    

Pertemuan itu sangat mengejutkan. Jisoo menggigil, dan bukan hanya karena saat itu bulan November di Texas selatan. Ia melihat saudara tiri yang dipujanya berjalan menjauh darinya dengan santai seolah menghindari rintangan yang menghalangi. Dalam banyak hal, seperti itulah sosok Jisoo bagi Lee Taeyong. Pria itu membencinya, namun tentu saja lebih membenci ibu Jisoo. Kedua wanita bermarga Kim itu sudah menjauhkan Taeyong dari ayah yang dikaguminya. Lee Donghae menemukan putra satu-satunya dalam pelukan sang istri –ibu Jisoo- dan serta merta mengusirnya dari rumah tanpa mendengar penjelasan Taeyong. Pria yang merasa sakit hati itu pun tak mau repot-repot melakukannya. Ia pergi dari rumah disaat ia tengah menyelesaikan tahun terakhirnya di sekolah kedokteran.



Kejadian itu enam tahun lalu, dan luka itu masih belum sembuh. Lee Donghae tak pernah membicarakan putranya dan itu bukan masalah bagi Jisoo. Mendengar nama Taeyong menyakitkan baginya. Berbicara pada pria itu juga butuh keberanian. Taeyong pernah menyebut Jisoo mata duitan seperti ibunya, selain hinaan-hinaan lainnya. Kata-kata bisa menyakitkan, dan kata-kata Taeyong selalu menyakitkan. Tapi Jisoo sekarang sudah berusia 22 tahun dan ia tak mau tunduk. Namun itu tidak berarti lututnya tidak gemetar dan jantungnya tidak berdebar ketika ia membela diri.



Jisoo berdiri di samping VW kuning kecil miliknya, mengawasi Taeyong membuka pintu Porche konvertibel hitam yang dia kendarai. Rambutnya yang gelap terlihat berkilau tertimpa cahaya. Matanya pun begitu kelam hingga terlihat hitam, dan dia jarang tersenyum. Donghae bilang Taeyong mewarisi kekayaan ibunya, namun itu tidak cukup banyak untuk membuat Taeyong mengenakan jas Armani yang dipakainya dan mobil-mobil sport eksotik yang dibelinya tiap tahun. Hal yang paling mungkin untuk dipikirkan adalah Taeyong sudah menyelesaikan sekolahnya di tempat lain dan membuka praktek swasta. Taeyong selalu tertutup bahkan sejak ia masih tinggal di rumah ayahnya.



Taeyong balas melirik Jisoo. Bahkan dari kejauhan pun pria itu terlihat cemas.



Jantung Jisoo berdebar. Terlepas dari usaha terbaiknya untuk mengendalikan diri, Taeyong selalu memiliki efek seperti itu terhadap dirinya sejak awal, sejak mereka pertama kali bertemu. Jisoo hanya pernah berada dalam pelukan Taeyong sekali, saat dirinya dibawah pengaruh alkohol yang terlalu banyak. Taeyong mengamuk, melontarkan Jisoo menjauh sebelum Jisoo dapat menarik bibir keras pria itu turun ke bibirnya. Kelanjutan dari keberanian yang tidak biasa itu begitu menyakitkan.



Jisoo bertanya-tanya alasan Taeyong begitu khawatir tentang dirinya. Mungkin pria itu khawatir tentang ayahnya, dan Jisoo adalah pengurus utama ayahnya. Pasti itu. Pikir Jisoo sebelum memusatkan kembali perhatiannya pada mobilnya sendiri.



Taeyong membuka pintu mobilnya dengan sentakan keras, lalu masuk dan melesat seperti remaja yang baru pertama kali memiliki mobil. Dia bisa ditangkap polisi karena itu, pikir Jisoo. Selama beberapa detik ia tersenyum membayangkan Taeyong yang begitu terlihat keras dan berwibawa akan dibawa oleh polisi ke balik jeruji besi. Taeyong terlihat begitu tak bernoda, begitu canggih, sehingga sulit bagi Jisoo membayangkan pria itu diganggu atau diintimidasi. Ukuran tubuhnya tidak sekekar para binaragawan, namun ia begitu tegap dan sangat pandai. Dia fasih berbicara dalam lima Bahasa, dan pandai memasak.



Jisoo mendesah sedih dan masuk ke dalam mobil kecilnya. Ia tidak paham kenapa Taeyong harus khawatir bahwa ia dan ayahnya mungkin akan dalam bahaya dari raja narkoba yang dibicarakan orang setempat. Jisoo tahu Cy Park dan Eb Scott punya peran menutup pusat distribusi narkotika besar, dan si raja narkoba itu, Manuel Lopez, konon mengincar mereka untuk balas dendam. Tapi itu tidak menjelaskan hubungan Lopez dengan Taeyong. Sulit rasanya membayangkan Taeyong yang alim berurusan dengan Manuel Lopez. Mungkin Taeyong sempat menyampaikan informasi dari Cy Park dan Eb Scott kepada pihak FBI? Entahlah.

The Last Mercenary [Taeyong x Jisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang