Jisoo membuka mata dan mendapati bantal keras dan hangat di bawah kepalanya. Yang membuatnya heran, ia berbaring di pangkuan Taeyong dengan pipi di dada pria itu.
"Bangun, bangun," goda Taeyong lembut. "Kita sudah mendarat."
"Di mana?" Jisoo bertanya. Menggosok matanya seperti anak kecil mengantuk.
"Miami."
"Oh di bandara."
Taeyong terkekeh. "Suatu bandara," pria itu mengoreksi. "Namun tidak ada dimanapun di dalam peta." Dia mengangkat Jisoo dengan lembut kembali ke bangkunya lalu berdiri, meregangkan tubuh. Dia meringis menatap Jisoo yang masih kebingungan.
"Ayo, musafir. Banyak yang harus kita lakukan dan waktu kita tidak banyak."
Jisoo membiarkan Taeyong menuntunnya keluar sedangkan orang-orang lain sudah mendahului mereka. Meletakkan senapan, pistol, dan peralatan lainnya.
"Apakah kalian lupa membawa perlengkapan kalian?" ia bertanya pada Taeyong.
Taeyong tersenyum dan meletakkan jarinya yang panjang di mulut Jisoo. Sorot matanya nakal. Taeyong tidak pernah bercanda dengannya, tidak dalam tahun-tahun mereka saling mengenal.
"Ini bukan punya kami," sahutnya, pura-pura berbisik. "Lihat gedung itu? dan orang-orang yang keluar dari sana?"
"Ya."
"Tidak," Taeyong mengoreksi. "Tidak ada gedung, dan orang-orang itu tidak ada. Semua itu khayalan dari imajinasimu, terutama pesawat itu."
"Ya ampun!" Serunya dengan mata terbelalak. "Kita bekerja untuk CIA?"
Taeyong terbahak. "Jangan tanya aku siapa mereka, aku bersumpah tidak akan memberitahumu. Dan tidak akan pernah. Sekarang ayo pergi, sebelum mereka sampai ke sini."
Taeyong dan yang lain bergerak cepat ke arah SUV yang menunggu persis di tepian apron tempat mereka meninggalkan pesawat itu.
"Apakah kau yakin sudah menyelesaikan ini dengan-" Mingyu melirik cepat ke arah Jisoo "-Orang yang mengepalai tempat ini?"
"Eb yang mengatasinya," ucap Taeyong, "Namun untuk berjaga-jaga ayo cepat kita pergi dari tempat ini, kawan!"
Taeyong berlari ke arah SUV, mendorong Jisoo. Yang lain juga segera bergerak, tertawa sambil berlari. Terdengar teriakan di belakang mereka, namun masih samar-samar ketika pengemudinya, dengan cepat melesat pergi.
"Dia akan melihat plat nomornya!" Jisoo memekik ketika ia melihat pria berjas dengan buku catatan melihat ke arah mereka.
"Memang itu tujuannya," Mingyu memberitahu Jisoo sambil meringis. "Pelat nomor keren, mobil ini juga. Ini milik direktur lokal... Agensi yang kami tahu," jelasnya sedikit ragu-ragu.
"Kita akan dipenjara bertahun-tahun!" Jisoo memekik ketakutan.
"Tidak juga," ucap si pengemudi dengan cepat berbelok ke tempat parkir di supermarket lokal. "Semua keluar."
Kepala Jisoo terasa pusing. Mereka keluar dari SUV dan sedan krem menanti di sebelahnya, dengan kunci terpasang. Jisoo menjejalkan diri bersama Taeyong dan Mingyu di bangku belakang, sementara kedua pria lainnya menjepit Taehyung dari kedua sisi depan. Si pengemudi pergi dengan tenang dan masuk ke dalam lalu lintas Miami.
Saat itulah Jisoo melihat semua laki-laki itu mengenakan sarung tangan. Ia tidak. "Bagus sekali! Semua orang pakai sarung tangan dan aku tidak. Sidik jariku adalah satu-satunya yang akan mereka temukan. Dan aku akan dipenjara bertahun-tahun! Kurasa kalian semua akan menengokku setiap hari Minggu, kan?" serunya menuduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Mercenary [Taeyong x Jisoo]
RomanceLee Taeyong adalah pria yang misterius dan pendiam. Tak seorang pun tahu tentang kehidupan pribadinya- yang memang sepatutnya. Karena Taeyong adalah tentara bayaran, dan kebohongan-kebohongannya selama ini menjauhkan orang-orang yang dicintainya dar...