Sasuke membuka matanya saat silau cahaya matahari masuk menembus gorden jendela kaca kamar Sakura.
Ia mengerjapkan kelopak matanya, Sasuke mengamati langit-langit kamar yang terasa asing baginya.
Sasuke menoleh ke sampingnya dan terkejut karena menemukan surai pink sewarna bunga Sakura menempel di dada bidangnya dengan berbantalkan lengan kekarnya. Dan lengan kanan wanita itu memeluk pinggangnya.
Dia ingat, semalam ia dan Sakura telah menikah dan sekarang mereka tinggal di kediaman Haruno.
Pantas saja tempat ini terasa asing baginya. Semalam Sakura juga yang memohon padanya untuk ditemani tidur.
Kalau saja Sasuke dan Sakura menikah atas dasar cinta, mungkin posisi tidur seperti ini tidak akan masalah bagi Sasuke saat ia bangun tidur di pagi hari. Tapi itu hanya kata 'seandainya'. Kenyataannya mereka hanya menikah hitam diatas putih saja.
Tidak ingin berlama-lama dalam posisi ambigu seperti saat ini, Sasuke mengangkat kepala Sakura dari atas lengannya yang dijadikan wanita itu sebagai bantal. Menarik lengannya dan meletakkan kepala Sakura di atas bantal dengan perlahan dan hati-hati.
Selanjutnya ia mengangkat lengan Sakura yang memeluk pinggangnya. Menggeser tubuhnya sendiri dan turun dari ranjang dengan sangat pelan, guna meminimalisir gerakan yang bisa menbangunkan wanita hamil itu.
Sasuke membenahi selimut Sakura sebelum ia masuk ke dalam kamar mandi, tidak lupa membawa pakaian ganti. Kesannya tidak sopan memakai pakaian didepan wanita orang lain.
Sasuke sadar, pernikahan ini hanya status sementara bagi mereka.
Saat Sasuke masih berada di dalam kamar mandi, Sakura terbangun. Ia meraba samping tempat tidurnya yang kini telah kosong. Seketika ia ingin menangis. Apakah Sasuke sudah pergi meninggalkannya? Tak bisakah pria itu bersamanya sedikit lebih lama? Apa tidak ada harapan, Sasuke bisa membuka hati untuknya?
Hati Sakura yang tadinya sempat gundah, kini tenang kembali kala mendengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi. Itu artinya Sasuke saat ini sedang mandi. Sasuke tidak pergi meninggalkannya.
Klek
Suara pintu kamar mandi terbuka menbuat Sakura menoleh seketika.
"Kamu sudah bangun, Sakura? Apa tidurmu nyenyak?" tanya Sasuke begitu bola matanya dan bola mata Sakura bertatapan.
"A...ah..iya Sasuke-kun. Tidurku nyenyak kok dan itu karena kamu mau menemaniku. Maaf, aku jadi terlambat bangun. Seharusnya aku yang duluan bangun. Ini malah kamu duluan. Maaf, aku memang payah," jawab Sakura merasa tidak enak.
"Tidak usah dipikirkan. Sekarang kamu mandi. Aku keluar duluan menemui ayah dan ibu," titah Sasuke dan meninggalkan Sakura yang masih bergeming di pinggir ranjang.
"Dia bahkan selalu menghindariku. Sepertinya tidak ada harapan untuk bersamanya. Takdir macam apa ini?" monolog Sakura setelah Sasuke keluar dari kamar.
Sakura berdiri dan merapikan tempat tidur.
Drrrttttt Drrrttt
Telepon genggam Sasuke yang terletak di atas nakas bergetar menandakan adanya panggilan masuk.
Sakura penasaran. Siapa yang menelpon Sasuke pagi-pagi begini? Apa Sasuke sebenarnya sudah punya kekasih?
Tidak tahan dengan rasa penasarannya, Sakura meraih handphone tersebut untuk melihat siapa yang menelpon pria yang berstatus suaminya itu.
Hei, dia tidak salah kok menganggap Sasuke itu suaminya. Karena kenyataannya mereka memang telah resmi menikah. Yah...sekalipun bohongan. Orang tidak ada yang tahu masalah itu. Bahkan orang tuanya juga tidak tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choice Of Heart✔
Fiksi PenggemarPair : SASUFEMNARU Dia menikahi wanita itu bukan karena atas dasar cinta. Tapi karena pesan terakhir sang sahabat untuk menjaga wanita calon istrinya yang saat ini sedang hamil. Seharusnya sahabatnyalah yang berdiri di altar mendampingi wanita berna...