Part 8

64K 3.1K 79
                                    

Esok harinya aku terbangun dengan seluruh tubuh merasakan kesakitan, mataku bengkak akibat pukulan Daniel. Aku melihat tubuhku penuh luka lebam akibat penganiayaan Daniel.

“Kamu harus bertahan Helena, ini akibat kesalahanmu sendiri, Daniel hanya marah karena  ketidak setiaanmu” aku memeluk kedua kakiku, aku benamkan mukaku dan aku kembali menangis.

Aku melihat Daniel tidak ada dikamar, aku mengambil ponselku dan menghubungi Mommy, dia pasti kuatir karena aku belum memberi kabar sejak kemarin. Aku menormalkan nada suaraku, Mommy tidak boleh mengetahui keadaanku.

“Halo Mom”

“Hai pengantin baru, kemana saja, sejak semalam Mommy menunggu kabarmu”

“Baik Mom… Mommy seperti gak pernah muda saja”

“Oooo iya… Kamu sehat dan baik – baik sajakan, kamu bahagiakan”

“Aku sehat dan bahagia Mom, sangat bahagia” aku menutup mulutku yang hamper mengeluarkan suara isak tangis.

“Bagus deh…”

“Mom.. bagaimana keadaan istana, apa ada berubah… Dad, Kendra dan Glen” ah aku merindukan kalian semua

“Dad, Kendra baik sedangkan Glen… dia mengundurkan diri dan saat ini Mommy tidak tau dia dimana”

“Mengundurkan diri? Kok bisa?”

“Mommy gak tau…” aku mendengar suara langkah diluar

“Mom, sudah ya… Daniel mengajakku sarapan”

“Baiklah nak.. hati – hati dan sering – seringlah hubungi Mommy”

“Bye Mom”

Aku mematikan ponsel dan kembali duduk dengan tenang. Pintu dibuka dan aku melihat Daniel wajahnya penuh dengan luka dan darah.

“Kamu kenapa?”tanyaku

“Bukan urusanmu wanita jalang!!” dia masuk ke kamar mandi.

Hinaannya membuatku kembali menangis. “Sabar Helena…” berdiri dan melihat wajahku. Lebam dan biru, sungguh sangat ironis, aku mengira dengan menikah aku akan bahagia, walau aku menikah bukan dengan pria yang aku cintai.

Daniel keluar dari kamar mandi dan menyuruhku membereskan barang.

“Sudah waktunya kita pergi dari Negara terkutuk ini wanita jalang… bereskan barangmu dan kita berangkat ke Paris”

“Baiklah Daniel”

****

Aku menutupi luka di tubuhku dengan  masker dan topi agar orang – orang tidak melihat luka di tubuhku. Perjalanan ke Paris membutuhkan waktu 5 jam. Perjalanan yang sangat melelahkan, aku tidak tau apa yang akan dilakukan Daniel nanti di Paris. Aku hanya berharap kemarahannya akan berkurang cepat atau lambat.

“Ambil bagasi dan aku tunggu d pintu masuk, jangan coba berpikiran untuk kabur wanita jalang, karena aku dapat menemukanmu” katanya berbisik di telingaku

“Aku tidak akan kabur Daniel, aku mau kemana sedangkan suamiku ada disini”

Dia melepaskan pegangannya dan meninggalkan sendirian menunggu bagasi. Aku menunggu dengan pandangan kosong dan juga jiwa yang terluka. Mataku melihat sekeliling bandara dan tiba – tiba aku seperti melihat punggung pria seperti Glen.

“Glen… Glen…” aku mengejar pria itu, tapi pria itu menghilang dengan cepat.

“Glen… hiksss… kenapa aku melihatmu disini… gak… tolong hilang dari kepalaku Glen…” aku menghapus air mataku. Dan kembali menunggu bagasi.

13. Princess in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang