19. Sunnight'🏞️

4.6K 270 44
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Rendezvous (?)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Tepian sungai Han begitu indah jika di pandang dari jarak sedekat ini. Angin sepoi menyapu helai rambut sedikit panjang si manis yang kini bertopang dagu di sebelah kiri. Yang tampan di kanan asik berkutat dengan handphone baru miliknya, acuh akan sosok biang gula di sisi.

Menoleh, manik kecoklatan bak biji Almond menelisik gerak-gerik yang lebih tua. Ia menghela napas, "Sini, gini aja nggak bisa.."

"A-apa sih? Bisa kok!" protes sang empunya ponsel tak terima. Namun yang ia dapat hanya balas cebikan yang lebih muda.

Bagaimana tidak sebal? Pasalnya sudah setengah jam lamanya mengotak-atik barang pipih baru yang ia beli sebelum mampir kemari, tapi tak ada hasil sesuai harapan, "Hyung, kalau tidak bisa memprogram minta tolong dong. Nana kan bisa, ya seenggaknya ngajarin hyung buat ngirim pesan atau berfoto."

"Ngirim pesan doang mah bisa dari lahir, Na. Nggak perlu diajarin juga.."

"Yeu, songong. Orang fingerprint aja hyung malah nyari kabel. Malu-maluin aku aja di depan mbak-mbak konter."

Kalau mau untuk apa, "Kan print, butuh kabel kan buat di colokin ke stop kontak?"

Jaemin sudah ancang-ancang memukul kepala si blasteran Korea-Kanada dengan Iphone itu, tapi sayang, kan baru beli. Mahal lagi..

"Hahh--sabarrr deh Nana punya pacar kaya Mark-hyung.." pada akhirnya helaan napas yang telah sekian ratus kali terdengar selama satu hari dari pemuda Na yang demi Tuhan hanya sebab Lee Minhyung alias Mark Lee, si buta teknologi.

Mark ingin menyubit kedua pipi gembul kekasihnya yang telah sembilan kali mengumpat di Minggu ini. Dan sialnya, gerutuan itu ditujukan untuknya--yang tak beruntung akan peka produk canggih masa kini.

Merasa tak memberi benefit bagus sebagai pacar, "Gini-gini aku hebat dalam hal lain loh, Na." sombongnya sembari membenahi kerah jaket yang terbuka.

"Apaan? Orang weekend aja ngajak kencan di pinggir kali gini, hebat darimana coba.."

Mati kamu mamen, eh Mark Lee :)

Ingin marah, namun kenyataan malah menertawai bungah. Jaemin menahan senyum tatkala melirik wajah pangeran kekasihnya yang tak bisa dikatakan baik. Oh, apakah ia terlalu jahat untuk lelaki yang rela mengambil cuti untuk menemaninya melihat butik?

Pemilik surai pink cerah meraih telapak Mark, mengusap punggung tangan dengan pelan, "... Aku salah ya? Mianhae, Hyungiee. Aku tetep seneng kok karena kamu sudah menyempatkan ketemu walau ya.. Jauh dari bisa mengobati rindu."

"Na.."

Yang di tatap menawan terpesona, "Umm--tapi lain kali kencannya make kursi lah, Hyung! Astaga! Bokong ku sakit harus duduk di batu beginiii.."











'...Anying, baru aja terbang udah di jatuhin aja, Na?' batin Minhyung misuh-misuh. Santai, ini hanya gejolak batin bukan hal yang terucap.

Putera sulung Lee family mana kuat di acuhkan Jaemin yang begitu bikin diabetes barang sedetik saja?? No, kata Mark, lebih baik di cakar Bongshik--kucing adiknya--Jeno daripada di cuekin Nana.

[✓] Rendezvous | Oneshoot CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang