17. Jenongg🐣

4.8K 457 67
                                    

One more Hybrid! AU?
Let's check it!
(๑˃ᴗ˂)ﻭ

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Rendezvous (?)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jeno sudah siap berangkat ke kampus dengan setelan kasual seperti biasa. Menjalani semester akhir membuat kepala nya serasa tertimpuk batu-batu besar secara bersamaan. Terlebih ada satu lagi seseorang yang membuatnya melatih kesabaran.

Ekor oranye berbulu sedikit lebih lebat terlihat bergoyang senang di balik pintu kulkas. Tubuh mungil nya nampak masuk ke dalam lemari pendingin itu sambil asik memilah bahan masakan. Jeno tersenyum lebar, ia harap, pagi ini rubah manisnya tak akan mengacaukan lagi jadwal kuliahnya karena harus diminta memeluk tubuh berisinya seharian tanpa boleh melepas seinci pun walau punggungnya kebas.

Mendapati sang pemilik sudah rapi di jam yang masih menunjuk angka tujuh lebih lima menit, "Jenongg?"

"Pagi, cantik. Mau memasak sarapan?" tanya lelaki itu setelah mengecup singkat bibir kekasih hatinya.

"Ungg! Jenongg mau makan apa? Nanti Renjunie buatkan!" semangat si rubah sembari mengankat satu ikat bayam segar di tangan.

"Apapun, sayang. Masakan buatan mu selalu enak sampai aku tidak bisa memilih-milih makanan."

Siapa yang tidak ambyar melihat keimutan si hybrid di awal hari? Begitu pula Jeno, lelaki itu kini sibuk mengecupi pipi gembul si manis yang masih menggunakan piyama lengan panjang sewarna bulunya senang.

Merasa geli, "Ish, Jenonggg~ geli tauu! Sudah sana duduk dan jangan mengganggu Renjunie memasak, okay?"

"Yaah, padahal aku berniat membantu tadi. Boleh ya?"

Renjun menatap tak suka pada sang pemilik yang memaksanya ikut membuat sarapan. Bukan apa-apa. Terakhir kali Jeno membantu si rubah itu memasak, dapurnya seperti kapal pecah. Setelah itu dengan tidak manusiawi Jeno malah meninggalkan rubah manis itu membersihkan kekacauan sendiri. Kampret memang.

Yang di mintai izin tetap menolak, "No! Jenongg duduk disana saja. Renjunie tidak mau dapurnya berantakan lagi seperti kemarin."

"Okay, okay, tapi kamu harus hati-hati ya sayang. Kalau butuh bantuan aku disana. Love you~" sekali lagi satu kecupan bungsu Lee curi di belah manis sang istri.

Memejamkan mata erat, bulu badan Renjun serasa berdiri. Entah kenapa setiap mendapat perlakuan manis sang suami, ia merasa lebih sensitif saat ini. Sudah tujuh bulan sih sebenarnya, hehe.

Sehabis memasakkan Jaemin sepanci hotpot semalam, Renjun jadi ingin memasak sesuatu yang pedas-pedas. Tapi Jenonggnya tidak menyukai masakan kelebihan cabai seperti bayangan si hybrid yang kini memasang celemek di badan. Mencoba menalikan kedua ujung tali di belakang, namun tangan mungilnya tidak sampai.

Mau tak mau, "... Jenongg~"

"Hm? Kenapa Injunie?" meletakkan ransel hitam di atas meja makan, sang suami sigap mendekat pada si mungil bersurai kecoklatan yang sibuk mencebik depan wastafel dengan kran menyala.

"Tangan ku tidak sampai, aku jadi gendut sekarang. Celemeknya tidak muat--hiks.."

"Hey, hey, sini coba aku pasangkan. Jangan menangis, okay? Nanti cantiknya hilang."

[✓] Rendezvous | Oneshoot CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang