wahai semesta ajari aku! bertahan.....seperi karang pada ombak.
berjuang......seperti mentari pada senja
merelakan... seperti matahari pada rembulan
dan mencintai... seperti asin pada lautSebuah coretan yang Satria rangkai tidak indah apalagi istimewa tapi apakah lukisan abstrak itu indah?
Alam mewakili setiap perasaan yang dirasakan oleh setiap orang, permasalahan terletak pada seberapa berani orang tersebut untuk mengekspresikan perasaan. Imajinasi adalah aset paling besar yang manusia miliki, imajinasi murah tapi mewah. Dalam ruang imajinasi semua dan segala bisa kita raih tanpa terkecuali.
Satria tidak pernah menyangka rasa yang tumbuh dalam siang berganti malam akan menyisipkan perasaan kecewa.
Tanpa Satria sadari jarum jam di lengan kanannya Terus berputar dan sekarang hampir menunjuk angka 17:50. Alhamdulillah sebentar lagi senja pasti datang,Gumam Satria dalam benaknya. Sambil menunggu senja, Satria sesekali meneguk sebuah minuman dengan tulisan Golda coffee melekat pada botol tersebut.
••••
"Hai lagi ngapain disini? " tanya seorang wanita yang sepertinya Satria kenal
"Vina kan yang pacarnya oji" tanya Satria memastikan
"ia gue Vina" raut mukanya sedih
"kok sedih sih, oji dimana? "
"gue sedih habis berantem sama dia, dan dia ninggalin gue tadi makanya gue kesini" ucap Vina
"ohh"
"sudah lah gue lagi nggak mau bahas itu, btw hubungan lo sama Yana sekarang gimana? " Vina mulai tersenyum
"ya.... gue sih suka sama dia tapi sampai sekarang belum jadian hehehe" Satria malu2" tapi nggak usah bahas itu deh nggak mood gue"
"yaudah mendingan sekarang kita nikmati senja ya..., secara kan gue kesini emang tujuannya mau lihat senja, tapi lonya juga ada disini. Emang lo suka ya datang kesini?" Vina sekarang tambah ceria
"ia gue emang suka kesini buat ucapin selamat tinggal ke senja"
"ohhh senja memang indah ya... "
keheningan terjadi beberpa saat kemudian. Kedua pasang mata remaja ini sama2 menatap arah barat, menyaksikan pemandangan yang begitu menakjubkan hingga tak beribarat. Oranye perlahan memadati atmosfer, burung2 pun kembali ke kediamannya sesekali ada yang terbang tepat di hadapan mereka berdua, sebentar lagi gelap akan tiba dan senja akan pergi tapi inilah yang Istimewa dari senja tetap tersenyum lebar meski dihadapkan dengan gelap sekalipun. Tidak ada suara yang terdengar selain kicauan burung yang sedang memanggil temannya, ibunya, ayahnya atau mungkin pacarnya jika burung juga tau yang namanya pacaran. kini bola dengan Oranye yang khas dan nggak pernah membosankan untuk disaksikan setiap sorenya itupun perlahan mulai menyentuh garis cakrawala tapi inilah keindahan senja yang sesungguhnya
"terkadang gue benci deh sama senja" ucap Vina sambil terus menatap senja yang mulai menghilang kembali ke dekapan malam
"karana senja datang lalu pergi ya.. " Satria menebak
"ia senja itu jahat indah tapi hanya sesaat"
"senja itu sebenarnya baik kok buktinya senja selalu berjanji untuk kembali "
"kembali lalu pergi lagi?" Vina tak mau kalah
"senja bukan pergi, ia hanya meberikan kesempatan pada bintang untuk kau nikmati. Senja hanya tidak egois" kata Satria tanpa ia tau dari mana semua kosa katanya itu berasal
Tanpa mereka sadari tadi seseorang berada dibelakang mereka menyaksikan pacarnya berduan dengan sahabatnya sendiri. beragam bisikan setan pun perlahan menguasai jiwanya dan semua itu akan terurai jadi benci. Untuk yang kesekian kalinya setan mengalahkan manusia
"v..... Vina! " ucap Oji terbata2
"beb kok kamu bisa ada disini? " Vina jelas kaget,wajahnya memerah
"ohhh jadi ini penyebab lo marah-marah nggak jelas kayak tadi" Oji mulai emosi
Sebelum datang ketempat itu Vina memang sempat bertengkar dengan pasangannya itu namun bukan ini yang ada dibaliknya
"beb nggak seperti yang kamu kira! " Vina mengenggam tangan Oji
Sementara Satria tidak tau apa yang harus ia lakukan. Sebuah batang pohon besar yang cukup kokoh Satria jadikan sandaran menahan tubuhnya agar tidak tersungkur ke tanah, bagaiamana mungkin dia bisa berduaan dengan pacar sahabatnya sendiri, sulit untuk dicerna logika begitu rapinya rencana semesta untuk mengajarkan kepada Satria bahwa tidak semuanya bisa kendalikan oleh manusia.
Senja mulai perlahan pamit katanya dia akan minta kepada purnama dan bintang untuk menghibur manusia, berharap gemerlap bintang bisa menghilangkan sejenak beban hidup manusia meskipun terkadang bintang tidak hadir tapi setidaknya mentari pasti datang. Inilah bagian semesta yang mestinya patut manusia syukuri bukan malah menghujat dengan kata2 yang tak pantas di katakan
"sorry ya gue nggak ta..... " kalimat Satria terpotong
"ternyata benar, lo nggak sebaik yang sudah2" Oji tanpa kontrol
Oji menarik paksa tangan Vina memaksanya untuk naik kemotor N-Max birunya, lampu sorot yang Oji gunakan di motornya itu jelas sangat mudah untuk membelah jalanan yang belum terlalu gelap, masih menyisakan sisa-sisa senja yang terbuang di ujung cakrawala
Ajakan untuk meraih kemenangan terdengar di seluruh pilar-pilar negeri memaksa Satria untuk pulang dan segera melaksanakan kewajibannya. Tampak di kejauhan gemerlap kota mulai terlihat, lampu disemua tempat telah menyala menandakan manusia butuh penerangan, sungguh sebuah pemandangan yang menakjubkan sayangnya tidak dibarengi perasaan Satria yang gundah. Pikiran tentang Yana perlahan menguasai kepala Satria
•••••
Sementara susana di rumah sakit sudah mulai membaik. Keadaan Yana perlahan menuju kata sembuh dan entah kenapa perasaannya kepada Satria juga perlahan makin tumbuh.
"Yana... gue pulang duluan ya takut bunda nyariin." Nurfa pamit pulang
"ya... terus gue siapa yang nemanin?" rengek Yana
Keluarga Yana memang belum kembali semuanya masih sibuk dengan dunianya masing-masing. Endarwati ibunya masih belum pulang dari kantor, Yunus bapaknya harus keluar negri untuk mengurus beberpa perusahaannya sementara Agam sibuk dengan kuliahnya.
"tapi kan bunda udah telpon barusan" raut muka sedih
"lo pulang aja biar gue yang nemanin Yana" ucap seorang lelaki di ambang pintu
pandangan Yana dan Nurfa sontak tertuju pada lelaki itu
"Satria" keduanya berbarengan
"ia lo pulang aja nanti gue yang nemanin, lagian bunda lo udah nelpon kan" bujuk Satria
"ya udah deh yan... gue duluan ya.. dan lo jaga Yana baik-baik ya awas kalau dia kenapa-kenapa"
"ia tenang aja gue jagain kok"
perasaan orang sakit kan emang knapa2 na lo kok minta gue jaga dia biar nggak knapa napa gumam Satria.
setelah Nurfa pulang terjadi kecanggungan antara keduanya. sesekali Satria atau pun Yana akan memulai pembicaraan tapi kata-kata mereka seakan terhenti di leher.
"Gue minta maaf ya, soal tadi siang itu cuman salah paham doang" Satria memberanikan diri
"iya gue maafin kok tapi ada syaratnya"
"sebutin aja "
"gue lapar tolong belikan makanan dong?" wajar dari tadi siang Yana memang belum makan
"siap princess " Satria bergegas keluar cari makanan.
••••
ceritaku denganmu berawal dari ketidaksengajaan, ku abadikan dalam ejaan agar tidak hilang ditelan zaman
KAMU SEDANG MEMBACA
SATRIANA
Teen Fictionseperti warna membentuk pelangi nada membentuk melodi pagi menyajikan mentari itulah rasa muncul dari hati merangkai cinta semuanya terasa saat disampingmu saat aksara tak mampu bicara jantung lebih kencang dari biasanya kini aku menyadari aku menc...