Lima Tahun kemudian
**
"Daddyyy..." teriak seorang gadis kecil berusia tiga tahunan, masuk ke ruang kerja Sasuke diikuti seorang wanita cantik dengan perut buncit.
"Akiko-chan, jangan teriak-teriak, sayang," ujar wanita hamil tersebut memperingatkan.
Sasuke yang tadinya serius dengan berkas-berkas di meja kerjanya, tiba-tiba berhenti dari kegiatannya. Mendongak dan melihat malaikat kecil yang berdiri di depan meja kerjanya lengkap dengan tas jinjing di tangannya.
"Astaga putri Daddy ... kenapa datang tanpa memberi kabar, hm? Lihat, putri Daddy cantik sekali," ujarnya menghampiri gadis kecil tersebut kemudian menggendongnya. Tak lupa ia juga mengecup kening wanita hamil yang berdiri di depannya.Rasa lelahnya menguap seketika, melihat kehadiran dua malaikat di ruang kerjanya.
"Maaf, sayang. Akiko-chan memaksa ke sini. Katanya mau makan siang sama Daddynya. Ya sekalian aku bawa bekal makan siang untuk kita."
Sasuke kemudian merangkul wanita hamil tersebut. "Tidak masalah, tapi kamu harus mengabariku, sayang, agar aku menyuruh supir untuk menjemput kalian. Kamu tidak boleh menyetir sendiri. Ingat, kamu sedang hamil anak kita yang kedua," katanya sembari menuntun wanita hamil itu menuju sofa yang ada di ruang kerjanya.
"Ck, sekali-kali tidak apa-apa kalau aku menyetir sendiri. Wanita hamil juga butuh pergerakan, Sasuke-kun," balas wanita hamil tersebut sedikit kesal dengan sifat overprotektif sang suami.
"Aku hanya takut terjadi sesuatu padamu dan calon anak kita, Naruto. Aku takut! Sangat takut! Kalian hartaku yang sangat berharga. Mengerti~kan sayang?"
"Mommy ... mamam." Sasuke dan wanita hamil tersebut yang ternyata Naruto, mengalihkan atensi sepenuhnya kepada Akiko.
"Putri Daddy sudah lapar ternyata. Sabar ya tuan putri. Mommy lagi siapkan makan siang untuk kita," ujar Sasuke menoel hidung mancung putrinya.
"Akiko-chan, sini duduk dekat Mommy, biar Mommy suapin. Daddy juga mau makan lho! Ayo sini," ajak Naruto kepada putrinya.
"Biar aku saja yang suapi, Naru. Kamu makan saja duluan. Anak kita juga pasti sudah lapar di dalam," sela Sasuke sembari menglus lembut perut buncit Naruto.
"Apa tidak apa-apa, Sasuke-kun? Kamu juga lapar~kan? Kamu bekerja banting tulang untuk kami."
"Tidak apa-apa, sayang. Sudah! Makan saja. Nanti yang di dalam merengek lagi, karena kelaparan," balas Sasuke dan mengusap lembut kepala Naruto.
Dalam hati, Sasuke sangat bersyukur memiliki Naruto sebagai istrinya. Perjuangannya berbuah manis.
Sebagai syarat untuk mendapatkan restunya, dua tahun kesempatannya yang diberikan mertuanya, Iruka untuk mengelola perusahaan NamUz, berkembang pesat dalam waktu satu tahun. Semua berkat kerja keras dan kegigihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice Of Heart✔
FanfictionPair : SASUFEMNARU Dia menikahi wanita itu bukan karena atas dasar cinta. Tapi karena pesan terakhir sang sahabat untuk menjaga wanita calon istrinya yang saat ini sedang hamil. Seharusnya sahabatnyalah yang berdiri di altar mendampingi wanita berna...