7

988 163 24
                                    

JIsoo memandang Taeyong dengan cemas. "Lopez akan mencariku," katanya tiba-tiba. Taeyong menegang.



"Biarkan dia mencarimu," sahutnya pendek. "Jika dia datang cukup dekat untuk menjadi sasaran, aku akan menyelesaikan seluruh masalah ini. Dia tidak akan menyentuhmu lagi, Jisoo."


Jisoo merasa sedikit lebih tenang. Taeyong kedengaran sangat percaya diri dan itu membuatnya merasa lebih baik. Ia kembali ke tengah ruangan, memeluk dirinya sendiri. "Bagaimana orang seperti itu ada dalam dunia beradab?" ia ingin tahu.


"Karena pemerintah masih tidak bisa melawan kekayaan seperti itu," jawab Taeyong terus terang. "Uang dan kekuasaan membuat para kriminal terlalu tangguh. Namun kita mempunya undang-undang yang membantu kita menyingkirkan sebagian yang ilegal itu," tambahnya. "Kita juga memiliki orang-orang yang berdedikasi menegakkan hukum. Kita lebih sering menang ketimbang kalah belakangan ini."



"Kau kedengaran seperti agen pemerintah," Jisoo menggoda.



Taeyong terkekeh, "Begitu ya? Aku menghabiskan beberapa tahun menjadi agen pemerintah. Pemikiran itu masih bertahan." Ia bergerak maju. Mengeluarkan tangan dari saku untuk melingkarkannya dengan lembut di tubuh Jisoo. "Aku berjanji tidak akan membiarkan Lopez menangkapmu, seandainya kau khawatir tentang itu."



Jisoo meringis, "Apakah kekhawatiranku terlihat?"


"Entahlah. Mungkin aku dapat membaca pikiranmu belakangan ini," sahut Taeyong, mencoba membuatnya kedengaran tidak penting.



"Kau yakin? tentang Ayah akan aman, maksudku?"


"Aku yakin," jawab Taeyong cepat. "Seungwoo mungkin terlihat bodoh. Tapi dia memiliki otak yang sangat tajam, dan dia penembak cepat. Tidak ada orang yang akan bisa melewatinya dan Seulgi pada saat yang sama."


"Kau sangat menyukai Seulgi ya?"


Taeyong tertawa. "Ya, memang. Dia mematikan. Dan salah satu pencari barang terbaik yang pernah kupunya."


"Apa pekerjaan Taehyung?"


Taeyong mempertimbangkan dengan waspada, terlihat seakan-akan tidak menyukai pertanyaan itu, "Taehyung ahli senjata kecil. Dia juga punya kerabat di berbagai negara, jadi dia sumber informasi yang bagus juga. Mingyu, kau sudah bertemu dengannya di pesawat. Dia baru dalam tim ini dan dia menguasai banyak bahasa. Dia biasanya menyamar  dalam operasi luar negeri yang harus kami lakukan. Kau belum bertemu Rodrigo, dia pilot DC-3 yang menerbangkan kita ke Miami. Lalu Don, si kopilot, ahli senjata api. Kami memiliki agen lain yang melakukan pekerjaan penghancuran namun ia mengalami kecelakaan dan tidak bisa bekerja untuk sementara waktu."


"Yang kau dan anak buahmu lakukan... itu pekerjaan berbahaya."


"Hidup adalah pekerjaan yang berbahaya," sahut Taeyong datar, "Aku menyukai pekerjaan ini dan tidak berencana melepaskannya."


The Last Mercenary [Taeyong x Jisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang