Sabtu adalah hari dimana hari kemerdekaan kami karena tidak ada mata pelajaran yang memeras otak untuk berpikir apalagi menghitung ditambah ada pelajaran Seni Budaya dari guru terkocak kami, pak Andi. Sesuai janji pak Andi minggu lalu akan dibagikan kelompok untuk membuat film pendek dari hasil karya kami sendiri.
"Anak-anak sesuai janji bapak, kita akan membagi kelompok menjadi 4 kelompok masing-masing kelompok ada 7 orang dan filmnya akan ditayangkan nanti dihari kelulusan kalian yang pastinya akan ditonton oleh orangtua kalian. Jadi untuk kali ini" Terang pak Andi. "Tunjukkan yang terbaik."
Semua kelompok sudah terbentuk dan memilki anggota masing-masing. "Pastinya tinggal seseorang yang tidak kebagian kelompok ? Coba angkat tangannya!" Seru pak Andi.
"Saya pak!" Jawabku dengan mengajukkan tangan.
"Oh, kamu Lissa silahkan pilih kelompok yang kamu ingin menjadi anggotanya." Ujar pak Andi.Aku sangat ingin menjadi anggota kelompok yang ada Uwaisnya tapi aku sangat malu untuk mengunkapkannya.
"Bareng kita saja pak." Jawab Uwais.
Deg' jantungku berdegup kencang, bahagia.
"Mau banget pak!" Jawabku langsung mengundang tawa sekelas.
"Mau banget pak!" Darah meniru ucapanku dengan nada seperti tikus terjepit got.
Ahh, baru kali ini aku bahagia dengan kesendirianku saat disekolah!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Insecure
Teen FictionApakah kamu sering membandingkan diri dengan orang lain? Merasa tidak aman, rendah diri, dan tidak berharga? Merasa tidak bisa berbuat banyak? Itu yang aku rasakan dan berharap kalian tidak merasakannya karena itu akan menjadi penyesalan. Dengan se...