Setelah kejadian beberapa hari lalu, Satria merasakan ada sesuatu yang berbeda dari pandangannya mengenai cinta dan rasa. Jika beberapa orang menilai cinta terkadang tidak adil, Satria justru menilai cinta adalah sesuatu yang paling adil . Cinta tidak diukur dengan timbangan namun cinta di jalani dengan penuh pertimbangan. Cinta adil bagi mereka yang tidak berjuang dengan rasa, namun cinta bisa menjadi sesuatu yang paling tidak adil, bagi mereka yang telah berjuang tulus namun mendapatkan rasa yang tak berfrasa. Cinta berawal dari pandangan merangkai perasaan berujung harapan, namun harapan bisa berubah jadi derapan bagi mereka yang tidak bisa merasakan dan merelakan.
••••
Setelah puas berdebat dengan batinnya, Satria memutuskan untuk berangkat sekolah. toh Yana udah ada yang jagain, batin Satria sebelum benar benar mengajak sepasang kakinya untuk mulai melangkah meninggalkan rumah sakit, yang lucunya malah menambah sakit.
Jiwanya belum bisa menerima kenyataan yang barusan terjadi. Sebuah tangan yang menggenggam tangan terputar jelas dalam ruang ingatan Satria, seakan sengaja untuk mengobarkan api cemburu yang telah membakar hati Satria yang selembut kapas.
••••
Satria berjalan menuju kelasnya dengan tampang yang tidak menampakkan kesedihan sesikitpun pada mimik wajahnya. Terdengar suara derapan langkah kaki sedang mengikuti Satria dari belakang.
"selamat pagi ganteng" Aisyah menyapa Satria
"pagi juga cantik" balas Satria yang kaget tiba2 Aisyah sudah berpapasan dengannya
"btw lo sudah selesai tugas yang kemarin? "
"yang bikin puisi dari pak Nusari kan" Satria memastikan
"ia.... " jawab Aisyah singkat
"kalau yang itu sihh belum selesai pak ngomong gue udah selesai"
"sembarangan lo...! "
"gue udah selesai rapiin buku maksudnya" sambil ketawa kecil
"lu mah kebiasaan kalau bercanda suka garing heheh"
Omongan mereka berdua tanpa sadar terdeteksi radar telinga Nurfa. Nurfa sahabat baik Yana memang sadari tadi berada di belakang Satria dan Aisyah, kebetulan Nurfa memang satu kelas dengan Satria
Yana terbaring lemas dirumah sakit kok lo nggak ngerasa gimana gitu.... setidaknya jangan dekati cewek lain kek gue jadi kesal jadinya. Nurfa greget sendiri sambil tetap mengunyah snack yang selalu satia setiap saat
••••
Sebuah buku novel romance mengeram santai dalam dekapan Satria. Taman dibelakang sekolah yang nggak terlalu ramai dijadikan sebagai tempat curhat setiap kali Satria merasa tidak berdamai dengan hatinya saat disekolah. Dengan earphones yang terpasang di sepasang telinganya Satria mulai membuka lembaran baru pada novel yang telah Satria baca beberapa kali. Setiap kali Satria merasa sendiri hanya novel inilah yang Satria jadikan sebagai teman curhat.
kuatkan Tekadmu agar aku yakin aku bisa berdiri di atasnya
sebuah kalimat dalam salah satu halaman yang Satria baru saja buka. kalimat itu seakan membangkitkan semua semangat Satria, meruntuhkan semua keraguan Satria.
sebuah minuman kemasan dengan tulisan Cristallin menghiasi pandangan Satria
"kali aja kamu haus" ungkap pemilik tangan yang baru saja menaruh sebotol air di samping Satria.
"tau aja lo" balas Satria tanpa memalingkan sedikit pun pandangannya dari novel yang ia baca
Hening terjadi beberapa saat, Satria enggan untuk memulai pembicaraan dan Aisyah hanya menikmati suasana kecanggungan yang sedang terjadi. Jemari satria perlahan mulai membuka lembaran baru menandakan rentang waktu satria bebicara tanpa suara. Aisyah yang dari tadi hanya memandangi mimik sarius satria juga enggan untuk membuyarkan konsentrasi Satria. ada beberapa kalimat yang seakan sangat ingin terlontar dari mulut Aisyah namun belum sempat sepasang bibir manis Aisyah terbuka kalimat itu seakan hilang entah kemana perginya, mungkin tertelan kembali atau mungkin juga kalimat itu malu untuk dibalas, entahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATRIANA
Teen Fictionseperti warna membentuk pelangi nada membentuk melodi pagi menyajikan mentari itulah rasa muncul dari hati merangkai cinta semuanya terasa saat disampingmu saat aksara tak mampu bicara jantung lebih kencang dari biasanya kini aku menyadari aku menc...