Sebelum pak Rama selaku guru Bahasa Indonesia sekaligus walikelas ku mengakhiri materi hari ini dan seperti biasa beliau sering cerita dengan kami para siswa-siswinya. Lebih tepatnya sih teman-teman sekelasku seperti biasa aku hanya jadi tim pendengar setia.
"Anak-anakku... Bapak mohon perhatiannya karena ada yang ingin disampaikan.""Wih... Kok berasa deg-degan pak!" seru Darah.
"Kok deg-degan sih, kan pak Rama belum tembak kamu." ujar Yuda siketua kelas kemudian disertai tawa teman-teman sekelas.
"Iyakan Darah suka yang tua." teriak Pipit.
"Yang tuakan santannya lebih mantap. Yakan Darah?" tanya Tio.
"Yang tuakan kualitasnya makin oke. Hahaha." jawab Darah.
"Hei... Ini kalian lagi jualan kelapa dikelas ya? Kembali ke topik awal, kalian kan sebentar lagi lulus, fokus ke tujuan kalian dan menuntaskannya sampai selesai jangan putus ditengah jalan. Memangnya kalian tidak kasian dengan kedua orangtua yang sudah membanting tulang susah payah untuk biaya sekolah kalian yang tidak murah? Bapak tidak mau kejadian seperti teman dikelas sebelah kalian terjadi kepada kalian. Karena ketahuan hamil hari ini Anita dikeluarkan dari sekolah." ujar pak Rama. Suasana yang ramai berubah mencekam.
"Benaran pak? Anita sicewek kacamata. Pediam itu anak pak. Kok nggak percaya ya." ujar Suci teman sebangku darah.
Oyah aku belum cerita kalau jumlah kami sekelas ada 29 orang dan cuman aku yang duduk sendirian.
Nyesekkan hidupku?"Yakkan biasanya orang pendiam itu diam-diam menghanyutkan dan biasanya merekalah yang paling sering putus sekolah ditengah jalan salah satu contohnya seperti kasus Anita." ujar pak Rama yang terdengar menghakimi orang pendiam.
"Arggg Padahal putus sekolah seseorang tergantung individu masing-masing. Aku sebagai tim pendiam begitu tersinggung dengan ucapan pak Rama." teriakku kencang.
Tapi... Disayangkan ucapan itu hanya tersangkut ditenggorokkan dan berputar dipikiranku.
Awas saja pak Rama, aku akan membalas dendam mewakili tim pendiam dengan cara elegan yang akan membuat pak Rama bangga karena memiliki siswi pendiam seperti diriku.***
KAMU SEDANG MEMBACA
Insecure
Teen FictionApakah kamu sering membandingkan diri dengan orang lain? Merasa tidak aman, rendah diri, dan tidak berharga? Merasa tidak bisa berbuat banyak? Itu yang aku rasakan dan berharap kalian tidak merasakannya karena itu akan menjadi penyesalan. Dengan se...