Tante !

1.3K 31 0
                                    

"Lissa..."
"Lissa"
Ibu terus mencoba membangunkan ku yang bersembunyi dibalik selimut.
"Lissa sampai hitungan ke tiga nggak bangun dari pura-pura tidur kamu, nanti ibu potong uang jajan."

Aku serentak bangun. "Yaaa... Si ibu negara pakai acara ngancam.

Ibu terkekeh. "Heran sama kamu, setiap keluarga pada kumpul dirumah kerjaan ngurung diri dikamar doang, dipikir kamu putri tidur?"

Dengan wajah cemberut aku menghampiri tante-tante ku, kakak dan adik ibuku diruang tamu. "Hallo tante, apa kabar?" sapa ku kemudian mencium tangan keduanya . "Kak Ti nggak ikut?"

"Ti mah gaul punya banyak teman jadi nggak ngurung diri dikamar. Nanti susah jodohnya loh." sindir tante Olla kakak ibu.

"Bukan ngurung diri dikamar tante lebih tepatnya mencari inspirasi." jawabku.

Ibu mengusap lembut rambutku. "Iya kak Olla kan si Lissa sering buat cerita pendek."

"Ohh... Yang sering dibagikan difacebook kamu ya Lissa?" tanya tante Mimi adik bungsu ibu.
Tante Mimi karena belum menikah memilih tinggal bersama tante Olla.

Wah! Ternyata cerpen ku bukan hanya dinikmati remaja tapi juga orangtua. "Iya, tante juga baca cerpenku?."

"Yah nggak sih, tante kan malas melakukan sesuatu yang nggak menghasilkan uang. Sering diceritain sama kak Ti. Kamu susah-susah bikin cerpen dibayar cuman dengan like dan komentar doang!" ujar tante mimi.

"Mending kamu belajar sama kak Ti dia sekarang jadi selebgram!" Seru tante Olla.

"Selebgram apaan tuh kak?" tanya ibu yang dari tadi duduk diam mengamati.

"Anak sama ibunya sama-sama nggak gaul. Selebgram itu sebutan untuk pengguna sosial media instagram tapi yang memiliki penggemar yang banyak. Kak Ti juga sering mempromosikan produk dari berbagai brand dan yang pastinya tidak dilakukan secara cuma-cuma, pastinya ada upahnya. Nggak seperti Lissa yang hanya dapat like dan komentar tapi menghabiskan kuota internet." ujar tante Olla dengan lirikkan tajamnya.

"Kak Ti bisa menghasilkan uang dengan kegiatannya yang nggak percuma dan buang-buang waktu seperti kamu." tambah tante mimi.

"Selama itu menyenangkan dan tidak merugikan orang lain, kenapa tidak?" tanya ibuku.

"Dukung saja anakmu itu, nggak berkembang baru tahu rasa. Kamu itu janda miskin. Makanya dulu kalau dengar apa kata orangtua buat dijodohin, tolak emas malah dapat imitasi." ujar tante Olla.

Aku melihat raut wajah ibu yang berubah mendung. "Kak! Jaga ucapan kakak, aku nggak mau hubungan kita yang sudah membaik memburuk seperti yang lalu."

"Bahagianya kamulah!" ujar tante Olla sambil berdiri yang diikuti tante Mimi, mengacak isi tasnya kemudian mengeluarkan uang Rp. 100.000 dari dompet miliknya.

"Lissa punya uang?" tanya tante Olla.

"Punya tante."

"Mau uang?"

"Yakali orang ada yang nggak mau uang?" tanyaku dalam hati

"Nggak tante."

"Ehmm.." ibu berdehem dengan lirikkan tajam.

"Anak kamu diajari untuk menolak rezeki? Sopan sekali." Sindir tante Mimi.

"Maaf kak, Lissa ini anak tipenya cuek. Kalau mau kasih ya tinggal dikasih kak sama keponakan sendiri macam orang lain diakan malu jawabnya." ujar Ibu.

Oh Tuhan! Aku beruntung punya ibu yang selalu mengerti diriku.

***

InsecureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang