"Bagaimana menurutmu?" tanya Taeyong membantu Jisoo melewati titian yang mengarah ke dermaga.
"Indah," jawab Jisoo jujur, "Kurasa akan lebih menakjubkan lagi pada siang hari."
"Memang," Taeyong ragu-ragu, berbalik arah pada orang-orang yang masih di kapal, "Taehyung! Pastikan kita setidaknya punya dua penjaga di perahu sebelum kau naik ke rumah," serunya pada rekannya yang menyeringai dan mematuhi perintah itu, "Mingyu bisa membantumu," katanya tanpa sadar.
Jisoo sepertinya tidak menyadari Taeyong berusaha menyingkirkan kedua orang yang paling ramah terhadapnya. Taeyong sengaja. Ia tidak suka anak buahnya terlalu akrab dengan Jisoo. Bukan cemburu. Tentu saja bukan. Ia hanya... melindungi Jisoo dari kerumitan.
Yah anggap saja seperti itu.
Jisoo memandang berkeliling ketika mereka menaiki jalan setapak berkerikil yang lebar ke arah rumah, dan mengernyit saat menyadari ada suara-suara aneh, "Suara apa itu?" ia bertanya pada Taeyong.
"Radar peringatan dini milikku."
"Hah?"
Taeyong terkekeh, "Aku memelihara sekelompok angsa," ia menjelaskan, mengangguk ke arah daerah berpagar tempat sekelompok uggas putih besar berkeliling dan berenang di kolam besar, "Percaya atau tidak, mereka lebih baik daripada anjing penjaga."
"Tidakkah satu atau dua anjing penjaga akan lebih baik?"
"Tidak. Aku memiliki Yuta di dalam."
Sebelum Jisoo mengajukan pertanyaan lagi, pintu depan dari kayu tebal membuka dan seorang pria berdiri di hadapan mereka. Dia memegang senapan otomatis di satu tangan yang besar.
"Selamat datang kembali, Bos," kata pria itu dalam aksen Inggris yang kuat dan tegas, ia menyeringai sebentar dan mengangkat kedua alis ketika menatap Jisoo. "Dapat ya?"
"Dapat. Dan tanpa korban jiwa," Taeyong membalas seringainya, "Bagaimana keadaan di sini?"
"Baik-baik saja. Tapi sebentar lagi akan hujan," ia memindahkan tumpuannya, meringis sedikit. "Benda sialan ini rasanya lucu. Dan aku tidak bisa lari," katanya. Memelototi Taeyong seolah itu salahnya.
"Hei, bukankah aku sudah menyuruhmu menunduk?" ujar Taeyong. "Bahkan, bukankah aku mengatakannya dua kali?"
"Kau bilang begitu, tapi aku sedang pakai earphone!"
"Alasan. Kami bahkan mengumpulkan uang untuk pemakamanmu. Dan kau mengacaukan semuanya dengan berhasil bertahan hidup," Taeyong menggerutu, sambil menuntun Jisoo lebih dalam ke rumahnya.
"Oh tentu, setelah kalian semua membagi seluruh hartaku! Taehyung masih memiliki kaus favoritku dan tidak mau mengembalikannya. Padahal dia tidak suka memakai kaus."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Mercenary [Taeyong x Jisoo]
RomansaLee Taeyong adalah pria yang misterius dan pendiam. Tak seorang pun tahu tentang kehidupan pribadinya- yang memang sepatutnya. Karena Taeyong adalah tentara bayaran, dan kebohongan-kebohongannya selama ini menjauhkan orang-orang yang dicintainya dar...