Part 11

70.3K 3K 53
                                    

Sekali lagi author ucapkan selamat bagi para pemenang giveaway Mr. Black… nantikan giveaway selanjutnya dan hadiahnya tak kalah seru loh dari yang lalu…

Terima kasih juga buat reader setia karya author, comment dan vote dari kalian sungguh sangat berarti layaknya setetes air di gurun pasir, menyejukkan dan membuat diri tenang. Ceileh bahasanya tapi sungguh jika gak diberi comment entah kenapa jadi tidak semangat dan author jadi malam buat melanjutkan hahahhaha.

Ah panjang… cekidot aja dah..

****

Lanjutan Pov Glen…

Semenjak kejadian itu Helena berubah 180 derajat, keusilan untuk membuatku di pecat tidak lagi dilakukannya, dia hanya berdiam diri di kamar tanpa melakukan apapun, keinginannya untuk menikah juga semakin besar dan lebih parahnya sekarang pria itu sudah tinggal diistana, walau aku masih bisa menjaga Helena dari  sentuhannya.

Karena Helena jarang keluar, aku lebih banyak menghabiskan waktu di kebun, membantu tukang kebun membersihkan bunga – bunga yang sangat aku suka, ya aku sangat mencintai perkebunan, impianku semasa kecil, hidup diperkebunan dengan wanita yang aku cintai, tetapi aku yakin hal itu tak akan pernah terjadi. Semenjak lahir aku sudah dibuat dan diciptakan sebagai alat untuk membalas dendam.

Siang itu seperti biasa aku membantu tukang kebun menyiram dan membersihkan kebun istana, tiba – tiba aku mendengar suara Helena memanggilku. Aku kembali menunjukkan wajah dinginku dan menatapnya, kantung matanya terlihat jelas, apa dia tidak bisa tidur atau kejadian itu membuat dirinya ketakutan, entahlah.

Aku melihatnya mendekati sebuah bunga, bunga yang paling aku suka dan aku juga yang menanamnya, bunga itu bernama bunga cinta, katanya siapapun yang menghirup dan menyukai bunga itu,  mereka akan disatukan  dalam ikatan pernikahan yang kekal sampai ajal menjemput.

“Bunga ini apa namanya?” tanyanya dengan wajah riang.

“Bunga Helenoitra, bunga kematian” kataku berbohong, aku melihatnya menjauh dan bergetar ketakutan, matanya melohat Kendra yang asyik berbicara di ponselnya.

“Glen… antar aku ke kamar, sekarang”

Dia memintaku mengantarnya tetapi karena gemetaran kakinya tak bisa melangkah dan dia memintaku menggendongnya, aku semula menolak tapi melihat wajah ketakutannya akibat kebohonganku, aku menjadi tidak tega dan menggendongnya kembali naik keistana.

Ketika dikamarnya aku melihat pria itu sudah menunggunya dan menatapku tajam karena melihatku menggendong  Helena. Aku menurunkan Helena dan keluar. Aku mendengar percakapan mereka terutama ketika Helena mengatakan kalo dia mencintai pria itu, entah kenapa dadaku sesak.

“Pria itu tidak mencintaimu Helena,dia hanya ingin membalas dendam…” tapi akupun begitu, aku dan dia sama saja, sama – sama menggunakan perasaan Helena untuk menyakitinya dan membalas dendam.

Tak lama mereka berdua keluar, mereka bergandengan tangan, Helena memberitahuku bahwa hari ini dia akan melakukan fitting baju pengantin. Aku membawanya ke sebuah butik langganan kerajaan, sebenarnya Helena tak perlu bersusah payah ke butik, sebagai princess hanya dengan sekali jentik tangan perancang baju akan datang, tapi Helena tidak mau. Dia hanya mau merasakan bagaimana pengantin biasa mempersiapkan pernikahannya. Aku masih mengikuti memilih gaun.

Helena menyukai gaun yang terpajang di etalase, tetapi pelayan itu memberitahunya bahwa gaun itu sudah ada yang punya dan itu aku, aku membeli gaun itu sehari sebelum kami kesini, aku suka dan aku memimpikan Helena memakai gaun itu.

13. Princess in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang