Co❤ [10]

1.9K 187 31
                                    

Setelah berpikir beberapa saat lamanya dan juga meminta pendapat dari anggota keluarganya, Naruto memutuskan untuk menemui Sasuke di rumah sakit. Terlebih paman dan bibinya juga menyuruh untuk menjaga pria itu di sana mengingat Sasuke sudah tidak punya keluarga dekat lagi.

Jadi ia berpikir, tidak ada salahnya menunggui Sasuke di rumah sakit paman dan bibinya datang ke sana.

"Akhirnya kamu datang juga, Naruto. Terimakasih karena mau memenuhi permohonanku," ucap tulus Sakura menyambut kedatangan Naruto di depan ruang tunggu rumah sakit, dimana Sasuke sedang di rawat.

"Tidak usah berterimakasih seperti itu, nee-san. Aku ke sini atas kemauanku sendiri juga."

"Ya sudah...ya sudah. Aku lega karena kamu akhirnya datang juga. Sekarang kamu masuklah ke dalam. Sasuke sedang tidur. Karena kamu sudah di sini, aku pamit pulang dulu. Kupercayakan Sasuke padamu, imouto." Sakura mendorong pelan punggung Naruto ke depan pintu ruang rawat Sasuke.

Dengan perlahan, ia memutar knop pintu dan membukanya pelan. Kemudian Naruto melangkah mendekati ranjang pasien setelah ia menutup pintu kembali.

"Naruto...."

Bibir Sasuke bergerak dengan mata terpejam menyebut nama Naruto.

Naruto menggenggam tangan Sasuke yang bebas dari infus. "Aku di sini, pembohong! Aku di sini...hmmks..." Ia membekap mulutnya untuk meredam isakannya agar tidak mengganggu tidur Sasuke.

Sesak di dada kembali ia rasakan saat mengetahui pria yang dicintainya itu telah menikah.

"Naruto..."

Lagi-lagi Sasuke menyebut namanya dalam tidur.

"Aku di sini, Sasuke-kun," bisik Naruto di telinga pemuda Uchiha tersebut.

Seolah mendengarkan bisikan tersebut, Sasuke membalas genggaman tangan Naruto dan tidur kembali dengan tenang.

"Cepatlah sembuh. Aku di sini menunggumu," ucap lirih Naruto sembari mengusap surai hitam Sasuke.

Beberapa menit kemudian, setelah merasa tidur Sasuke sudah tenang, Naruto melepas genggaman tangannya dari tangan Sasuke. Akan tetapi, genggamannya bukannya terlepas malah semakin erat.

"Don't go, Naruto. I just want to be with you. Now and forever," ucap Sasuke denan mata masih terpejam.

"Sa...Sasuke..." ucap Naruto menyerupai bisikan. "...hyaaa...sejak kapan kau bangun? Kau mengerjaiku, teme..." teriaknya membahana melupakan fakta bahwa dia sedang berada di ruang rawat rumah sakit.

"Ck, pelankan suaramu, dobe. Ini rumah sakit. Aku bangun sejak kau berusaha melepas genggaman tanganmu. Jangan mengumpat, sayang! Tidak cocok untuk bibirmu yang seksi itu. Terimakasih karena sudah datang, Naru. Tadinya aku berpikir kalau kedatanganmu hanya mimpi belaka. Tapi ternyata mimpiku jadi nyata." Sasuke bergerak mencoba untuk duduk.

"Ugh...teme, brengsek, tukang gombal....jangan di paksakan. Kamu harus istirahat," sergah Naruto menahan pergerakan Sasuke.

"Aku sudah sembuh karena obatku sudah ada di sini. Obat yang tidak tersedia di rumah sakit ini, yaitu kamu."

"Ck, sudah sakit tapi masih saja menggombal," decak Naruto sambil menumpuk bantal sebagai penyangga punggung Sasuke.

Jarak pipi mereka begitu dekat sampai hembusan nafas Naruto terasa hangat di wajah Sasuke.

Cup

Entah setan apa yang merasuki Sasuke sehingga ia berani mengecup bibir tipis Naruto tanpa permisi.

Mata Naruto membola mendapat kecupan tiba-tiba dari pemuda Uchiha tersebut.

Keterdiaman Naruto dimanfaatkan oleh Sasuke untuk melumat bibir kesukaan yang dirindukannya itu. Bibir yang menjadi candu baginya sejak sebulan yang lalu.

Choice Of Heart✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang